Scorpion

49 11 6
                                    

Di jacuzzi, Lisa merasakan tubuhnya perlahan mulai terasa rileks. Walau air hangat terasa menyengat luka-lukanya.

"Lisa kau hebat dalam mempelajari tembak dan tinju ya"
puji wanita, yang bisa di panggil Nessie.

Di sana ada Nessie, Julia, Nisa, Maria, Venny, dan tentu saja Lisa.

"Terima kasih"
senyuman kecil terpancar.

"Senyum lah yang lebar, dari kemarin aku tidak pernah melihat senyuman mu"
kata Maria mendekatkan posisi duduknya.

"Ah... aku tidak suka tersenyum lebar"
geleng Lisa, karena sedari kecil senyum lebarnya itu hanya di khususkan untuk ibunya saja.

"Tapi aku tau siapa yang akan membuatmu selalu tersenyum lebar,"
timpal Julia, tersenyum lembut.

"Hah?"
alis Lisa mengernyit.

Mereka berlima saling tatap, seolah memikirkan hal yang sama. Sedangkan Lisa mulai kalut dengan rasa kebingungan.

"Kau akan merasakannya sendiri, baru setelah itu kau akan menemukan jawaban siapa orang yang dapat membuatmu tersenyum lebar".
Maria menepuk bahu Lisa.

Lisa diam saja, perkataan itu membuatnya tidak merasa nyaman.

"Oh ya Lisa... apa kau akan benar-benar mengikuti pertandingan tinju?"
tanya Nessie seolah tau ketidak nyamanan Lisa.

"Ya"
angguk Lisa.

"Apa kau tidak takut? kau akan melawan pria-pria berbadan kekar"
skeptis Nisa.

"Itu jalan satu-satunya... agar Aland tidak membebaskan teman-temanku"
Lisa sedikit menundukkan matanya, jika temannya dalam kondisi aman dia pasti tidak akan ikut dalam pertandingan tinju.

"Apa kau berniat ingin kembali bertemu dengan mereka?"
tanya Julia.

"Ya"
sekali lagi Lisa menjawabnya dengan begitu singkat.

Seketika mereka berlima saling bertatapan, Lisa yang merasa suasana hatinya sudah mulai tidak nyaman memutuskan untuk menyudahi acara berendam itu.

"Aku pamit dulu".
Pamit Lisa, pergi ke ruang ganti.

"Ya".
Jawab mereka kompak.

🍀***🍀

Lisa berjalan masuk kedalam ruangan tembak, di sana masih ada beberapa orang pria yang tengah latihan juga.

Lisa mengambil pistol, tidak memperdulikan para pria yang mulai menatapnya.

"Huh..."
helaan napas lelah terdengar.
"kali ini kenapa aku bisa se pasrah ini, harusnya aku tetap kuat,"
Lisa meremas erat pistolnya, dengan tatapan tertuju pada pistol.

"setidaknya dengan seperti ini... kalian akan baik-baik saja".
Lisa mendongakkan kepalanya, mencoba tetap tegar.

Dia melangkah ke lapangan, menodongkan pistolnya dan mulai berlatih serius

🍀
.
.
.
🍀

"Kau katakan saja pada Aland bahwa kita kekurangan 2 box narkoba"
perintah Dean pada temannya.

"Baiklah".
Temannya berlalu pergi.

Dor!

Dor!

Dean yang mendengar tembakan, menoleh. Matanya seketika tertuju pada Lisa yang masih fokus menembak.

Dean menyudutkan bibirnya, dengan lengan yang menyilang.

"Di lihat-lihat, kau cantik juga Lisa..."
senyum Dean terpancar begitu saja tanpa ia sadari.

Dia memutuskan untuk melihat Lisa lebih dekat.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang