Bab 6 | Ketika Saatnya Tiba

3 1 0
                                    

☘~HAPPY READING~☘
( ˘ ³˘)♥


Point of view Isani :

Diriku ini. Kadang, aku merasa menjadi orang paling beruntung, tapi aku juga merasa menjadi orang paling sial di dunia. Banyak hal yang telah terjadi beberapa waktu ini. Ah, aku merindukan masa kecil. Masa dimana tidak ada beban yang harus aku pikirkan, tidak ada realita yang menjadi dinding besar di depanku. Semua orang telihat bahagia, termasuk aku. Namun, sekarang, mengapa semua yang aku lihat terasa seperti panggung sandiwara. Aku bahkan didesak untuk memainkan peran yang bukan bagianku. Semua orang punya 'topeng'. Skrip drama ini tak henti-hentinya mengaduk fisik dan psikis yang perlahan melemah. Tidak ada waktu untuk rehat dan menghentikan sejenak pertunjukkan yang dipertontonkan. Ada kalanya aku melihat orang-orang akan jatuh dan terpeleset--dengan sengaja, dia tidak bermain drama lagi. Selesai. Rasanya aku ingin meniru yang mereka lakukan. Tapi TIDAK, aku tidak lemah. Sulit. Pak Sutradara sudah menyiapkan naskahnya, jika aku menolaknya sekalipun artinya aku tidak profesional. Banyak penonton dengan ekspetasi besar menunggu panggung sandiwara kami. Mereka bergelora saat pertunjukan itu berjalan dengan baik. Namun, mereka mencaci bila penampilan itu berjalan dengan buruk. Tidak-tidak, tidak semua akan mencemooh, ada beberapa yang akan terus mendukung dan memberikan komentar yang positif.

Ah, aku mengingat salah satu puisi yang pernah aku baca. Salah satu karya dari Chairil Anwar berjudul 'Panggung Sandiwara'. Kadang aku berangan-angan, apakah aku bisa mendapatkan agensi yang lebih besar. Aku ingin mendapatkan panggung yang lebih meriah dan megah. Kapanlah hal itu terwujud?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE FLORIST [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang