20🦋~Butterfly~

125 81 18
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.

.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️


Di sinilah Senna dan Alvaro tengah berdiri di antara ratusan orang yang hadir dalam pesta pernikahan Syahrul dan Karina. Pesta yang sangat megah dan juga meriah yang di gelar di hotel. Senna diam memperhatikan para sahabatnya yang sedang asik berjoget mengikuti alunan musik dangdut. Karena Syahrul pencinta musik dangdut Indonesia.

"WOY AYl SINI!" Panggil Rian di atas panggung.

Senna menggelengkan kepala kemudian Alvaro melirik dan menggenggam tangan gadis itu. Senna mencoba melepaskannya namun nihil genggaman tangan Alvaro begitu kuat.

"Senna ini siapa?" Tanya Karina. Yang baru saja datang.

"Saya pacarnya," ucap Alvaro dengan tatapan datar.

Karina mengerutkan dahinya kemudian menarik lengan Senna. Alvaro melepaskan genggamannya membiarkan Senna pergi bersama Karina.

"Lo gila?" Ucap Karina.

"Gue udah terlanjur gila Rin," ucap Senna dengan tatapan sedih.

"Enggak, apa si Sen, Marven nanti sedih," Karina menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Gue capek hidup seperti ini," ucap Senna dengan suara gemetar.

"Coba cerita? Siapa tau gue punya solusi," ucap Karina mengusap lembut pundak Senna.

Jika di ceritakan mungkin terlalu rumit apalagi ini masalah pribadi. Senna bingung dan tak percaya akan menjalani kehidupan seperti ini. Ia takut jika kedua orang tuanya tahu tentang dirinya yang sudah di sentuh oleh Alvaro. Ia pikir apa mungkin Alvaro membawa pengaruh baik untuknya atau sebaliknya.

"Senna ih malah ngelamun," sebal Karina.

Senna membuyarkan lamunannya lalu tersenyum. "Gue enggak apa-apa Rin."

"Tapi dia baik kan?" Tanya Karina.

Senna membeku ia bingung karena hubungannya belum terlalu jelas. Namun jika di pikir lagi Alvaro memang baik meskipun Senna bersikap acuh tak acuh. Bahkan Alvaro pernah memberikan boneka berukuran besar membelikan coklat, dan hadiah-hadiah lainnya. Bahkan sejauh ini Alvaro sudah banyak mengetahui tentang Senna. Gadis itu pikir apa mungkin ia juga menyukai laki-laki itu karena dengan suara lembutnya. Dalam arti Alvaro tidak pernah meninggikan suaranya, setahu Senna selama ini.

"Baik, kalau enggak baik ngapain gue mau sama dia," ucap Senna. "Yang enggak baiknya Alvaro sering kokop bibir gue," Batin Senna.

"Lo udah pernah cipokan?" Tanya Karina.

Senna langsung menggelengkan kepala. "Lo coba deh sesekali cipokan, rasanya tuh enak banget gue aja sama si Syahrul sampe ketagihan eh malah bablas dan membuahkan hasil," ucap Karina sambil mengelus perut buncitnya.

"Lo berdua terlalu menghayati," timpal Senna. Karina cengengesan.

"Iya Sen, gue ada nyesel nya juga, gue belum siap jadi Mamah muda," keluh Karina.

"Jalani aja Rin, lagian kalian harus tanggung jawab besarin si jabang bayi," ujur Senna.

"Hm."

Senna dan Karina menoleh ke arah suara itu. Alvaro tengah berdiri dan tersenyum pada Senna. Syahrul yang sedang berjoget melihat mereka langsung berlari menghampirinya.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang