Survive the Virus

40 10 4
                                    

Ruangan yang hampir berisi tiga puluh murid itu terlihat sepi. Semua kepala menunduk, fokus menatap kertas yang ada diatas meja. Suara kertas dan pulpen sesekali terdengar disertai dengan helaan napas panjang.

BRAK!

Semua orang disana sontak menatap ke arah pintu yang baru saja didobrak. Sosok gadis dengan penampilan berantakan terlihat berdiri disana. Beberapa bercak darah mengotori seragamnya.

Sang guru yang tadinya sempat diam beberapa detik langsung mendekat dengan wajah panik.

"Ada apa? Kenapa kau bisa terluka seperti ini?"

Sepasang manik kelam menatap lekat pada gadis yang terlihat tidak baik-baik saja itu. Alis tebalnya mengernyit. Ada yang aneh. Gadis itu terlihat kesakitan, tatapannya tidak fokus, napasnya terengah-engah.

"TOLONGGG!!!"

Bersamaan dengan teriakan itu, alarm darurat sekolah berbunyi nyaring dan aliran listrik terputus.

Langkah kaki terburu-buru terdengar dari luar. Banyak siswa lari berbondong-bondong melewati koridor dengan wajah panik, bahkan ada yang menangis.

Suara geraman terdengar dari gadis yang tadi sempat mengambil alih fokus semua orang dikelas itu.

Belum sempat berkedip, gadis itu tiba-tiba menyerang guru yang ada disampingnya. Semua orang dikelas itu langsung berteriak.

"Sial, apa ini sedang syuting drama?" Pemuda dengan alis tebal itu berdiri.

Banyak gadis yang berlari ke belakang kelas, bergerombol dengan wajah ketakutan.

Kacau.

Sang pemilik nametag Yoo Joonghyuk itu berdecih, tatapannya menajam dengan otak yang mulai memahami situasi.

Ia tidak boleh tinggal diam saja.

Joonghyuk menoleh, matanya mencari benda yang bisa ia gunakan. Tatapannya tak sengaja melihat besi penyangga gorden jendela, dengan cepat ia meraih besi itu lalu memukulkannya dengan kuat ke dinding sehingga terbelah menjadi dua. Ia memegang kedua besi itu ditangan kanan dan kirinya.

Semua orang disana menatap Joonghyuk.

"Jika kalian tidak ingin mati, cari senjata untuk melindungi diri kalian sendiri." Joonghyuk berujar tanpa intonasi. Manik kelamnya menatap awas pada pemandangan didepan sana.

Gadis itu.. tengah memakan leher guru mereka.

Bau amis darah memenuhi ruangan. Joonghyuk dapat mendengar suara isak tangis yang didominasi oleh para gadis.

Perlahan, Joonghyuk mulai mendekat. Saat gadis dengan penampilan mengerikan itu menoleh, Joonghyuk langsung memukul lehernya kuat hingga terlempar ke arah dinding. Joonghyuk bergerak cepat, ia mendekat dan langsung menusuk leher gadis itu hingga tembus ke tengkuk.

Darah terciprat mengenai seragamnya.

Teriakan ngeri dan takut terdengar. Joonghyuk berdecak. Dikelas ini, tidak ada yang bisa ia ajak kerja sama. Joonghyuk menarik kembali besinya, lalu menoleh pada teman-teman sekelasnya. Pandangannya mendingin.

Tanpa mengucap apapun, Joonghyuk melangkah keluar dari kelas itu. Suara teriakan menggema disetiap sudut sekolah. Beberapa murid yang berlarian tak sengaja menabrak tubuhnya, namun Joonghyuk tak oleng sedikitpun.

Otaknya masih berusaha menerima fakta bahwa kejadian di film-film yang pernah ia tonton, atau di game yang pernah ia mainkan kini menjadi kenyataan.

Joonghyuk menarik napas pelan, berusaha menenangkan diri. Mau tidak mau, ia harus menyesuaikan dirinya dengan keadaan saat ini. Salah sedikit saja, ia bisa mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang