16 : Birthday Party

775 203 35
                                    

Satu minggu berlalu setelah kejadian Donghyuck yang mendatangi Renjun di kamar si pemuda Huang. Kini Renjun tengah menatap pintu mansion di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Pagi tadi Lucas tiba-tiba memberitaunya bahwa Nyonya Lee ingin menemuinya setelah makan siang.

"Perasaanku aku tidak melakukan kesalahan apapun? Oh...jangan-jangan soal klinik kecantikan waktu itu?" Monolog Renjun yang kemudian menghela nafasnya.

Dengan langkah pelannya, ia mulai beranjak dari tempatnya dan membuka pintu mansion di depannya. Keadaan di mansion keluarga Lee siang hari ini terlihat cukup sepi, mungkin karena jam makan siang yang sudah berlalu sehingga para pelayan melakukan tugas mereka yang lain.

"Oh! Renjunie! Kemari!" Tiffany yang semula tengah duduk di sofa ruang tengah pun seketika membulatkan kedua matanya senang saat mendapati sosok yang ia panggil pagi tadi kini sudah berada di hadapannya.

Renjun yang mendengar panggilan ibu dari Donhyuck itu pun membungkukkan tubuhnya sopan sebelum beranjak menghampiri Nyonya Lee tersebut. Tiffany yang melihat Renjun sudah berdiri di depannya pun mengulas senyum lebarnya.

"Duduk disini ayo." Perintah Tiffany sembari menepuk sofa kosong di sampingnya, membuat Renjun yang mendengarnya mengedipkan matanya lucu.

"Y-ya? Tapi Nyonya be-..."

"Tidak apa ayo sini." Tiffany sudah lebih dulu memotong ucapan Renjun sembari menarik pelan tangan si pemuda Huang, membuat Renjun kini duduk tepat di samping Tiffany.

"Aigoo, kau benar-benar sangat menggemaskan dan mungil. Aku masih tidak menyangka kalau kau adalah pengawal putraku." Ujar Tiffany yang entah pujian atau sebaliknya, Renjun tidak bisa mengartikannya.

"Bagaimana lukamu hm? Sudah baikan? Sudah kontrol ke dokter?" Tanya Tiffany beruntun yang mengundang senyum kaku milik Renjun.

"Luka saya sudah baikan nyonya besar, terimakasih untuk perhatiannya." Sopan Renjun yang mengundang kekehan milik Tiffany.

"Panggil imo saja, dan tidak perlu sekaku itu. Anggap saja aku benar-benar imomu untuk sekarang." Ujar Tiffany dengan senyum cantiknya yang mengundang tanda tanya di kepala Renjun.

"Untuk...sekarang?" Bingung si pemuda Huang yang diangguki oleh Tiffany.

"Untuk sekarang, tidak tau nanti kan? Siapa tau berubah lagi." Sahut Tiffany yang membuat Renjun semakin bingung saat ini.

"Oh ya...aku memanggilmu kemari karena mau mengucapkan terimakasih. Di rumah sakit waktu itu aku belum sempat mengucapkan terimakasih bukan?" Tiffany kembali membuka suaranya.

"Terimakasih untuk apa nyo-...imo maksudku." Renjun mengoreksi panggilannya yang mengundang kekehan gemas milik Tiffany.

"Terimakasih karena sudah menjaga Donghyuck bahkan sampai mengorbankan dirimu sendiri. Aku tau memang sudah menjadi tugas seorang pengawal untuk melindungi tuannya apapun caranya. Tapi tetap saja, terimakasih ya...apalagi cuman kau yang bisa bertahan dengan anak nakal seperti Donghyuck. Aigoo...pengawal-pengawal sebelumnya selalu resign atau dipindah tugaskan setelah beberapa hari menjadi pengawal Donghyuck." Tiffany berujar cukup panjang, sedangkan Renjun hanya menyimak dan meringis pelan. Ia bisa memahami alasan pengawal sebelumnya yang meminta resign atau pindah tugas.

"Oh omong-omong, bagaimana kata dokter? Kapan lukamu akan benar-benar pulih? Supaya kita bisa ke klinik kecantikan, imo sudah mencari banyak klinik kecantikan terbaik di korea loh." Tiffany membawa topik lain, membuat Renjun sedikit salut akan sosok cantik di depannya yang memiliki banyak topik pembicaraan.

"Eum...beberapa hari yang lalu dokter bilang mungkin sekitar dua minggu kurang asal aku tidak melakukan pekerjaan berat lebih dulu. Tapi imo...sepertinya untuk klinik kecantikannya tidak perlu...eum...aku ingin menyimpan bekas lukanya sebagai penghargaan untuk diriku sendiri." Jawab Renjun sopan dengan wajah tidak enaknya yang mengundang tawa milik Tiffany.

Your ColourDonde viven las historias. Descúbrelo ahora