Chapter 5

4.9K 498 14
                                    

Maddy terkekeh lagi, apa seorang Harry styles baru saja menembaknya atau memang pendengarannya yang sedang bermasalah? Harry menembakku? Pikir gadis itu. Tidak, tidak mungkin.. Ia pasti sedang bercanda.

"Maksudku, pacar palsu. Tapi tenang saja, sesuai janji, aku akan membayarmu. Setuju?"

Oh,

Maddy hanya diam, kenapa Harry tidak menjadikanku pacar sungguhan saja? Pikirnya. Itu akan lebih baik ketimbang harus bersandiwara didepan ibunya kan? Maddy berpikir kira2 resiko apa yang akan ia terima. Ia lalu menatap Harry tak yakin. Harry membalas dengan tatapan memohon,

"Apa alasanmu memilihku?"

"Karena kau wanita."

"Bukan itu jawaban yang kuinginkan"

"Sekarang jawab saja ya atau tidak. Kalau kau tidak mau, aku bisa memilih teman wanitaku yang lain."

Dan dapat dirasakan, hati Maddy mencelos kembali. Ia tertegun mendengar kalimat 'teman wanitaku' seolah2 ia hanyalah satu diantara teman2 wanitanya. Ya tapi memang kenyataannya begitu, Mad. Memang apa yang kau harapkan dari seorang Harry Styles? Cela batinnya.

Maddy mengangguk setelah terlihat lama berpikir, "Ya, aku mau"

"2 hari lagi kau akan memulai penyamarannya. Dan tenang saja, kau hanya perlu beraksi didepan ibuku"

Maddy mengangguk lagi, ini bukanlah hal yang sulit untuknya.

"Kau sudah terikat kontrak denganku, okay? So, kau tidak boleh lari dariku selama seminggu ini, karena mungkin aku akan sering mengunjungi Helena. Dan jika aku menelponmu, kau harus selalu ada untukku."

"Terikat kontrak? Hell yeah, bahkan aku saja belum menandatangani apapun. Dengar ya, Harry, aku ini bukan assistant mu. Kau bilang tadi aku hanya menjadi Pacar palsumu saja, tapi kau seenaknya meminta aku harus selalu ada saat kau membutuhkanku."

Rahang pria itu mengeras. Harry menatap Maddy dingin. Membuat Maddy ingin menjerit karena sorot matanya yang tajam dan seolah memberi peringatan jangan macam2 dengan pria itu. Setelah puas menatap Maddy hingga gadis itu geram. Harry bangkit berdiri dari duduknya lalu pergi tanpa berkata sedikitpun.

"Kau mau kemana?" Sergah Maddy. Ia membuang pandangan dari wajah Harry karena sialnya tatapan dingin mata hijau pria itu masih tidak bisa lepas dari wajah Maddy. "terima kasih telah menraktirku." Lanjutnya. Berusaha mengukir senyuman di wajahnya.

Harry hanya melirik Maddy sekilas lalu segera berlalu. Ia lalu menaiki motornya dan hilang begitu saja ditelan kabut malam yang muncul secara tiba2. Aneh, mengapa Harry menjadi dingin lagi?

Maddy mengecek jam di tangannya dan oh, astaga ini sudah pukul 9 malam dan cafe akan segera tutup. Ia lalu berjalan menuju apartemennya dan membenamkan dirinya dalam bantal. Ia tertidur dengan lelap.

*******
Maddy POV

Hari ini untungnya aku tidak sekelas dengan pria itu lagi. Aku sangat beruntung karena Ms. Jeanette-dosen yang mengajar saat itu, masih memberi ampunan kepadaku karena aku telat bangun. Ya, meskipun aku sudah telat dua kali. tapi ini bukanlah aku yang sebenarnya. Aku tidak pernah telat sebelumnya. Bahkan aku dicap sebagai gadis yang disiplin. Karena itulah aku mendapat beasiswa.

Uh, seharusnya semalam aku tidak tidur terlalu larut. Dan ini gara2 Harry. Tiba2 terlintas di pikiranku, apakah aku satu2nya orang yang ia ceritakan tentang kisah hidupnya? Bahkan, ia berbicara secara rinci dan detail. Sampai ia bercerita bahwa ia membenci ibunya. Wow. Aku benar2 beruntung bisa mendengar cerita itu langsung darinya. Biasanya ia selalu tertutup, tapi sekiranya, sekarang ia sudah bisa mempercayaiku.
"Hey kau mau ke kantin?"

Emergency Couple // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang