Chapter 28

1.5K 155 20
                                    

"Okay. Jadi, ini rencanaku.."

Niall mencondongkan tubuhnya dan merangkul bahu Harry dan Louis yang berdiri melingkar disampingnya. Mereka berempat membentuk sebuah lingkaran sambil mencondongkan kepala dan menatap satu sama lain dengan tatapan serius, seolah sedang berunding hal yang penting.

"Aku dan Harry menunggu di depan markas penjagaan, menarik perhatian pria besar itu agar kalian bisa masuk." Tatapan Niall kini beralih pada Louis dan Elle, "Kalian ambil alih para penjaga di lantai 2. Yeah, you know.. kukira ini adalah sebuah gubuk biasa. Ternyata gubuk ini memiliki dua lantai, benar-benar gila."

Niall melemparkan pandangannya kearah 'tempat kejadian' tersebut. Saat ini mereka sedang bersembunyi dibelakang semak belukar yang terhubung langsung kedalam hutan.

"Elle, aku bisa mempercayaimu. Dan kau Louis, kau harus bisa menjaga kekasihmu." Kata Niall kepada sepasang kekasih itu. Elle tersenyum dan Louis mengacungkan jempolnya. Pandangan Niall kini beralih pada Maddy, "Dan kau, Maddy, kau bertugas mencari Alexa. Kau harus mencari secepat mungkin saat Louis dan Elle menyerang para bodyguard di lantai 2." Gumam Niall kemudian, sorot matanya yang penuh harapan mengarah kearah Maddy. Maddy memberikan sebuah hormat dengan tangannya lalu mengatakan 'siap'.

"Well, guys. Kuharap misi ini dapat berjalan dengan sukses."

Seiring dengan perkataan Niall itu mereka ber-lima langsung menepuk bahu satu sama lain, menyemangati, seraya bertepuk tangan. Jika dilihat, mereka sudah terlihat seperti sebuah team mata-mata yang akan melakukan misi rahasia. Dan itu membuat Niall tersenyum bangga akan solidaritas sahabat-sahabatnya itu. Niall tidak pernah menyesal memiliki teman seperti mereka.

Sementara mereka semua berpencar, Niall bersama Harry, dan Maddy bersama Elle dan Louis yang sudah siap dengan senjata di tangannya. Tentu saja mereka sudah memiliki antipasi yaitu dengan menyiapkan senjata yang dapat dilipat, model terbaru keluaran yang merupakan ide cemerlang dari seorang Elle.

"Good luck!" Niall bersorak menyemangati

***********

"Cuacanya nampak sedikit mendung, ya."

Gumam Harry dengan tangan dilipat didepan dada. Perlahan ia mundur hingga posisinya sejajar dengan seorang laki-laki berbedan besar yang kini menatapnya was-was. Mata laki-laki itu melemparkan sorot kejam dan keji, sementara Harry tertawa sambil menepuk punggungnya sok akrab.

Harry menyodorkan tangannya, meski laki-laki itu tetap membisu, "Namaku Harold, kau?"

"Oh oh, astaga! Sakit!"

Mendengar suara itu, Harry dan si lelaki berbadan besar yang tidak diketahui namanya itu menoleh ke sumber suara. Seorang pria menjatuhkan dirinya keatas rumput, sambil menjerit kesakitan memegangi dadanya. Niall.

"Lihatlah. Dia baru saja tertembak! Kita harus membantunya." Teriak Harry seraya mencoba menarik lengan lelaki itu.

Tapi lelaki itu masih tidak beranjak.

"Ayolah.. orang itu bisa saja mati!" kata Harry geram. Tanpa menunggu lama, akhirnya Harry berjalan terlebih dahulu menghampiri Niall. Berharap lelaki itu juga akan menyusulnya. "Hey.. kau tidak apa-apa?" Tanya Harry sambil menangkup wajah Niall. Ia sempat melirik Niall sambil menahan tawanya tapi kemudian mencoba untuk menjadi profesional. Okay, okay you can do it, Haz. Harry kembali memasang tampang serius ketika Niall pingsan. Ralat, berpura-pura pingsan.

"Heii! Ia pingsan," Harry melambaikan tangannya pada si penjaga berbadan besar tadi. Lalu ketika penjaga itu mulai beranjak dari tempatnya dan menghampiri Niall yang tergeletak didekat hutan, Harry memberi aba-aba pada Elle, Louis dan Maddy yang sedang bersembunyi dibalik semak, saat itu juga mereka langsung mengendap-endap masuk kedalam gubuk.

Emergency Couple // h.sOnde histórias criam vida. Descubra agora