11. Kebetulan?🔮

13 2 0
                                    

Di lapangan olahraga ara gedung B, terlihat Adara dan Romi yang asik bermain basket berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di lapangan olahraga ara gedung B, terlihat Adara dan Romi yang asik bermain basket berdua. Perlu di ingat jika keduanya adalah kapten basket dan kapten voli di SMA Joko Wijaya, sehingga kerap bareng.

Beberapa murid yang melewati lapangan sampai memutuskan untuk berhenti, melihat keduanya yang pagi ini tumben sekali akur.

"Ayo dong Dar, masa dari tadi nggak bisa rebut bolanya?" Seru Romi yang berlari sambil men-𝘥𝘳𝘪𝘣𝘣𝘭𝘦 bola.

"Capek banget gue," keluh adara dan tetap berlari ingin merebutnya.

"𝘌𝘪𝘵𝘵𝘵, nggak bisa..." Romi segera menjauhkan bolanya.

"Elo dari tadi pegang bola terus, gue nggak pernah dapet. Curang ah males," protesnya ingin beranjak, tapi dengan tenang. Romi menahan seragam belakangnya membuat gadis itu melotot.

"Seragam gue entar melar tai," seru Adara menabok tangannya.

Romi tertawa. "Lempar ke ring nih! Kalau masuk dapet poin."

"Oke, siapa takut?" Adara mengangkat dagu sombong.

Romi mencibir pelan. "Dah, nggak usah banyak omong lo! Masukin, masukin!"

Adara memantulkan bola di tangannya sesaat, lalu berdiri di depan ring dan berancang-ancang ingin menembak bola.

Pergelangan tangan Adara menekuk sedikit, lalu detik selanjutnya gadis itu benar-benar melemparkan bola.

Brakkk!!!!

"Yah, gagal." Ejek Romi. "Elo kapten voli gadungan ya? Masa nembak bola doang nggak bisa?"

"Diem lo, bacot!" Ketuanya melotot, membuat Romi terkekeh. "Lagian aneh banget pertanyaan lo. Gue ini anak voli, tapi lo ajakin basket."

"sini-sini, naik!" Suruhnya sambil berjongkok membuat Adara kaget.

"Apaan?"

"Naik bego! Habis itu lempar bolanya! Biar poinnya sama."

"Lah, nggak usah. Gue pakai rok," jawab Adara.

"Nggak papa, cepetan!" Romi meraih tangan adara menyuruhnya untuk naik.

Gadis itu pada akhirnya menurut dan naik ke atas pundak Romi.

Semua orang yang menonton jadi membulatkan matanya secara kompak, Riska menyangka melihat pemandangan seperti ini.

"Jangan lama-lama, ya! Bisa rontok tulang gue karena angkat badan Lo," katanya sambil berdiri.

"Bawel." Cibir Adara sambil meraih bola dari tangan Romi. "Ring-nya pindah keatas, kah? Kok di perhatiin malah tinggi aja?"

"Nggak ada tinggi-tinggi. Dasarnya aja elo yang pendek."

"Gue tingginya 165 anjir. Enak bener bilang gue pendek," ketus Adara.

"Masukin cepetan!" Romi melirik ke atas sebentar.

hello My AdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang