PROLOG

79 13 7
                                    

Tidak ada yang istimewa, aku adalah murid beasiswa dari jalur non-akademik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang istimewa, aku adalah murid beasiswa dari jalur non-akademik. Hari-hari yang kujalani pun sudah dapat kalian tebak sendiri. Anak beasiswa di sekolahan bergengsi, sudah pasti aku menjadi bulan-bulanan murid lainnya. Namun itu tidak akan menggetarkan semangatku dalam menjalani hari.

Hingga aku terpilih menjadi anggota tim A. Tim paling awal dari pembentukan beberapa tim yang ada di SMA Ayodhya. Tim ini merupakan kegiatan tradisi Ayodhya. Bersama dengan dua rekanku, Ketua Osis dan Preman Sekolah.

Tidak ada yang spesial kecuali fakta bahwa teman se-timku adalah murid beasiswa akademik. Ya, jika itu siswa ambis yang rajin belajar atau pemegang peringkat satu, itu tidak akan menjadi hal yang luar biasa. Masalahnya penerima beasiswa jalur akademik itu adalah preman, brandalan, tukang bolos. Bagaimana mungkin anak beasiswa bisa bertindak seenak hati.

Kami bertiga mengikuti kompetisi yang sudah menjadi tradisi di SMA Ayodhya. Tiga hari kami menjalani petualangan bertahan hidup di hutan. Semuanya berjalan dengan lancar sebelum salah satu Tim memburu kami dengan membawa parang. Kenapa?

Kenapa pula para petinggi SMA Ayodhya melaksanakan kegiatan se ekstrem ini?

Lebih aneh lagi saat kami berguling-guling, jatuh ke dalam jurang. Aku merasakan dengan jelas betapa sakitnya badanku saat jatuh di dasar jurang, anehnya saat terbangun dari pingsan, tubuhku sehat, tanpa luka apapun. Bagaimana bisa?

Tapi meskipun itu tidak masuk akal, aku tetap tidak bisa mengebutnya mustahil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi meskipun itu tidak masuk akal, aku tetap tidak bisa mengebutnya mustahil. Sama seperti rahasiaku, pasti ada rahasia lain yang tersembunyi.

Karena aku Aira, si anak beasiswa.

Aku Aira, anggota Tim A.

Aku Aira, anak yang selalu diremehkan mereka.

Aku Aira, ketajaman mataku menembus pandang 2 km, bahkan jika itu dalam keadaan gelap atau terhalang benda padat.

Aku bercanda. Aku bukan anak lemah. Aku yang akan menikam mereka. Karena aku Aira, si pengintai dari tim A.

Team A: Survival CompetitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang