Chapter 3

243 24 2
                                    

Wang Yibo terbangun dari tidurnya saat sang mentari mulai menampakan sinarnya yang masuk lewat celah jendela kamar apartemennya. Dalam dekapannya masih ada foto sang kekasih. Kilasan kecelakaan yang merenggut nyawa orang terkasihnya itu, membuat Wang Yibo semakin menyalahkan Xiao Zhan.

Andai saja mobil yang dikendarai Xiao Zhan tidak ada di hadapannya, kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi dan dia kini masih bersama Zhou Ye.

Hanya karena alasan itu, dia membenci Xiao Zhan? Wang Yibo benar-benar pria bodoh yang otaknya mungkin sudah dia taruh di lutut.

Dia tak tahu kalau mereka sama-sama kehilangan orang terkasih dalam hidup mereka. Sampai kapan kesalahpahaman ini akan berakhir?

Apalagi ditambah dengan paksaan dari orang tuanya yang memintanya untuk menikahi Xiao Zhan, membuat pria itu semakin membencinya meskipun kini sudah berstatus sebagai pasangan sahnya selama enam bulan.

Setengah tahun, waktu yang tak bisa dibilang singkat, akan tetapi masih belum mampu meluluhkan dinginnya hati Wang Yibo pada pasangannya yang dirinya anggap sebagai penghancur kisah cintanya.

“A Ye, aku pasti akan membalaskan dendammu. Aku tak akan membiarkan pria itu hidup dengan nyaman, sekalipun sudah berhasil menikah denganku. Akan aku buat hidupnya seperti di neraka,” monolog Yibo.

Dia kemudian meletakkan kembali foto mendiang pacarnya ke atas nakas lalu beranjak. Hari ini Wang Yibo akan kembali menyibukan diri di perusahaan, mungkin minggu depan baru dia akan pulang setelah menyusun rencana apa yang akan dia lakukan pada pasangannya itu.

Sementara itu di rumah, Xiao Zhan sedang mencoba fokus membuat desain perhiasan saat tiba-tiba tetesan darah dari hidungnya jatuh tepat di atas ipad-nya.

Padahal pagi tadi saat bangun tidur dia sudah merasa baik dan berniat ke butik Xuan Lu untuk memberikan beberapa rekomendasi desain yang sudah dia buat, tapi kenapa tiba-tiba malah mimisan?

Tak mau berpikir terlalu jauh, Xiao Zhan hanya membersihkannya dengan tisu.

“Ini sudah empat hari dan Gu Wei masih belum menghubungiku. Mungkin ... memang tidak apa-apa. Aku saja yang terlalu berpikiran negatif, padahal dulu sudah sangat jelas Dokter Li bilang kalau aku sudah sembuh total,” monolog Zhan seraya menatap bunga favoritnya yang sengaja diletakkan di sebuah gelas panjang kemudian dia letakkan di meja kerjanya.

Ya, sejak Xiao Zhan kembali menekuni kegiatan desainnya, dia memutuskan untuk membuat sebuah tempat untuknya agar lebih fokus bekerja.

Bukan sebuah ruangan, lebih tepatnya hanya meja kursi yang diletakkan dekat jendela ujung ruang keluarga dan langsung menghadap ke halaman belakang rumah itu yang terlihat segar karena penuh dengan tumbuhan hijau.

Andai dia diperbolehkan untuk menyulap tempat itu, Xiao Zhan pasti akan membuat sebuah taman dengan banyak macam bunga favoritnya.

Lily of the valley, salah satu bunga favoritnya yang kini sedang dia pandangi dengan senyuman sendu penuh arti.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE and MISERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang