Pagi itu, meskipun hari Minggu dan seharusnya waktu untuk beristirahat, Richard Alexander masih tenggelam dalam pekerjaannya di ruang kerja pribadinya. Matahari baru saja terbit, memberikan sinar lembut melalui jendela besar, tetapi Richard tampak tak terpengaruh oleh suasana santai akhir pekan.
Bianca melangkah pelan membawa nampan dengan secangkir kopi panas, kopi pesanan Richard yang harus selalu disajikan tepat pada waktunya. Dia mengetuk pintu ruang kerja dengan hati-hati sebelum masuk. Richard bahkan tidak mengangkat pandangannya dari layar komputer saat Bianca meletakkan kopi di meja.
"Hmm" gumam Richard singkat, tanpa menyadari tatapan Bianca yang penuh perasaan campur aduk. Setiap kali dia melihat Richard bekerja tanpa henti seperti ini, dia merasa semakin terjebak dalam kontrak yang memisahkan kebebasan dan harapannya.
Saat Bianca berbalik untuk meninggalkan ruangan, Richard tiba-tiba berkata, "Tunggu." Suaranya tegas, memaksa Bianca untuk berhenti di tempat. Dia berbalik, mencoba menyembunyikan kegugupan yang tiba-tiba menyeruak.
"Ya, Tuan?" jawabnya pelan.
Mata tajam Richard menatap Bianca. "Buka pakaianmu" katanya, nada suaranya rendah namun penuh otoritas.
"Tapi tuan" Bianca merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Situasi seperti ini selalu membuatnya gelisah, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia berdiri diam di tempatnya, menunggu kata-kata Richard yang biasanya membawa perintah atau permintaan yang sulit dia tolak.
"Kamu tahu kontrak ini bukan hanya tentang pekerjaan rumah," kata Richard, matanya tetap terfokus pada Bianca. "Aku bilang buka pakaianmu, paham!"
Bianca menelan ludah, merasakan tekanan yang semakin berat. "Saya mengerti tuan " jawabnya pelan, mencoba menahan perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya.
Dengan tangan gemetar ia melepas satu persatu baju maid yang ia gunakan
Richard menikmati pertunjukan di depannya smirknya melihat kemolekan tubuh Bianca. "Lepaskan juga pakaian dalammu" perintahnya lagi.
Bianca melepaskan satu persatu penutup terakhir bagian penting tubuhnya. Ia tak sanggup untuk menegakan kepala, kini tubuhnya terekspos dihadapan Richard.
"Kemari" perintah mutlak terdengar
Bianca berjalan menuju meja kerja tuannya sambil menutupi bagian tubuhnya dengan tangan kurusnya.
Matanya hanya mampu menatap lantai di ruangan kerja Richard."Duduk di hadapanku" Tunjuk Richard pada meja kerjanya yang telah bersih dari file yang sedang ia kerjakan tadi. Bianca berjalan gontai mendekati meja kerja richard dan mendudukin pantatnya di meja yang dingin itu.
Richard berdiri dari kursi kerja nya mendekati Bianca, menarik kasar tangan kurus yang menutupi bagian tubuh yang ingin Richard nikmati
Payudara indah yang menggantung, perut rata dan rambut kewanitaan yang terpotong rapi yang sedang di himpit oleh dua kaki jenjang Bianca yang masih terbalut kaos kaki putih dan sepatu kerjanya. Richard menjilat bibirnya menikmati pemandangan yang ada tepat di depan matanya.
"Angkat kepalamu Bianca, lakukan pekerjaanmu dengan benar jalang!"Bisik Richard penuh peringatan
Bianca perlahan mengangkat kepalanya dan membuka mata, tatapnya bertemu dengan Richard yang kini berdiri tepat di hadapannya
Richard memajukan wajahnya, hembusan nafas Richard yang menerpa wajahnya membuat Bianca Merinding. Bibir merah muda Bianca itu ia lumat digan kasar, Bianca hanya mampu membalasnya dengan kaku.
Selesai dengan bibir mungil itu kini Richard menyusuri leher jenjang Bianca, di jilatnya leher itu sebelum menyesap memberikan tanda "euhhhh" desah Bianca, tanpa sadar ia mendongakan kepalanya memberi akses untuk Richard menandainya dengan lebih banyak.
Setelah Richard puas bermain di leher Bianca, tatapan Richard jatuh pada payudara Bianca dengan puting pink yang sudah menegang. Richard meraih Ballpoint pen mahal yang biasa ia gunakan untuk menanda tangani file di samping Bianca.
Bianca memperhatikan itu menanti apa yang akan Richard lakukan selanjutnya dengan benda tersebut.
Richard memulai menggerakan pena perlahan dari bawah dagu Bianca, Leher dan kini memutar di dada Bianca.
Bianca memejamkan matanya erat merasakan sensasi aneh saat pena itu mulai menelusuri tubuhnya.
Pena itu terus berputar mengitari dua payudara. Memutari alora itu tanpa mengenai puting pink Bianca yang sudah menegang
Richard terus memainkan nafsu Bianca
"Ahhh.." badan Bianca bergetar saat pena yang richat pegang mengenai putingnya yang telah mengeras terasa gatal ingin di sentuh tapi dia tidak dapat mengungkapkannya.
Pegangan Bianca pada meja kerja itu tambah erat. Setelah berapa kali mempermainkan puting bianca, Richard beralih keperut rata bianca menarik lurus hingga ke pusar
Richard meraih kedua kaki Bianca yang menjuntai masih terbalut kaos kaki dan sepatu kerja wanita itu dan menaikannya keatas meja, ia melebarkan paha itu.
Richard meraih kursi kerja di belakangnya dan Sekarang richard sudah berhadapan dengan vagina indah Bianca.
Dengan pena menyusuri rambut vagina itu dan mengikuti garis vagina yang masih rapat
'Emmm' Bianca menggigit bibirnya kuat mencoba menahan desahannya, rasanya amat menggelitik di bagian bawah tubuhnya yang belum pernah ia rasakan
Sementara richard terus menjalankan penanya menyusuri garis luar vagina tersebut. Richard membuka bibir vagina rapat Bianca dan klirotis gadis itu ia sentuh dengan pena yang di pegangnya.
"Ahnn.. Tuan Saya..." Tubuh bianca mulai menegang seperti akan ada yang menyeruak keluar dari kemaluannya. Saat sesuatu itu akan keluar tiba tiba Richard memberhentikan semua kegiatannya.
"Pakai bajumu dan keluar dari ruanganku" Titah dinginnya
"Baik tuan" Bianca turun dari meja kerja Richard, dengan tubuh yang masih gemetar hanya mampu berjalan tertunduk menuju pakaian maidnya
"Ingat jangan lakukan apapun hanya aku yang boleh menyentuhmu"
"Baik tuan" Bianca keluar dari ruangan Richard setelah memakai bajunya
Smirk di wajah tampan Richard, Hari ini Richard hanya mempermainkan gadis itu saja
Ia membiarkan Bianca keluar dari ruangan. Namun, momen itu meninggalkan jejak yang mendalam dalam diri Bianca, mengingatkannya bahwa kebebasannya kini berada di bawah kendali penuh Richard.
Tbc
Like + komen untuk cerita selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Maid 21+
Teen Fiction21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard Allexander. Tanpa bianca sadari hidupnya sudah sepenuhnya milik Richard tanpa bisa pergi darinya "Say...