26. Rasa Ini

442 32 6
                                    

26. Rasa Ini

Happy Reading
Vote Dulu yaa

Ketika mobil Sunghoon berhenti di depan sekolah, Kia merasakan kegelisahan yang semakin memuncak. Dia tahu betapa curiganya teman-temannya jika melihatnya keluar dari mobil Sunghoon, apalagi setelah semua yang terjadi. Untuk saat ini, siswa lain tak boleh tahu hubungan saudara tirinya dengan Sunghoon.

Dia merapikan rambutnya dan mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk keluar.

Namun, saat tangannya meraih pegangan pintu, Sunghoon tiba-tiba menahan lengannya. "Tunggu, Kia," katanya dengan nada serius. "Gue perlu bertanya sesuatu,".

Kia menoleh, melihat tatapan intens di mata Sunghoon. "Apa yang ingin kamu tanyakan?," tanyanya, berusaha menjaga suaranya tetap tenang meskipun hatinya berdebar kencang.

Sunghoon menatapnya dengan penuh harap. "Apakah lo mempercayai niat tulus gue, Kia? Gue benar-benar ingin berubah demi lo,".

Kia terdiam sejenak, memikirkan jawabannya. "Aku... aku tidak tahu, Sunghoon. Untuk saat ini, aku tidak mau memikirkannya," jawabnya jujur. "Lagipula, kamu juga punya Stefani. Bagaimana aku bisa mempercayai niatmu jika kamu masih bersamanya?,".

Sunghoon menghela napas panjang, melepaskan genggamannya sedikit. "Stefani... itu berbeda, Kia. Gue menyukai lo karena hati. Lo itu adalah orang yang spesial bagi gue. Seseorang gak bisa memilih dia jatuh cinta pada siapapun, termasuk gue,".

Kia mengernyit, bingung dengan jawabannya. "Kalau begitu, kenapa kamu memacari Stefani kalau kamu gak cinta sama dia?," tanyanya dengan suara penuh kekecewaan.

Sunghoon terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Kia melihat kebingungan dan ketidakpastian dalam matanya, yang membuat hatinya semakin sakit. "Lihat? Kamu bahkan tidak bisa menjawabnya," katanya dengan suara yang mulai gemetar.

Merasa kesal dan kecewa, Kia membuka pintu mobil dengan kasar dan keluar. "Aku harus pergi," katanya tanpa melihat ke belakang, menutup pintu dengan keras. Sunghoon hanya bisa melihatnya pergi, tidak mampu mengucapkan satu kata pun.

Kia berjalan cepat menuju pintu gerbang sekolah, berusaha menenangkan dirinya. Setiap langkah yang dia ambil, perasaan marah dan frustrasi semakin menguasai dirinya. Kenapa harus serumit ini? Kenapa Sunghoon tidak bisa memberikan jawaban yang jelas?

Kia masuk ke dalam gedung sekolah dan langsung menuju lokernya.

Di lokernya, Kia mengambil buku-buku yang diperlukan untuk pelajaran pertama. Dia menghela napas panjang, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghadapi hari itu. Namun, pikirannya terus kembali pada percakapan dengan Sunghoon di mobil.

Bayangan wajah tampan Sunghoon dan pertanyaan yang tidak terjawab terus menghantui pikirannya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindar selamanya. Suatu saat, dia harus menghadapi perasaan dan pertanyaan yang mengganggu ini.

Namun, untuk saat ini, dia hanya ingin melupakan semua kerumitan itu dan mencoba menjalani hari-harinya dengan tenang. Tetapi dalam hatinya, Kia tahu bahwa perasaan itu tidak akan hilang begitu saja. Dan dia harus menemukan cara untuk menghadapi semuanya, baik itu perasaan cinta yang rumit, maupun kenyataan bahwa Sunghoon masih menjadi bagian dari hidupnya, meskipun dengan cara yang penuh kebingungan.

***

Kia merasa hatinya kacau. Perasaan yang ia rasakan terhadap Sunghoon begitu kuat dan membingungkan. Dahulu, hanya Jay yang mampu membuat hatinya berdebar seperti ini, tetapi sekarang, Sunghoon telah mengambil tempat itu. Perasaan ini datang dengan intensitas yang lebih besar, dan Kia merasa tersesat dalam kebingungan hatinya.

KISS ME Ft. Sunghoon ENHYPEN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang