kegagalan pertama.

11 1 0
                                    

sudah pukul 10 pagi saat Jeremy terbangun dari tidurnya, dirinya mengecek ponselnya yang sempat berdering tanda panggilan masuk.

satu panggilan tak terjawab dari Hessa.

Jere berdecak, ia mengirim pesan kepada sekretarisnya bahwa ia akan datang ke kantor lebih siang. karna sesuai dengan janji yang sudah dibuatnya hari ini ia akan bertemu dengan gadis yang ia tunggu tunggu.

jere berjalan kearah kamar mandi, hari ini ia tidak seperti sebelum sebelumnya yang hanya akan membasuh muka dan sikat gigi. dirinya akan tampil dengan sangat maksimal agar Arin sedikit saja bisa terpesona dengannya.

ya bener je, langkah pertama adalah buat dia terpesona sama lo dulu. baru setelah itu lo bisa deketin dia pelan pelan.

rencananya pasti berhasil tentu saja.

Yah, itu yang diharapkan dirinya, tapi tentu saja kehidupan ini berjalan bukan sesuai keinginan jere. setelah mendapat pesan dari mama tercinta yang memberitahu bahwa stylistnya sudah datang dibawah, dan disertai dengan post A picture atau biasa disebut dengan pap.

Jere ingat betul bahwa dirinya sudah berkata kepada Hesa, sekretarisnya itu bahwa dia menginginkan satu orang yang sama seperti yang bekerja dengan ibunya. tapi kenapa yang datang malah gadis lain yang tidak ia kenal.

Jere langsung menghubungi Hesa tanpa pikir lama, masa bodo dengan dirinya yang belum mengenakan pakaian dan hanya dibalut dengan handuk yang menutupi bagian bawah.

Ia membiarkan air yang masih menetes dari rambutnya yang basah, tapi setelah 3 kali jere mencoba menelponnya tidak ada satupun yang terangkat. tentu saja Jere tidak akan berhenti begitu saja, ia lalu mengirim pesan yang langsung mendapat balasan.

Sialan, Hesa sialan.

Jere berdecak sebal, ia memutar otaknya agar tidak bertemu dengan gadis dibawah. bagaimana caranya agar ia bisa menghindari itu?

Diapet?

jere mengerjap, dirinya meraih obat penghambat diare yang hanya tersisa satu. setelah tau apa yang bisa ia lakukan dirinya segera memberi pesan kepada ibu, dan mengatakan kepada ibunya bahwa dirinya tiba tiba saja mengalami diare.

boong dikit gapapa, lagian ini ga sesuai sama rencana gue.

******

Mari kita mulai menghitung,ini suda satu minggu setelah Hessa tidak bisa membantunya untuk membuat Arin, atau fashion stylist yang ia inginkan untuk bekerja dengannya. kini Jere hanya disibukan dengan pekerjaanya yang menumpuk, dirinya menyibukan diri dengan bekerja. dan berpikir bahwa bayang bayang dari gadis itu akan hilang dengan sendirinya.

Dan tentu saja tidak berhasil, entah apa yang terjadi pada dirinya. entah karna ia penasaran dengan perempuan itu atau jere benar benar terpikat dengan gadis cantik itu.

Jere tidak akan membantah jika ada yang mengatakan bahwa Arin adalah salah satu tipe perempuan yang ia suka. ya dirinya menyukai bagaimana struktur wajah gadis itu, ia bisa dengan baik menonjolkan apa yang memang menjadi kelebihannya dengan baik terutama dibagian matanya yang terlihat sangat cantik saat tersenyum.

Ini hari minggu, setelah selama seminggu penuh dirinya mendekam dikantor akhirnya ada hari dimana ia bisa bebas untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. contohnya bermain game.

"jeeee....."

Jere menoleh kearah pintu yang terbuka, menghela nafas lelah saat menyadari siapa yang datang.

"kenapa pa?."

ya tentu saja, siapa yang berani menggangu waktu weekendnya selain orang tuanya? tentu saja tidak ada.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HEAL MEWhere stories live. Discover now