Bab 8

1 0 0
                                    

Saat pesta dansa, semua tamu undangan biasanya membawa pasangan mereka masing-masing. Pesta dansa kali ini diadakan hanya sekedar untuk pertemuan sosial biasa. Terkadang para tamu yang datang akan membahas beberapa rumor yang tengah beredar, namun acara utama dalam pesta ini adalah pertunjukan dansa dari putra mahkota dan calon Putri mahkota.

Dalam ruang dansa, terlihat putra mahkota dan Isabella berjalan menuruni tangga. Kedua wajah yang elegan itu terlihat sangat serasi dan nyaman dipandang.

Semua orang berbisik akan keindahan keduanya, "Lihat, dua matahari tengah bersinar terang malam ini," ucap salah seorang nona pada pasangannya.

"Memang, Raja tidak pernah salah dalam memilih," jawab pasangan nona itu.

Namun, hal itu tak berlangsung lama, semua mata mengarahkan pandangan mereka pada sepasang kekasih yang tengah menjadi perbincangan hangat. "Tuan Cesare Hennel Tropium dan Nona Selena Van Dyke memasuki ruangan," ucap prajurit yang menjaga pintu masuk ruang dansa.

Seketika Helio mengerutkan keningnya, ia terlihat kesal saat matanya tertuju pada lengan Cesare tengah digandeng oleh Selena. "Keparat!" ucap Helio dalam hatinya.

Isabella pun menoleh ke arah Helio ia tak kalah kesalnya dengan Helio saat melihat kekasihnya masih merasakan kecemburuan pada masa lalunya. "Helio, kenapa kau tidak menatapku?" ucap Isabella dalam hatinya.

Isabella pun kemudian menggenggam erat lengan Helio, "Hari ini saja yang mulia saya mohon anda hanya memperhatikan saya," ucap Isabella lirih pada Helio.

Helio yang merasa kasihan pada Isabella pun akhirnya menuruti permintaan Isabella dan menatap ke arah gadis yang kini berada di sampingnya itu, "Kalung yang kau pakai sangat cocok untuk mu," ucap Helio mengalihkan pembicaraan.

Sedangkan para tamu undangan yang lain tengah riuh membicarakan Cesare dan Selena, "Wah, pasangan panas abad ini sudah sampai rupanya, kalian lihat gaun yang dia kenakan? apa dia pikir dia adalah putri mahkota? ah atau jangan-jangan dia ingin menyaingi putri mahkota? dasar tidak tahu malu," ucap Erinyes pada sekumpulan nona yang tengah minum whiskey bersamanya.

"Nona Erinyes lagi-lagi kau membuat rumor yang tidak berdasar, apa yang sebenarnya kau inginkan Erinyes?" tanya Ive yang ternyata tengah duduk di kursi tepat di belakang Erinyes.

"Ah,, nona Ive tidak, hanya saja gaun nona Selena terlihat begitu mewah malam ini," jawab Erinyes yang terlihat gugup saat Ive menyerangnya.

"Berhati-hatilah Erinyes!" suruh Ive yang kemudian beranjak dari tempat duduknya. Rupanya, Ive menghampiri Selena dan mengajaknya berbincang.

"Selamat malam Tuan Cesare dan Nona Selena," ucap Ive memberikan hormat pada keduanya.

"Ive, kau tidak perlu melakukan itu!" suruh Selena yang kemudian meraih tangan Ive,

"Ah, saya melakukan ini karena ada Tuan Cesare saja jika hanya ada nona Selena mungkin saya akan langsung mengajak Nona berlatih pedang alih-alih memberi salam yang benar," jawab Ive dengan tawa kecilnya.

"Ha ha, sayang rupanya kau memiliki teman yang menyenangkan ya?" tanya Cesare sambil menatap ke arah Selena.

"Sayang? dia memanggilku sayang? kenapa?" ucap Selena dalam hatinya, wajah merahnya tak dapat ia sembunyikan sebab panggilan itu baru ia dengar kali ini dari Cesare.

"Wah, Nona Selena, wajahmu memerah ha ha," ledek Ive,

"Apa? ah tidak aku hanya sedikit tidak enak badan," jawab Selena asal.

"Tidak enak badan? apa kau tengah?" tanya Ive sambil memegang perutnya.

Selena pun menyadari kode yang Ive berikan ia tahu bahwa Ive mengira dirinya  tengah hamil, "Tidak! apa yang kau maksud Ive aku bahkan tidak," belum juga Selena menyelesaikan kalimatnya, Cesare langsung memeluk pinggang Selena dengan erat sambil berkata.

"Mari kita mendoakan hal yang baik untuk istriku," ucap Cesare yang langsung membuat Ive membelalakkan matanya. Tak hanya Ive, tamu undangan yang tak jauh dari mereka pun terkejut dengan perkataan Cesare dan mempercayai bahwa Selena tengah mengandung cucu grand Duke.

"Cesar apa yang kau lakukan?" bisik Selena.

"Lalu apa kau akan memberitahu mereka semua bahwa kita bahkan tidak pernah  menghabiskan malam bersama?" tanya Cesare,

Selena pun terdiam karena pertanyaan Cesare.

....

Pesta dansa pun berlangsung meriah, lagu pertama jelas putra mahkota dan Isabella yang menjadi sorotan di tengah lantai dansa. Sedangkan lagu berikutnya para nona dan tuan muda berdansa bersama termasuk Cesare dan Selena.

Selena yang dinilai kaku dan hanya dapat mengangkat pedangnya pun terlihat anggun dan cantik saat berdansa dengan Cesare, lagi-lagi Helio memperhatikan Selena bahkan saat menggenggam tangan Isabella. 

Lagu kedua pun selesai, para pasangan saling memberi hormat pada satu sama lain dan beristirahat sambil minum beberapa gelas whiskey. Helio yang sudah tidak tahan dengan kedekatan Cesare dan Isabella pun memanggil Cesare dengan alasan ingin berbincang mengenai istana. 

"Yang mulia memanggil saya," ucap Cesare memberi hormat pada putra mahkota.

"Cesare, sudah berapa bulan pernikahanmu dengan Selena?" tanya Helio,

"Yang mulia, saya kira anda akan membahas tentang pertahanan istana dengan saya," ucap Cesare dingin.

"Santai saja, aku hanya ingin mendengar kabar kekasihku," Helio pun berusaha menekankan bahwa Selena adalah miliknya.

"Kekasih? apa maksud orang tidak waras ini, hah dia sudah benar-benar di butakan oleh cinta," ucap Cesare dalam hatinya. "Tentu saja saya menjaga nona Selena dengan baik, dan pernikahan kami sudah berjalan satu bulan lamanya," jawab Cesare.

"Aku tahu, aku percaya dengan mu Cesare jadi berhenti menggenggam tangannya seolah kalian adalah sepasang kekasih," suruh Helio yang kemudian pergi meninggalkan Cesare.

Selena yang memperhatikan mereka kedua dari kejauhan pun menghampiri Cesare saat mengetahui Helio pergi meninggalkan suaminya.

"Cesare, apa terjadi sesuatu?" tanya Selena penasaran.

"Tidak, Helio hanya menanyakan keadaanmu dan menyuruhku untuk tidak terlalu menunjukkan kemesraan kita," jawab Cesare tanpa menyembunyikan apapun dari Selena.

"Jangan turuti perkataannya," suruh Selena.

"Kenapa?" tanya Cesare penasaran, "Bukankah seharusnya kau senang kekasihmu tengah merindukanmu?" lanjut Cesare.

"Tidak, justru aku gerah dengan sikapnya, kau lihat sedari tadi dia duduk dan berdampingan dengan Isabella, namun matanya selalu tertuju pada ku," ucap Selena yang kecewa dengan Cesare.

"Bukankah seharusnya kau menyukai itu? Artinya perasaan Helio tidak berubah pada mu kan?" tanya Cesare lagi.

"Memang, seharusnya aku senang tapi bukankah aku akan menjadi seorang penjahat yang berhati dingin?" tanya Selena sambil menatap ke arah Isabella.

"Kau bear, jadi mau berdansa lagi dengan ku nona?" Cesare pun mengalihkan pembicaraan saat mendengar bunyi musik yang dimainkan.

Selena pun menyambut tangah Cesare dengan senang hati, "Apa kau tidak lelah?" tanya Selena saat mulai berdansa dengan Cesare.

"Tidak, aku harus membuatmu menjadi orang baik, alih-alih membuatmu menjadi wanita jahat yang menantikan perceraian kita," jawab Cesare.

"Apakah kita akan benar-benar bercerai setelah lima bulan nanti?" tanya Selena tiba-tiba, "Bagaimana jika salah satu dari kita merasa nyaman? dengan hubungan ini," lanjut Selena.

Pertanyaan Selena membuat jantung Cesare berdebar, "Ahh, aku sudah menahannya selama ini, tapi kenapa kau malah membuatku bingung?" tanya Cesare yang kemudian langsung mengecup bibir selena dengan lembut di hadapan semua orang.

Can You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang