12. Cemburu

19 1 1
                                    

Hallo!

Seperti biasa sebelum baca kasih bintangnya dulu ya ^^

Maaf kalo ada typo..

So enjoy!

.
.
.

Raka tidak kuat menahan rasa ngantuk yang sedari tadi menyerangnya. Beberapa kali matanya tetap fokus pada materi yang disampaikan oleh dosen di depan, tapi nihil hasilnya dia selalu menutup matanya.

Beberapa kali juga Ashila terus memperhatikan Raka yang mengantuk. Ashila tidak pernah melihat Raka tertidur di kelas. Dia terbilang cukup rajin dan yang paling semangat mengikuti kelas. Namun, sekarang Ashila melihat Raka seperti terlihat lelah. Dia terus memperhatikan Raka, berjaga-jaga agar tidak di tegur oleh dosen. Ashila membiarkan Raka tertidur sebentar sampai kelas ini selesai.

"Keliatannya lo lelah banget?" Ashila baru saja datang dan duduk di samping Raka. Memberikan sebotol minuman yang bisa menyegarkan tenggorokannya dan sedikit menghilangkan rasa ngantuknya.

"Makasih." Raka tidak menolak pemberian dari Ashila karena, toh mereka berteman baik.

"Kurang tidur gara-gara bikin ppt kemarin?" tanya Ashila kembali.

"Gue abis jaga di rumah sakit," jelas Raka tidak berbohong.

"Siapa yang sakit?"

"Adiknya Raihan," mata Raka tidak beralih dari buku materi yang sedang dia pelajari.

"Kenapa lo yang jaga, kan ada Raihan sebagai kakaknya?" tanya Ashila dengan tenang.

"Mereka udah gue anggap kaya keluarga," Ashila mengangguk.

Namun, hal ini bukan yang mengarah ke sana, Ashila seperti merasakan kalau Raka ini mempunyai maksud yang lain. Beberapa kali setiap Ashila tanyakan perihal adik perempuan Raihan jawabannya selalu sama.

"Coba gue tebak, lo suka sama adiknya?" pertanyaan Ashila membuat Raka tersedak minuman.

"Ngaco lo," jawab Raka dengan cepat.

Ashila tertawa kecil. Entah kenapa juga dia melayangkan pertanyaan yang mungkin suatu saat akan membuatnya sakit hati.

"Gue kan cuma nebak. Perempuan mana yang bisa meluluhkan laki-laki kulkas seribu pintu ini."

"Untuk saat ini gue lagi gak buka hati sama siapapun." jawab Raka.

"Jangan munafik, Ka. Gue tau di dalem hati lo juga pasti ada ketertarikan sama perempuan, kan? Anak itu berhasil mengambil perhatian lo, " seloroh Ashila memastikan kalau ucapannya benar.

"Jangan so tau, " sejujurnya Raka malas untuk banyak berbicara yang tidak penting.

Ashila hanya tertawa ringan. "Lo denial terhadap perasaan lo sendiri."

"Hari ini jenguk dia?"

"Hmm.. Gue harus ke sana,"

"Gue ikut, mau kasih sesuatu buat dia." Raka mengangguk.

...

Rara sedari tadi sibuk dengan buku kuning ditangannya. Menulis untuk mengurangi rasa bosannya, dia tidak di perbolehkan pulang untuk sementara waktu.

Rara di kamar sendirian, Nina kembali ke rumah untuk mengambil beberapa baju dan memasak. Kalau Raihan, dia masih ada kelas hari ini. Maka dari itu, sedari tadi Rara sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenapa Bandung? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang