AFY. 1

1K 158 5
                                    

Selamat datang di cerita terbaruku 🙌😌

Kalo kalian gak suka, boleh SKIP cerita ini, semudah itu😎
Budayakan FOLLOW, VOTE dan juga COMMENT biar aku makin semangat lagi nulisnya🔥
Happy Reading!!!















Menjadi anak satu-satunya terkadang terasa berat untuk sebagian orang, dimana semua kehidupan orangtuanya bergantung pada dirinya. Bukan, bukan berarti orang tua itu beban hanya saja harus selalu menuntut diri sendiri untuk bisa memprioritaskan mereka diatas segalanya. Mungkin sebagian orang juga merasa senang karena apa yang orangtuanya miliki itu otomatis akan menjadi miliknya sendiri tanpa harus berbagi dengan yang lain, namun dibalik itu semua ada tanggung jawab besar yang harus dijalani.

Seperti halnya dengan seorang remaja laki-laki dari pasangan suami istri Shania Tiffani dan Kemal Artadinata. Anak laki-laki pertama dari pasangan tersebut, dan kemungkinan akan selamanya dia sendiri tanpa ada saudara lain yang akan menemaninya dalam berbagai hal. Kenapa? Karena dulu saat ia dilahirkan, disaat yang sama juga kandungan sang mama harus diangkat karena ada masalah medis yang mengharuskan hal itu dilakukan.

Sosok anak yang sangat menyayangi sang mama, melebihi dirinya sendiri. Apapun akan dia lakukan demi surganya itu bahagia. Tawa sang mama akan selalu menjadi penyemangat untuk hidupnya. Sebaliknya, tangis sang mama adalah rasa sakit untuknya. Dia akan bersikap manis jika didepan sang mama, namun lain halnya jika dia berada diluar rumah. Dia akan menjadi orang yang berbeda, terutama dilingkungan sekolah. Yang terkenal dengan segala tingkah lakunya yang terkadang berbeda dengan teman sebayanya.

Seorang remaja laki-laki yang sedang dalam masa peralihan menuju dewasa, usianya 18 tahun itu pun baru tiga Minggu yang lalu ia rayakan. Sebenarnya sang mama lah yang membuatkan surprise kecil-kecilan hanya meniup lilin dan memotong kue saja itu pun mereka lakukan hanya berdua tanpa kehadiran sang papa. Dia tidak pernah menginginkan ulang tahunnya dirayakan, namun setiap tahun sang mama selalu ingat dan ya mau tidak mau harus menghargainya.

Setiap tahun hanya sang mama saja yang menemaninya bertambah usia, karena yang menjadi sosok papa selalu beralasan sibuk. Apapun itu akan dia prioritaskan kecuali keluarganya sendiri. Tak jarang sang papa satu bulan lamanya tidak pernah pulang, dan yang selalu menjadi alasannya yaitu pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Sering kali dia merasa muak dengan semua itu, setiap malam sebelum tidur harus mendengar rintihan tangis sang mama, apalagi yang menjadi penyebab mamanya menangis selain papanya sendiri.

Ada satu waktu dimana mereka bisa berkumpul bersama, itu terhitung sangat jarang setiap sang papa pulang yang didengar hanyalah pertengkaran dan pertengkaran saja. Kalau bisa memilih dia hanya ingin hidup bersama sang mama, ada ataupun tidaknya sosok papa dalam hidupnya itu sama sekali tidak berpengaruh karena dia akan tetap menjadi Gracio Nathan Diovanni yang tidak pernah dianggap keberadaannya.

Hari ini adalah hari pertama dia sekolah, setelah kepindahannya satu Minggu yang lalu karena harus ikut sang papa berpindah tugas. Ya, sebuah kota yang akan menjadi awal baru untuknya dan tentunya keluarganya. Cio berharap dengan kepindahannya akan merubah juga semua kehidupannya menjadi lebih baik, terutama hubungannya dengan sang papa yang terbilang sangat renggang.
Matahari sudah menampakkan dirinya, menyambut pagi. Suara burung pun mulai berkicau saling bersahutan. Seorang wanita mulai memasuki kamarnya, dia hanya menggelengkan kepalanya. Lalu beranjak membuka gorden kamar Cio yang masih tertutup rapat.

Srek!srekk!

Satu persatu gorden terbuka, yang membuat cahaya matahari itu masuk ke kamar Cio dan langsung mengarah ke matanya. Seketika dia mulai merasa silau, dan membuka matanya perlahan menyesuaikan pandangan dengan cahaya yang ada.

After Fifty Years Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang