Haechan menatap gusar sekitarnya, ia benar-benar khawatir saat ia tidak menemukan keberadaan adiknya. "Jaemin kau sudah menemukan Dahae?" Tanya Haechan saat ia bertemu dengan Jaemin.
Jaemin menggelengkan kepalanya, "belum, apa lebih baik kita memeriksa cctv, takutnya Dahae sudah tidak ada disini" ujar Jaemin mengusulkan.
Haechan mengangguk setuju tepat saat itu ia bertemu dengan Renjun, Mark, Taeyong dan Doyoung yang tadinya juga berpencar mencari keberadaan Dahae.
"Kita cek cctv saja" ujar Haechan dan mereka sontak setuju.
"RENJUN"
Teriakan keras ini membuat Renjun dan yang lainnya berhenti, mata mereka masih mencari namun tiba-tiba melihat Dahae yang berteriak lagi.
"AAAKKKKHHH"
"DAHAE" teriak semua orang saat melihat tubuh Dahae yang terjatuh dari lantai 3.
Bruk
"ANDWEEE" teriak Haechan keras seraya berlari menghampiri Dahae, semua orang menatap penasaran kenapa putri dari keluarga Lee bisa terjun bebas dari lantai 3.
"Dahae" panggil Haechan pelan saat ia sudah di depan adiknya, Haechan tidak berani menyentuh Dahae karena takut melukai adiknya. Jadinya tangannya hanya mengambang di udara, Haechan menoleh menatap pada Jaemin.
"Orang tuaku" hanya itu yang dikatakan Haechan dan tentu saja Jaemin paham akan maksudnya. Orang-orang berkumpul dan berspekulasi macam-macam juga hingga membuat Haechan merasa jengah.
"DAHAE" teriakan eomma Haechan terdengar sangat kencang, ia berlari bersama dengan suami dan mertuanya.
"APA SUDAN ADA YANG MEMANGGIL AMBULANS?" tanya Haechan dengan suara keras, "PANGGILKAN AMBULANS" teriak Haechan semakin keras dan Jaemin pun dengan cepat menelpon ambulans.
"Dahae" panggil Mark dan Renjun bersamaan yang ada di sebelah Haechan. Mata Dahae menatap mereka dengan sedih, dan jujur saja itu menyakiti perasaan Mark dan Renjun. Renjun ingin sekali mendekap Dahae, membisikan kata-kata penenang. Tapi ia tahu kalau ia salah langkah, bisa-bisa nanti Dahae kenapa-kenapa.
Air mata Dahae mengalir menatap Haechan, "oo...oppa" bisik Dahae pelan.
Tangan Haechan terulur menyentuh wajah Dahae yang basah oleh air mata, posisi Dahae tengkurap jadi wajahnya tampak kotor karena darah sudah menggenang membasahi wajah cantiknya. Haechan mengusap wajah adiknya dengan hati-hati.
"Oppa disini" ujar Haechan ketakutan, "hiks-oppa disini" lanjut Haechan berusaha menenangkan Dahae.
Mata Dahae tampak mulai menutup, "DAHAE JANGAN TUTUP MATAMU, HIKS..OPPA MOHON JANGAN TUTUP MATAMU" teriak Haechan panik namun tampaknya Dahae sudah tidak sanggup lagi jadi matanya benar-benar tertutup seraya menggumamkan sesuatu.
"DAHAE" teriak Haechan, Renjun dan Mark bersamaan.
"Ambulans sudah disini" ujar Taeyong yang datang dengan berlari dan di belakangnya ada tim medis yang di panggil. Tim medis dengan hati-hati menangani Dahae, dan Haechan mengikutinya tanpa mau mengalihkan pandangannya dari Dahae.
"Saya minta maaf" ujar halmeoni Jaemin namun keluarga Lee tidak menjawab apapun. Mereka berkonsentrasi menatap pada Dahae.
Halmeoni Haechan menatap orang-orangnya, dari tatapan matanya jelas ia meminta orang-orangnya menyelidiki tentang apa yang terjadi pada Dahae. Dahae adalah cucu kesayangannya, dan orang yang berani menyentuh Dahae-nya sama saja mencari kematian mereka sendiri.
Mark menatap ke arah lantai 3, "ada seseorang diatas sana" ujar Mark sebelum ia berlari menuju lantai 3. Renjun sebenarnya juga ingin ikut dengan Mark, namun ia lebih mengkhawatirkan kondisi Dahae. Ia harus memastikan bahwa Dahae baik-baik saja, baru nanti ia menyusul Mark kembali.

YOU ARE READING
AllxHaechan II
FanfictionOneshot,twoshoot, multichap akan hadir dengan pair Allxhaechan,.dan untuk book.kedua ini semoga bisa buat yang lintas agensi ya hehehe