Bagian 17

1K 132 6
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Hari berganti hari, hingga tak terasa seminggu lebih sudah berlalu. Semuanya terasa sama, tidak banyak yang berubah. Terlebih pada hari-hari yang Auriga lalui. Masih berat seperti hari-hari sebelumnya. Di sekolah ia masih sering mendapat perundungan, bahkan di rumah juga ia terkadang mendapat gangguan dari Hugo jika abangnya itu sedang jahil padanya.

Siang ini lantai dua cukup ramai, karena Hugo kedatangan teman-temannya untuk bermain.

Ada Daniel, Tara, Elton, Faro dan Riyan yang datang. Mereka berlima terkenal paling dekat dengan Hugo. Apalagi Daniel yang sudah lengket sejak kecil, sudah seperti saudara. Karena kebetulan Daniel juga seorang anak tunggal satu-satunya, jadi sejak berteman mereka berdua seolah mengisi kehadiran seorang saudara di sisi mereka.

Pintu kamar Hugo terbuka menampilkan Daniel yang baru saja dari balkon lantai dua, remaja itu memang baru menerima panggilan sehingga memutuskan untuk mengangkat panggilan di luar kamar. Meski sebenarnya ada balkon kecil di kamar Hugo, tapi tetap saja berisik dari dalam terdengar. Jadi lebih enak menerima panggilan si balkon ujung yang menghadap halaman belakang rumah.

"Go" Panggil Daniel sambil menepuk bahu Hugo yang tengah duduk lesehan di lantai, tubuhnya bersandar pada tempat tidur dengan tangan memegang stick PS.

"Apaan?" Tanya Hugo tanpa menoleh pada Daniel yang rebahan tengkurap diatas tempat tidur, ada Riyan di sana sibuk nonton tutorial hero di YouTube.

"Lo bilang emak tiri lo kalau ngomong lembut kan?" Tanya Daniel.

Hugo hanya mengangguk, karena selama ini Aurel memang berbicara ramah padanya. Bahkan saat Hugo menyinggung soal tuduhannya wanita itu tetap berbicara baik padannya.

"Aneh" Seru Daniel.

"Aneh apanya? Lo kalau ngomong jelas dikit napa" Tanya Hugo yang lama-lama kesal dengan Daniel yang memang suka bertele-tele. Sudah tau Hugo kesabarannya setipis tissue malah di pancing.

"Tadi gue dengar emak tiri lo ngomong kagak ada lembut-lembutnya ama adek tiri lo. Padahal anak sendiri masa ngomongnya begitu, lo aja yang tiri dia lembut" Jawab Daniel, saat ia usai menerima panggilan tadi. Daniel  memang hendak kembali ke kamar Hugo, namun suara cukup keras dari kamar lain di lantai dua membuat anak itu tertarik. Sehingga jiwa ingin tahu Daniel membara. Jadilah remaja itu mendengar sedikit pembicaraan dari arah kamar Auriga.

"Bikin ulah kali tu anak, makanya emaknya marah" Celetuk Elton lawan Hugo bermain PS.

Hugo mengangguk membenarkan.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang