"Kau bukan seorang aktris, Neylan. Jadi berhentilah berpura-pura. Katakan padaku berapa yang kau mau." Ucap Shaka dengan dinginnya. Pria itu mencoba mendorong tubuh Neylan menjauh, tidak dengan kasar namun terasa cukup tegas. Sementara Neylan yang tadinya berpikir akan mendapatkan sambutan yang hangat justru malah memandang pria itu dengan heran.
"A-apa maksudmu berpura-pura?" Tanyanya berpura-pura shock. Berharap nada suaranya berhasil menipu Shaka karena jelas pria itu tidak bisa melihat ekspresi wajahnya yang ia buat pura-pura terkejut dan kecewa.
"Aku tahu sejak dulu kau tidak pernah mencintaiku. Dan kalau kau berpikir aku masih mencintaimu, kau juga salah.
"Aku memang pernah memujamu dulu. Aku juga pernah memberikan waktu untukmu untuk berpikir kembali kalau-kalau keputusan yang kau ambil saat itu bukan keputusan yang kau ambil dengan akal sehat melainkan karena hormon kehamilanmu. Tapi lima tahun sudah berlalu. Aku bukan orang dungu yang harus menunggu sesuatu yang tidak jelas." Ujarnya dengan nada datar yang membuat Neylan justru merinding dibuatnya.
"Shaka, aku sudah berubah." Neylan kembali berusaha membujuk. "Aku tahu waktu yang kupakai untuk berubah itu lama. Tapi sekarang.."
"Sekarang aku pun sudah berubah, sama sepertimu." Shaka yang biasanya selalu menjadi pendengar Neylan kini justru memotong pembicaraan wanita itu. "Hubungan kita hanya sekedar masa lalu. Ikatan kita hanya sebatas Shanaya saja. Diluar itu, tidak ada yang lain.
"Kalau kau menganggap dengan aku selalu memberikan apa yang kau mau itu sebagai bukti cinta, maka kau salah. Aku melakukan semua ini supaya kau bersikap baik pada Shanaya. Supaya kau memberikan yang terbaik padanya. Aku mendengar kalau mental ibu yang sehat dan bahagia akan membuat anak juga bahagia. Dan itu yang kuinginkan untuk Shanaya.
"Saat aku tidak bisa ada di sampingnya dan menjaganya. Aku ingin kau selalu ada untuknya dan menjaganya. Itulah sebabnya semua ini kuberikan, jadi berterima kasihlah pada Shanaya.
"Dan lain kali, jika kau memilih pengasuh untuknya. Carikan pengasuh yang baik. Yang tidak mata duitan, juga bukan wanita murahan." Ucapan Shaka mengingatkan Neylan akan kecerobohannya yang tidak menyadari sikap pengasuh Shanaya yang ternyata menyakiti Shanaya tanpa sepengetahuannya.
"Kalau menurutmu kamu bisa mendapatkan yang terbaik untuk Shanaya, kenapa tidak kau saja yang mencarinya untukku?"
"Aku bisa melakukannya, tapi jika aku harus melakukan itu, maka Shanaya harus tinggal bersamaku." Ancamnya yang tanpa Shaka tahu membuat Neylan memucat.
"Aku akan mencari pengasuh yang terbaik sekalipun bayarannya mahal." Janji Neylan yang hanya diangguki Shaka.
"Ada hal lain yang harus aku kerjakan. Katakan salamku pada Shanaya dan maaf aku tidak bisa menemaninya. Pertemuan ini membuat mood ku memburuk." Ucap Shaka dingin seraya bangkit dari duduknya.
Neylan berusaha menahan dirinya supaya tidak mengejar Shaka. Ia tidak mau membuat pria itu semakin marah padanya dan melakukan ancamannya. Tak lama setelah pintu tertutup, Neylan mendapatkan sebuah pesan yang berisi pemberitahuan kalau rekeningnya sudah kembali diisi dengan angka yang cukup mengesankan.
Shaka. Kekayaan pria itu membuat Neylan bingung harus mundur atau tetap berjuang.
***
Shaka kembali ke kantor dan langsung menuju kamar rahasianya. "Suruh dia turun." Perintah Shaka pada Naraga yang duduk di kursi depan. Tanpa menjawab, Naraga langsung memanggil nomor Ratih dari ponselnya.
"Ya, Tuan?" Tanya Ratih yang langsung menjawab pada deringan kedua.
"Tuan Shaka menyuruhmu untuk turun. Kami menunggumu di parkiran basement dimana Toni menurunkanmu kemarin." Instruksi Naraga langsung dan tanpa menunggu jawaban Ratih, pria itu langsung menutup teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled by Your Charms
RomanceRatih yang putus asa meminta bantuan teman lamanya untuk mencarikannya pekerjaan. Dia ingin pekerjaan dengan gaji yang besar meskipun itu membuatnya harus bekerja keluar negeri sebagai seorang pelayan. Namun siapa yang menyangka kalau tanpa sepenge...