Terakhir kali Sunghoon memutuskan untuk mengungkapkan segalanya. Dirinya kehilangan semua hal yang dimilikinya saat itu juga.
Ayahnya, ibunya, bahkan adik tersayangnya dengan tanpa pikir panjang mengusirnya pergi dari apa yang mereka panggil sebagai keluarga itu.
Sunghoon hanya bisa menerima dengan sakit semua rasa pahit yang dialaminya hari itu. Dia melangkah keluar dari rumahnya sendiri dengan sebuah penyesalan yang memenuhi hati dan pikirannya.
Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Sunghoon hanya memiliki dirinya sendiri sekarang.
Bahkan jika diingat lagi, Sunghoon benar-benar sendirian sekarang. Semua teman-temannya pun kini sudah meninggalkannya karena mengetahui hal yang sama.
Beberapa hari sebelumnya...
"Hoon, kau tau jika candaanmu itu tidak lucu kan?" tegas seorang pemuda yang merupakan teman sekelas dari Sunghoon.
Sunghoon menggeleng dengan yakin mendengar pertanyaan temannya itu, "Tidak Jay, aku tidak bercanda, aku menyukaimu." ulangnya.
Jay, teman sekelas dari Sunghoon itu tertawa mendengar pernyataan dari Sunghoon itu lagi, "Hoon, i'm not gay, i won't date you." jawabnya dengan lantang.
Seketika, semua orang yang tengah melintas melewati keduanya berhenti. Semua tatapan murid-murid lain berfokus kepada kedua remaja tersebut.
Sunghoon seketika merasa gugup dengan bagaimana semua orang memandangnya kini. Terlihat jika beberapa dari mereka merasa jijik, takut, hingga benci kepadanya.
"A-Aku tidak memintamu untuk mengencaniku Jay, Aku-"
Sunghoon tak bisa, dia tidak bisa menyelesaikan perkataannya. Terlalu banyak penilaian orang kepadanya saat ini. Dia tidak bisa!
Sunghoon pun dengan cepat pergi dari hadapan publik itu. Yang dimana, di hari kemudian, Sunghoon mendapati jika dirinya kini sudah menjadi musuh publik.
Dimana dirinya dibenci karena orientasi seksualnya yang kebanyakan orang nilai adalah hal yang salah.
20 tahun kemudian...
"Sunghoon, bisakah kau mengantarkan ini ke ruangan meeting, rapatnya akan segera dimulai sebentar lagi."
Sunghoon dengan senyumnya mengangguki permintaan rekan kerjanya itu. Dengan cekatan pria berumur tiga puluh empat tahun itu mengambil berkas di mejanya dan menuju ke ruangan meeting.
Siang ini, sebelum istirahat makan siang. Sunghoon harus menemani atasannya untuk rapat dengan salah satu klien penting yang akan menggunakan jasa perusahaan mereka.
"Thanks, Sunghoon." atasan Sunghoon itu berterimakasih begitu Sunghoon memberikan berkas yang diperlukannya.
Sunghoon mengangguk santai, dan mendudukkan dirinya di kursi yang berada di sebelah sang atasan.
"Kapan mereka akan tiba, Jake?" tanya Sunghoon kepada sang atasan itu.
Jake, pria yang terlihat lebih mungil dari Sunghoon itu memandang kearah pria yang lebih besar, "Seharusnya sebentar lagi-
"Oh itu mereka!"
Jake berdiri begitu melihat pintu ruangan meeting terbuka. Beberapa orang pria terlihat memasuki ruangan kaca tersebut setelahnya, yang merupakan klien mereka.
"Selamat datang, silahkan duduk." sapa Jake mempersilahkan para tamunya untuk duduk.
Sunghoon pun mengikuti keramahan Jake untuk menyambut para klien. Semuanya nampak normal pikirnya.
Sampai, mata Sunghoon menangkap sosok seseorang yang tak asing di dalam kehidupannya. Namun sepertinya sosok itu tak menyadari keberadaannya.
Atau lebih tepatnya, sosok itu mungkin sudah melupakan dirinya.
Rapat pun berjalan dengan lancar. Walaupun di sepanjang diskusi berlangsung. Sesekali Sunghoon curi-curi pandang kearah sosok di seberangnya itu.
"Baiklah tuan Park, untuk masalah-masalah lain, aku akan meminta bawahanku untuk menyelesaikan segalanya."
"Terimakasih atas kehadiranmu hari ini." final Jake mengakhiri rapat hari ini.
Sosok itupun, hanya tersenyum dan menjabat tangan Jake. Setelahnya segera pergi keluar meninggalkan ruangan meeting tanpa sepatah kata apapun.
Sunghoon pun akhirnya bernafas lega begitu sosok itu hilang dari pandangannya. Yang dimana Jake sepertinya menyadari tingkah aneh bawahannya itu.
"Apa kau menyukai tuan Jay Park?" tanya Jake tiba-tiba menyikut lengan Sunghoon membuat pria itu sedikit terkejut.
Sontak Sunghoon menggeleng dengan keras mendengar pertanyaan Jake itu, "Apa?! tentu saja tidak!"
"Hanya saja, kau tau Jake-sudahlah aku ingin makan siang!" Sunghoon memilih tak melanjutkan perkataannya.
Pria berkulit pucat itupun kemudian merapikan barang-barangnya dan bersiap untuk keluar dari ruangan meeting.
Sampai Jake mengehentikan dirinya, "Wanna come over tonight? i got some new wine to try out." tawarnya.
Sunghoon terlihat berpikir sebentar sebelum mengangguki tawaran Jake itu, "Okay, i'll so after hours."
Apartemen Jake...
"Fuckhh... harderhhh can you... Hoonn..?"
Sunghoon tak menggubris permintaan Jake yang berada di bawahnya itu. Namun tetap saja, tubuhnya seperti mengikuti apa yang diperintahkan oleh pria yang lebih mungil itu.
Bergerak lebih cepat, membuat badan Jake yang berada di bawah kekuasaannya semakin terhentak keras karena temponya yang semakin kencang dan kasar.
Jake selalu menyukai permainan seperti ini. Berbeda dengan Sunghoon, jujur saja, Sunghoon adalah seseorang yang cukup vanila.
Namun apalah daya, Sunghoon sudah cukup berterimakasih karena Jake adalah orang yang mau memiliki hubungan dengannya setelah hampir sepuluh tahun sendiri.
Keduanya pun kini sudah selesai dengan kegiatan panas mereka. Dan Jake sekarang tengah berbaring diatas tubuh telanjang Sunghoon guna menenangkan deru nafasnya yang tak beraturan.
Tangan Sunghoon pun bergerak guna mengusap punggung kaku partnernya itu. Membuatnya sedikit tenang karena itu.
"Aku berharap jika kita bisa bersama seperti ini untuk selamanya." gumam Jake menghirup aroma jantan dari dada Sunghoon.
Sunghoon tersenyum dan mengecup bibir Jake sekilas, "Aku juga."
"Should i tell my father?" sahut Jake setelahnya.
Sunghoon yang tahu apa yang dimaksud oleh Jake itupun menggeleng, "No, Jake, don't do anything stupid."
"Kau tak perlu berakhir sama seperti denganku, Jake." ujar Sunghoon memberi saran kepada Jake tersebut.
Jake menghela nafasnya panjang sebelum menutup matanya diatas tubuh hangat sang bawahan, "Good night, Hoon."
"Sleep tight, pretty..." Sunghoon pun memberi satu kecupan terakhir di kening Jake sebelum menyusul pria mungil itu pergi ke dunia mimpi.
•
•
•
TBC.
YOU ARE READING
Strong | JayHoon ✓
RomanceJika Sunghoon tahu dia akan kehilangan segalanya. Lebih baik dia memilih untuk diam. Namun apakah itu keputusan yang tepat untuknya? Entahlah hanya takdir yang tahu. Strong - JayHoon Start : 18.10.24 End : 18.10.24 [baku ; end]