Chapter 14

1.3K 67 0
                                    

*GEORGIO HUGO*

Alina...mencintaiku? Apa ini sebuah mimpi? Atau hanya khayalanku saja?

"Ka..kamu..bilang apa tadi?" Tanyaku terbata-bata.

Tidak tidak. Ini bukan mimpi. Ataupun khayalanku. Ini benar dunia nyata. Atau ada yang salah dengan pendengaranku? Tapi itu tidak mungkin.

Ayolah Alina, bicara padaku. Jangan diam saja.

"Al...?"

Dia menunduk. Bahunya juga bergetar, menandakan dia menangis. Isakannya selalu mengiris hatiku. Lagi dan lagi, aku menyakitinya. Aku benci diriku sendiri.

Rasanya aku ingin memeluk tubuh itu sekarang juga, mencium keningnya lalu mengatakan bahwa aku sangat sangat sangat mencintainya. Tapi aku takut dia menolakku lagi seperti tadi.

Oh ayolah Gio, perjuangkan dia. Bagaimana mungkin kau takut dia menolakmu? Itu tidak sebanding dengan rasa sakitnya. Peluk dia.

Hati kecilku bersuara. Dia selalu benar, apa aku harus memeluk Alina sekarang? Oke, baiklah aku akan memeluknya. Kau pria Gio. Penolakan itu bukan sesuatu yang penting bagimu sekarang.

Aku berjalan mendekatinya lalu memeluk tubuhnya yang lebih kecil dariku. Syukurlah dia tidak menolakku, tapi tangisannya semakin pecah. Sebenarnya salahku apa? Apa dia benar-benar cemburu pada Lissa?

Aku tersenyum kecil saat tangan kecilnya meremas pinggangku.

"Love you, Al..." Ucapku pelan lalu mencium keningnya lama. Hatiku kembali menghangat, jantung ini semakin berdetak keras karenanya dan aku selalu menikmati perasaan ini.

"Love you too." Aku terdiam karna tiga kata yang dia ucapkan barusan dengan suara yang sangat pelan tapi aku masih bisa mendengarnya dengan baik. Dia...serius?

"Say it again."

Dia memundurkan tubuhnya lalu wajahnya tepat menghadap wajahku. Dia agak mendongak untuk menatapku karna aku lebih tinggi. Matanya sembab, hidungnya merah. Dia terlihat lucu.

Matanya menatapku, tanpa senyuman. Tapi aku tau dengan tepat apa yang dia rasakan saat ini.

"I love you, Georgio Hugo." Dia mendekatkan wajahnya padaku lalu bibirnya dengan tepat menempel dengan bibirku.

Airmataku menetes. Perasaan bahagia sangat membuncah didalam hatiku. Tuhan benar-benar mengambulkan do'aku. Terimakasih, Tuhan.

Aku masih tidak percaya dengan semua ini. Alina, tangannya melingkar dileherku, bibirnya tepat menempel dibibirku, seperti orang yang baru berciuman untuk pertama kalinya dan mata indahnya menatap ke dalam mataku. Aku sangat bahagia!

"I love you so much, Alina Kristina Gessa." Balasku tanpa membuat jarak antara kami berdua.

Akhirnya, setelah menunggu sekian lama, Alina mengatakan dia mencintaiku. Aku sudah berjanji untuk membuat Alina mencintaiku, bukan? Dan sekarang, aku menepati janjiku.

Aku mencium bibirnya. Menumpahkan segala perasaanku yang ada. Hanya ada cinta dan kasih sayang didalamnya. Tanpa ada nafsu. Ini sempurna.

Mulai sekarang, aku akan berusaha untuk membuatnya selalu bahagia bersamaku. Disisiku. Satu-satunya wanita yang aku cintai, bahkan mengalahkan cintaku pada Ibuku yang tidak pernah ada dalam hatiku.

Aku melupakan masalahku sejenak, menikmati apa yang kumiliki saat ini. Tanpa ada seorangpun yang menganggu. Aku berjanji, tidak akan pernah melepaskannya walaupun nanti akan sangat banyak masalah yang menimpa kami. Aku tidak akan pernah melepaskannya dan membuatnya milik siapapun selain Georgio Hugo.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang