G 49

67.5K 1.7K 30
                                    

SGR CORP

Lama berlalu setelah kejadian itu. Saat ini Sagara sedang duduk di kursi kebesaranya. Ia sedang berbicara dengan Galen mengenai persiapan birthday party untuk istrinya yang akan dia adakan di hotel Mavendra. Sagara akan membuat istrinya bahagia.

"Siapakan semuanya sebaik mungkin. Dan undang semua teman teman istriku Galen" ucap Sagara .

"Baik semuanya akan di siapkan segera" balas Galen.


Satu minggu lagi istrinya akan bertambah usia. Sagara akan membuat pesta yang begitu mewah untuk sang istri sekaligus untuk memperkenalkannya sebagai nyonya muda Mavendra.

Saat ini Gavya sudah tidak lagi menjadi model karena Sagara yang menghentikannya. Sagara tidak suka Gavya memakai pakaian seksi jadi dia memutuskan untuk memberhentikan istrinya dan membiarkan istrinya bekerja di rumah sakit saja. Tapi tetap meski di rumah sakit Jack bertugas memantau apa yang dilakukan Gavya dan Sadewa.

Karena jika Sadewa berani macam macam dengan istrinya. Sagara benar benar akan membawanya ke alam baka segera menyusul mendiang tunangannya itu.

Sagara sudah membeli rumah sakit tempat Gavya bekerja .dia juga akan membalikan namanya atas nama Gavya untuk kado ulang tahunnya.


Hospital 🏥

Gavya akan mengoperasi pasien dan ternyata bersama Sadewa juga. Mau tidak mau Gavya harus profesional saat ini. Sedangkan Sadewa sangat senang bisa kembali dekat dengan Gavya meski hanya di ruang operasi.

"Gavya akhirnya kita kembali bekerja bersama ya " ucap lembut Sadewa tidak di pedulikan oleh Gavya.


Sadewa hanya menghela nafasnya saat dirinya di cueki oleh Gavya. Sadewa menatap Gavya dari samping. Jika dilihat dari samping Gavya benar-benar sangat mirip dengan Dianka mendiang tunangannya. Sadewa segera mengelengkan kepalanya.

"Aku tidak boleh mengingat Dianka lagi tidak boleh" batin Sadewa.

Gavya dan Sadewa melewati ruangan Ira. Ira menatap kaget kenapa bisa mereka bersama. Ira keluar dan melihat suster Metta juga mengikuti Gavya dari belakang karena dia adalah suster yang akan membantu Gavya nantinya.

Ira memutuskan bertanya kepada Metta mengapa Gavya bisa bersama dengan Sadewa.

"Sus, itu dokter Gavya sama dokter Sadewa berjalan bersama mau kemana? " tanya Ira .

"Mengoperasi pasien dan sepertinya memang butuh dokter Sadewa untuk membantu kali ini dok. Memangnya ada apa dok? " tanya Metta.

"Tidak ada apa apa kok. Saya cuma tanya saja kok " balas Ira di angguki suster Metta dan berjalan mengikuti Gavya lagi.


Ira yakin dalam hati Gavya pasti sangat sedih saat ini. Tapi ya bagaiamana lagi sebagai dokter memang harus profesional. Jadi mau tidak mau ya harus dijalani.

Ruang operasi


Ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sadewa dan Gavya serius menjalani operasi. Mereka sangat fokus saat ini. Lama berlalu akhirnya operasipun selesai. Gavya segera keluar ruang operasi karena tidak betah berlama-lama dengan Sadewa.

Saat Gavya akan berjalan tangannya di langsung di cekal oleh Sadewa membuat Gavya berbalik menatap Sadewa.

"Gavya tunggu dulu. Kita bicara sebentar ya" ucap lembut Sadewa.

Gavya menghempaskan tangan Sadewa dia sangat benci dengan pria ini. Karena orang tua Sadewa sumber penderitanya selama ini.

"Kamu punya sopan santun gak. Jangan seenaknya memegang tangan wanita. " ucap Gavya menatap tajam Sadewa.

"Gavya kita bisa memulai semuanya dari awal kan" ucap Sadewa menatap manik abu abu Gavya.

"Omong kosong, aku bahkan tidak ingin berhubungan dengan pria jahat sepertimu." ucap Gavya membuat Sadewa mematung. Gavya adalah gadis yang lembut menurut Sadewa. Jadi saat Gavya berbicara kasar dia sangat kaget.

"Minggir jangan menghalangi jalanku " ucap ketus Gavya lagi lalu pergi dari sana.

Gavya tidak habis pikir sama Sadewa kenapa sikapnya jadi semakin aneh dan agresif. Padahal dulu dia tidak begitu. Tiba-tiba ingatan Gavya saat mengetahui bahwa papah Sadewalah yang menjadi dalang penculikannya membuat Gavya mengepalkan tangannya marah.


Gavya berjalan menuju ruangannya. Kini dia memejamkan matanya sambil bersandar pada kursinya.

Kriiingg..... Kringg... Kringg


Bunyi pada ponselnya dan ternyata adalah Sagara. Gavya tidak mau mengangkat telfonnya. Entahlah Gavya ingin sendiri saat ini dan menenangkan pikirannya yang sedang ribut.


Ruangan Gio

Gio sedang menghubungi papinya untuk menyiapkan surprise untuk Gavya saat ulang tahun. Tentu saja semua orang mengetahui ultah Gavya karena saat papah Sadewa menculik Gavya. Di tangan Gavya ada gelang yang berisikan tanggal lahirnya jadi ibu panti juga memakai tanggal yang di gelang Gavya sebagai tanggal lahirnya.

📞"Oke pi, Gio bakal bicara sama Sagara" ucap Gio

📞"Ingat Gio jangan membuat masalah lagi dengan bocah tengik itu. Kamu hanya perlu berdiskusi soal ulang tahun adikmu. Mengerti " ucap tuan Fransisco yang mengingatkan Gio karena otak Gio ini sangat bodoh jika menyangkut hal seperti ini.

📞"Tenang aja pi percayakan semuanya sama Gio" ucap Gio.

📞"Papi pernah mempercayakan kamu tapi kamu malah membuat kita dalam jurang kematian "ucap tuan Fransisco sinis pada putranya.

📞"Pi yang lalu biarlah berlalu tidak usah di ungkit lagi " balas Gio.

📞"Terserah pokonya kabari papi segera kalau kamu sudah bertemu bocah tengik itu " ucap tuan Fransisco.

📞"Pi katanya papi mau sungkem sama yang buat perusahaan om bastian hancur. Itu yang buat kan Sagara pi. Sungkem sana pi pas ulang tahun Gavya " ucap Gio kepada sang papi.

📞"Sekali lagi kamu bicara. Papi benar benar akan mencoret kamu dari hak waris dan daftar keluarga " ucap tuan Fransisco sambil mematikan telfonnya.

Gio hanya mendengus saja saat telfonnya tiba-tiba dimatikan sang papi.

"Dasar pria tua baperan" gumam Gio pada sang papi.




° ∆ -------- ••• ------- ∆ °° ∆ -------- ••• ------- ∆ °


Bersambung....


Cerita ini hanya untuk hiburan saja.
Apabila ada yg kurang nyaman dari penulisan dll bisa di skip.
Apabila ada yg Komentar jahat akan langsung di block .

Kamsahamnida😊

Gavya Pavithra ( 21+) (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang