Cuci Mata

300 56 1
                                    

Sepertinya bukan untuk para workers saja bahwa hari senin merupakan hari yang menyebalkan. Mungkin karena momennya terjadi setelah hari libur menjadikan seseorang malas menjumpai hari senin.

Begitu pun para murid, Haechan contohnya.

Bukan hal asing jika bungsu Lee sedang dalam mode beruang, kadang membuat semua abangnya turun tangan untuk membangunkannya dan ini lebih menyebalkan dari hari senin sebab anak itu benar-benar sulit dibangunkan.

Dimulai dari Doyoung, Jaehyun, Jungwoo hingga Mark, tidak ada satu pun yang berhasil membangunkan beruang yang sedang berhibernasi itu. Kebetulan Johnny dan Taeyong sedang di luar kota, menjadikan si kecil memiliki kesempatan bangun siang dan berleha-leha.

"I'm home everyone!"

Nah, kalo yang barusan muncul itu Yuta. Biasa, sibuk di bengkel. Apalagi kemarin hari minggu, bikin jadi alesan buat pulang sampe subuh karena banjir orderan.

"Udah tidur belum bang?" tanya Doyoung ketika melihat Yuta menghampiri pantry untuk mengambil segelas air.

"Tadi tidur bentar sebelum pulang, ini mau lanjut part dua."

"Yeuu.. jangan sering-sering ah bang! Nggak baik tau!"

Yuta terkekeh kemudian mengusak rambut adiknya, "Iya, iya, siap pak dokter. Ngga akan diulangi lagi deh!"

"RAMBUTNYA UDAH AKU RAPIHIN ABANGGG!!!"

Tanpa rasa bersalah, Yuta berlalu pergi meninggalkan Doyoung yang mencak-mencak di dapur.

"Eh, adek belum bangun, Doy?" tanya Yuta ketika sampai di ambang pintu pemisah dengan ruang tengah.

Tersadar dengan tugas utamanya membangunkan si kecil, Doyoung menatap Yuta yang tak jauh darinya, "Belum bang. Kebo dia. Tolong bangunin ya, susah banget padahal udah kita coba pake semua cara."

Menggeleng, Yuta tersenyum jahil menuju lantai dua. Seperti biasa, otak jahil yang kemampuannya lebih tinggi dari Haechan itu memiliki ide brilian.

"ABAAAAANGGGGG!!!!!!!"

Kan.

Untuk ngurusin si bocil sepertinya Yuta adalah jawaban yang benar, meski yang dilakukannya kejam. Siapa juga yang rela pagi cerahnya diganggu dengan ketek segar milik Lee Yuta?

Ngga bau sih, tapi tetep aja Haechan ngerasa mual pas nyadar kalo dia lagi dikekepin sama ketek si abang.

"Sarapan yang betul adek," tegur Doyoung ketika melihat si bungsu yang ogah-ogahan memakan nasi gorengnya.

"Jangan deket-deket! Abang bauuu!" teriak Haechan ketika melihat Yuta berjalan menghampiri dirinya. Kali ini terlihat lebih segar karena pemuda teknik mesin itu sudah mandi.

Doyoung hanya menatap lelah drama yang tidak akan ada akhirnya ini. Dengan pasrah akhirnya ia mengeluarkan jurus bunny eyes nya untuk menatap Yuta.

"Bang, udah bang. Ntar si adek telat ke sekolah lagi. Mana sarapannya belum setengahnya di makan."

Yuta terkekeh lagi, lalu akhirnya beralih ke meja seberang. Namun, rasanya belum afdol jika dia belum mengacak rambut Haechan, dan langsung di hadiahi dengan pekikan maha dahsyat.

"ABANG YUTA NYEBELIN! ADEK ADUIN KE BUBU YA!"

Mengusap keringat yang lagi-lagi jatuh dari balik topinya, Haechan kemudian menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat Jaemin.

"Masih lama ya, Jaem?"

Jaemin menunduk untuk menatap muka Haechan yang melas, "Bentar lagi Chocoball. Ini kayaknya udah penutupan amanat, kenapa? Capek ya? Mau ke belakang? Ayo gue temenin."

Bukan Matahari Bila Tak Menyinari | Lee Haechan NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang