📍WARTEG BU DARNAULI
Kiara memutar bola matanya, tangannya dilipat dengan kaki kiri yang sudah ia gerakkan sejak tadi sebagai tanda bahwa ia sangat bosan dan buru buru . Tapi Zayn? Tidak peduli. Ia tetap duduk santai di warteg sambil menyodorkan piringnya kepada Ibu Darnauli untuk meminta nasi tambah.
"Udah mau jam 8 kocak, lu bisa nggak sih jangan menye menye." Ucap Kiara yang memandang Zayn tajam.
"Nggak bisa, laper."
"For real? Sumpah lo bilang kita bakal otw jam 8 pas, tapi sekarang lo malah ngomong kayak gini. Udah ah, gue naik GOJEK." Kiara membalikkan badannya kesal, sempat dilirik oleh Zayn namun ia kembali tidak mempedulikan Kiara.
"Dari tadi lo tuh marah marah, tapi tetep stay. So predictable." Zayn kembali berfokus pada piring yang ada di hadapannya dengan porsi nasi yang kembali penuh.
Yah... Mau gimana, Kiara nggak bakal bisa ke kampus tanpa Zayn karena hari ini mereka harus rapat di BEM untuk project kampus. Zayn punya peran penting di rapat hari ini dimana dia harus ngejelasin alur untuk "Katalis Art & Culture Festival" Salah satu festival seni terbesar yang sebentar lagi ada di Altar Satu. Zayn cukup hebat dengan elemen kreatif yang berkaitan dengan seni, makanya Kiara menunjuk temannya itu sebagai koordinator kreatif, tapi siapa sangka? Keputusannya malah membuatnya harus menahan amarah karena tingkah Zayn yang suka menyepelekan waktu seenaknya.
"I swear, next time gue pergi aja. Nggak bakal lagi gue peduli sama lo" Ucap Kiara yang kesal dan kembali mendaratkan duduknya di sebelah Zayn.
Zayn menoleh ke arah Kiara, mengangkat kedua alisnya dan memiringkan kepalanya dengan ekspresi yang menyebalkan, "Sure, Kiara. I'll believe that when i see it."
Ia tau dirinya merasa dibutuhkan saat ini, jadi tingkahnya sekarang adalah kesengajaan bagi Zayn, untuk gadis seperfeksionis Kiara, sangat menyenangkan melihatnya menderita karena ketidaksesuaian jadwal ini apalagi dalam waktu. Hitung hitung, ini adalah balas dendam Zayn karena satu bulan yang lalu ia pernah gila karena menunggu Kiara pulang rapat BEM sampai jam 11 malam hanya untuk mengambil kunci mobilnya yang kebawa Kiara karena kelalaiannya sendiri.
Tiba tiba, pintu warteg terbuka dengan suara deritan yang cukup kuat, dan Darren muncul di ambang pintu, wajahnya panik, mencari keberadaan Zayn kesana kemari sampai matanya dan mata Kiara bertemu di sudut ruangan. Melihat hal itu Darren langsung tersenyum lebar dan Kiara membuang mukanya malas.
"BROOOOOO, gue tau lo pasti masih disini. Motor gue mati, bisa nebeng nggak?" Darren menepuk pundak Zayn begitu sampai, yang dibalas dengan anggukan pelan dari Zayn. Kemudian Darren melirik ke arah Kiara yang masih dengan ekspresi seramnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST SEMESTER
General Fiction[A STORY WITH ILLUSTRATIONS] Satu semester lagi dan hidup mereka akan berubah selamanya. Zayn, Kiara, Bram, Nara, dan Darren-kelima mahasiswa ini udah lewatin banyak hal bareng. Tapi, di semester terakhir ini, mereka bakal menghadapi lebih dari seka...