Part 5

16 3 0
                                    

Wita melamunkan ucapan Nio kemarin. Bagaimana ada pria yang menilainya baik? Pria mengatakannya di awal saja iya kan? Seterusnya akan berpikir ulang tentang penilaiannya tersebut. Bibirnya tersenyum miris. Itu adalah tipu ada seorang pria. Ia menghela napas lalu memandangi langit. Wita sedang berdiri di balkon. 

Liburannya di perpanjang dan sangat menguras kantongnya. Hotel yang di tempatnya ini bukan hotel biasa. Fasilitasnya wah dan kebersihannya sangat di jaga. Dan pria itu adalah pemilik hotel tersebut. Pria yang memintanya untuk menjadi tunangan palsunya. Arkanio Bima Tanaka, nama lengkap pria itu. Keturunan Jepang. Wita mendapatkan informasi tersebut dari pegawai hotel. 

Wita memeriksa ponselnya. Salma masih menghubunginya namun tidak sekalipun di balas. Apa lagi Frans, pria yang membuatnya terluka. Jika mengingatnya seketika emosinya tersulut. Entah sudah berapa kali wanita itu menghela napas. Kesalahan terbesarnya menerima Frans dengan cepat. Alasanya ingin membantu sahabatnya untuk mendapatkan ruko. Ternyata dirinya di tipu mentah-mentah oleh Frans. Selama jalan dengannya, pria itu mungkin melepaskan cincin pernikahannya. Mengelabui dengan ucapan dan tingkah manis agar dirinya tidak curiga. Wita bukanlah pelakor. Ia masih punya hati. 

"Besok aku harus pulang, dan menyelesaikan semuanya. Kenapa hidupku begitu rumit ya Tuhan?!" desahnya. Bagian HRD selalu menerornya menanyakan cutinya. Ia telah memutuskan untuk resign setelah liburan ini. Satu kantor dengan si pembohong. Itu sama saja menaruh garam di atas luka. Wita sangat membenci Frans.

"Hari ini mau keluar?" 

Wita membaca notifikasi yang muncul dengan nomor baru. Dahinya mengerut, siapa yang mengirim chat padanya itu. Ia mengabaikannya. Ponselnya kembali berbunyi. 

"Ada acara di kuta nanti. Mau ikut?" 

Wita tertegun. Hanya satu orang yang tahu dirinya di Bali. Dan pasti pria itu mendapatkannya dari resepsionis. 

"Aku nggak nyangka kalau orang lain bisa dapet nomor hape yang nginap di hotel." 

Wita sangat jengkel. Privasinya terganggu. Nio tidak bisa seenaknya. Apalagi ia meminta nomor ponsel pribadinya. 

"Hanya padamu aja."

Pria itu lantas membalasnya. 

"Ini namanya nggak ada etika."

"Maaf, sebelumnya. Ini aku yang maksa. Jangan salah kan orang lain."

Wita berdecak. 

"Nggak maksa pun, bagian resepsionis bakal ngasih. Karena kamu pemilik hotelnya." 

"Mungkin itu salah satu keuntungannya."

"Aku nggak suka! Aku ngerasa privasiku di ganggu!"

"Aku minta maaf, Wita. Bisa kita ketemu?"

"Nggak perlu, hapus aja nomorku. Aku anggap selesai."

"Aku nggak bisa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me Tight ( GOOGLE PLAY BOOK )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang