Through My Story

513 7 0
                                    

Namaku Banjiro Kiyoshi, aku bersekolah di SMA Date, aku duduk dibangku kelas 2C. Sesuai dengan namaku, Kiyoshi, yang artinya pendiam. Aku sangat jarang berkomunikasi dengan teman sekelasku, aku tidak ingin terlalu dekat dengan mereka, karena aku takut, suatu saat nanti aku akan mengecewakan mereka atau nantinya mereka yang akan mengecewakanku.

"kiyoshi bangun!" kakakku berteriak membangunkanku
"Kau akan terlambat sekolah nanti... Kiyoshi!" sambungnya, sehingga aku terbangun dari tidurku

Aku dan kakakku tinggal dalam satu rumah, kami hidup tanpa kedua orang tua kami. Kedua orang tua kami sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mereka tidak memiliki waktu luang untuk kami karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Aku sudah terbiasa hidup dengan keadaan seperti ini, kehidupan tanpa keberadaan kedua orang tua. Selama mereka mau menanggung biaya kehidupanku dan kakakku, aku tidak akan mempermasalah kesibukkan mereka di luar sana. Kakakku bernama Banjiro Yasuo, umurku dan umur kakakku hanya beda satu tahun. Kakakku bersekolah di sekolah yang berbeda denganku, dia bersekolah di SMA Taiko. Kakakku salah satu murid terpintar di sekolahnya, aku dan kakakku selalu membantu satu sama lain, selayaknya sebuah telapak tangan, apabila tangan yang satu kotor maka tangan yang satu laginya akan datang membersihkan tangan yang kotor tersebut.

Aku mulai bangun dari tidurku, dan hal pertama yang kulakukan adalah "Huuuuwaaaammm" menguap, yang menandakan tidurku masih belum cukup untuk mengisi seluruh tenagaku. Kugerakkan tubuhku dengan paksa dan aku pergi menuju kamar mandi, seusai mandi, ku kenakan pakaian seragam sekolah SMA Date. Setiap pagi hari, hal yang paling malas kulakukan adalah sarapan pagi, apabila aku tidak sarapan pagi, maka kakakku akan marah dan mengomeliku, jadi, untuk menghindari omelan kakakku, aku hanya makan sedikit roti untuk mengisi perutku yang kosong. Setelah kakakku melihatku sudah sarapan pagi, maka, dia tidak akan mengomeliku, aku pun bisa bebas dari masalah ku di pagi hari tersebut tanpa harus kena marah dan diomeli sama kakakku. Aku beranjak pergi melangkahkan kakiku menuju pintu rumahku, ku buka pintu rumahku, dan yang pertama ku lihat adalah cahaya pagi mentari yang menyilaukan pandanganku. Kehangatan di pagi hari, suara cecuitan burung, hembusan angin yang menyenangkan, hari-hari seperti inilah yang kuinginkan, sunyi, damai dan tentram, tanpa ada suara berisik, tanpa ada masalah, dan tanpa ada seorang teman. Aku selalu menikmati kesendirianku, aku sudah terbiasa hidup sendiri tanpa ada seorang teman disisiku. Teman itu tidak terlalu berharga bagiku, aku tidak membutuhkan seorang teman, yang kubutuhkan adalah kenyamanan, dan, hal yang selalu membuatku nyaman adalah hidup tanpa seorang teman.

Di waktu jam pelajaran, aku membaca sebuah buku, lalu, pandanganku teralihkan oleh seorang gadis, seseorang yang mampu membuatku merasa nyaman walaupun hanya dengan melihatnya saja. Ini adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidupku dan tujuanku dalam menggapai perasaanku. Ya, betul, itu adalah masalah perasaanku terhadap wanita. Bagiku, seseorang yang tidak mampu mengungkapkan perasaannya kepada gadis yang disukainya, adalah sesuatu yang sangat mencekek dan menyakitkan. Aku selalu memperhatikan dirinya dari belakang, karena posisi tempat dudukku tepat dibelakangnya, aku sangat beruntung bisa dapat posisi tempat duduk di belakang. Cuman, hal yang paling memuakkan dari kehidupanku adalah, aku tidak pernah berbicara dengan dirinya, yang mampu kulakukan hanya melihatnya saja, melihatnya dari kejahuan. Setiap kali aku memandang dirinya, hal yang selalu kulakukan adalah menggerakkan penaku diatas selembaran kertas buku catatanku, dan membuat oret-oretan cerita yang terlintas dipikiranku, yang hasilnya adalah terciptanya sebuah cerpen. Telah banyak cerpen yang ku buat dari hasil pandanganku tersebut, tema dari setiap cerita-ceritaku tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah tema tentang masa-masa kehidupan romantis diriku dan dirinya. Tapi itu semua hanyalah khayalanku saja, aku hanya mampu bermimpi di atas tulisan-tulisanku saja. Aku hanya bisa menyimpan perasaanku, rasa cinta yang tidak akan pernah terwujud, mimpi ini hanya akan membawaku menuju neraka.

Kumpulan Cerpen Tema JepangWhere stories live. Discover now