Ratu: Tapi... Mayoritas Makan Siang 'Menu'nya Waktu Yang Terbuang Sia-Sia

6.4K 572 58
                                    

Rere bisa jadi alasan utama mengapa hubungan Ratu selama ini tidak pernah berjalan semulus pantat bayi. Cowok-cowok datang dan pergi, datang minta dijemputin, tetapi pulang nggak mau nganterin. Padahal Jelangkung saja lebih tahu tata krama, lho!

Kalau diingat-ingat lagi, ada benarnya juga, sebagian besar cowok yang diincar Ratu, berakhir terusir pergi karena muak mendengar ejekan Rere 'mau aja lu sama Ratu', atau lebih buruk lagi, lelaki-lelaki yang tersesat itu malahan tertarik pada Rere. Goblok, itu lobang neraka, lu berjalan ke arahnya orang-orang yang Tuhan murkai, bukan sayangi, pikir Ratu setiap kali anomali tersebut terjadi.

Masih tidak percaya? Buktinya, seperti saat ini ketika keberadaan Rere tidak ada, Dewi Fortuna justru datang dalam sosok Miki sebagai pengganti perempuan sialan itu. Ini sih bukan cuma tukar-tambah, malahan tukar-kuadrat.

Kayak biasa, Rere akhirnya PHP sampai akhir, ya, Ratu membatin sembari mengutak-ngatik HP. Berpakaian kasual karena hari ini hari Sabtu, mereka sepakat jalan bareng ke PIM, Adrian mencari perlengkapan camping, Miki mencari kado untuk Miranda, dan Ratu membeli sepatu. Beberapa saat yang lalu, ia baru saja mengirimi Rere LINE, menagih janjinya jalan bersama.

queen: Re lo dimana
queen: Jalan sama gue kan lo hari ini

Tidak seperti biasanya, respon Rere datang cepat.

Rere: otw

Wah bangke. Ini sudah pasti manuver klasik anak remaja dalam mengelabui teman saat sebenarnya dia masih kucek-kucek mata.

Ratu ngegas.

queen: SEPIK AH
queen: LU BARU BANGUN KAN
queen: BIKIN LAMA AJA LU

Rere: Nah tuh tau
Rere: Kasian gue sama kalian, nanti lama nungguin gue
Rere: Jadi gue nggak ikut ya
Rere: :))

Sialan.

Si adek kelas yang menguntit Adrian (dan lebih) rupanya juga tidak jadi ikut, sehingga tertinggal Ratu seorang diri bagai perawan di sarang penyamun. Jatuh ke dalam perangkap picik Rere, Ratu terpaksa rela dan sekarang bersandar di railing mall menunggu kedatangan Miki.

"Coy, akhirnya gua nyampe," dari kejauhan, Miki sedikit berlari mendekati Ratu dan Adrian di sampingnya. Cowok itu melewati sederet cewek yang tidak bisa menahan diri dari mencuri pandang barang sedikit, memakai pakaian serba-hitamnya seperti biasa. "Macet."

"Hai Miki," sapa Ratu.

"Nggak apa-apa, Mik," Adrian memasukkan handphone miliknya ke dalam kantung jeans, lalu menoleh ke Ratu, "masih ada Rere, kan? Jadi ikut nggak dia, Rat?"

Ratu mendengus sarkastis. "Ah, kasian Adrian, dikhianati buat kesekianratus kalinya. Nggak Ri, Rere nggak jadi dateng."

"Lah, gua biasa aja," ucap Adrian, walaupun air mukanya tidak benar-benar menunjukkan bahwa ia 'biasa saja', "lagipula, Rere juga udah tahu, kok."

Tahu? Pandangan Ratu bertransformasi jadi skeptis. Sepertinya ada peristiwa yang terjadi setelah Ratu pulang meninggalkan Rere sendirian tempo hari.

Miki melonggarkan kerah jaketnya sedikit dengan ekspresi terganggu. "Lu pada belum ngapa-ngapain kan dari tadi? Mau makan dulu, nih?"

"Ke tempat gua beli sleeping bag dulu yuk, bray, mumpung deket," Adrian menggesturkan tangan ke sebuah toko peralatan outdoor yang terletak tidak jauh.

Ratu dan Miki menyetujui, toh perut mereka belum memprotes, maka pergilah mereka bertiga ke toko tersebut. Oke, bukan jalan bertiga juga sebenarnya, karena Adrian dan Miki jalan bersampingan mendahului Ratu yang berusaha mengimbangi kecepatan kedua cowok itu. Jujur, jalan sama dua lelaki nggak membuat lu terlihat cabe, Ratu membatin pesimis, tapi lebih membuat lu terlihat macam sedang mengintili sepasang couple maho.

Lo Baik Sih, Tapi... [COMPLETE]Where stories live. Discover now