Romantic Troublemaker 09

15.7K 962 10
                                    

Sejak selesai makan malam tadi, Joseph dan Yuu sudah nangkring di depan televisi di ruang keluarga. Joseph membaringkan kepalanya di atas paha Yuu, sedangkan Yuu duduk bersandar di sofa, memainkan rambut Joseph sambil menonton acara televisi.

Baru kali ini Yuu menjalin hubungan dengan seseorang, jadi ia masih belum terlalu berpengalaman dengan yang namanya pacaran. Dan ini adalah pengalaman pertamanya.

"Aku masih belum percaya kalau kita sekarang pacaran," kata Yuu membuka pembicaraan. "Padahal sebelum ini kita sahabat dekat."

"Kita memang berjodoh, Yuu," kata Joseph, "Memangnya salah ya kalau sekarang sahabatmu ini menjelma jadi sesosok kekasih idaman?"

Memang benar apa yang dikatakan Joseph. Tapi...

"Aku tidak tahu. Aku merasa belum terbiasa saja. Mungkin karena aku belum pernah pacaran sebelumnya. Sedangkan kau sudah punya beberapa gadis yang sekarang menjadi mantan kekasihmu."

Joseph tersenyum dan memandang wajah Yuu yang berada di atasnya. "Kau pasti bingung kenapa aku bisa menyukaimu. Bahkan aku terobsesi padamu."

"Ya," jawab Yuu,"...aku butuh sedikit penjelasan mengenai itu. Atau jangan-jangan dulu kau pernah memiliki pacar laki-laki?" tanya Yuu penuh selidik.

"Jangan konyol, Yuu! Kau laki-laki pertama yang membuatku jatuh hati. Aku juga bingung harus menjelaskan bagaimana. Tapi sejak aku mulai dekat denganmu, kamu begitu.... lugu, dan.... entahlah.... kau satu-satunya orang yang bisa membuatku nyaman setelah ibuku," jawab Joseph sambil meraih telapak tangan kanan Yuu dan menangkupkannya di depan dada.

Astaga! Benarkah itu?
Yuu jadi malu dan membuatnya senyum-senyum tak jelas.

Beberapa saat kemudian ponsel Joseph yang berada di atas meja berdering. Laki-laki itu langsung bangkit dan meraih ponselnya. Nomer asing.

"Halo?"

"Halo? Apakah ini Joseph?!" tanya seseorang di seberang.

"Betul. Ini siapa ya?"

"Ini aku, Vincent! Masa kau lupa pada suara sepupumu sendiri?"

Mendengar nama 'Vincent' seakan membuka kembali ingatan Joseph sewaktu mereka berdua sekolah di SMP yang sama. Vincent adalah sepupu jauh Joseph, setahun lebih muda dari Joseph, yang sejak dua tahun yang lalu pindah ke Manchester.

Sebenarnya mereka berdua tidak terlalu dekat. Joseph tampaknya menghindari Vincent, karena ia tidak suka anak itu. Sikap Vincent manja seperti perempuan membuat Joseph risih. Puncaknya adalah ketika Vincent tiba-tiba mencium pipi Joseph saat makan malam bersama keluarga besar beberapa tahun yang lalu, saat malam natal. Para anggota keluarga lainnya menganggap itu hal wajar, tapi menurut Joseph itu sangat tidak sopan dan kurang ajar.

"Oh, Vincent? Kenapa kau telpon aku? Ada perlu apa?"

"Sekarang kamu jemput aku di stasiun. Aku sudah tiba di London lima menit yang lalu."

"A-apa? Apa maksudnya?" tanya Joseph sedikit terkejut.

"Mulai besok aku kembali sekolah di London! Hebat kan?! Kita bisa bertemu lagi setiap hari! Dan ibuku sudah meminta ijin Bibi Beatrice supaya aku bisa tinggal dirumahmu!"

"Ha? Ka-kau bercanda kan?"

"Kau pikir aku ini penipu? Tanya saja sama Bibi Beatrice. Tapi sebelum itu kamu bisa kan jemput aku sekarang di stasiun? Aku tidak suka menunggu lama-lama di stasiun, duduk bersama orang-orang yang tidak kukenal seperti orang bodoh."

"Ta-tapi..."

TUT! TUT! TUT! Vincent menutup telepon.

"Damn!" umpat Joseph.

Yuu mengernyit melihat Joseph. "Ada apa? Ada masalah?"

"Sepupuku, Vincent, dia akan tinggal disini. Sekarang dia menyuruhku untuk menjemputnya di stasiun."

"Bukankah itu bagus? Itu artinya aku akan dapet satu teman lagi, dong?"

"Dia bukan teman yang baik untukmu. Aku mau ke kamar ibu dulu sebentar." Joseph langsung pergi meninggalkan ruang keluarga. Yuu jadi bingung sendiri. Joseph sampai bereaksi seperti itu ketika mendengar kalau sepupunya itu akan tinggal disini. Pasti ada hal yang tidak disukai oleh Joseph dari anak itu.

"Sialan!" umpat Joseph begitu keluar dari kamar ibunya. "Yuu, aku harus menjemput Vincent sekarang."

"Aku ikut!"

Joseph berdecak, merasa bimbang apakah harus membawa Yuu atau tidak. Takutnya nanti Vincent bertindak diluar dugaan yang bisa membuat Yuu marah.

"Um... kamu di rumah saja ya? Sama ibu. Kasihan ibu sendirian."

"Memangnya kenapa? Cuma jemput sebentar saja, kan? Aku harus ikut. Lagipula aku butuh udara segar sekarang."

Joseph menyengir sambil mengusap-usap kepala Yuu. "Dasar bodoh. Malam-malam begini yang kau dapat bukannya udara segar, tapi udara beku."

"Tidak masalah. Aku rela membeku sekalipun. Selama aku terus bersamamu, tidak ada yang perlu ku takutkan. Benar 'kan?"

Joseph tersenyum pasrah, ia menganggukkan kepala sambil memejam sejenak, berharap semoga tidak ada hal buruk yang menimpa hubungan mereka nanti. Apalagi dengan kehadiran Vincent yang seperti menyukai Joseph sejak dulu.

Dengan mobil Nyonya Beatrice, Joseph dan Yuu berangkat menuju stasiun tempat Vincent tiba di London. Joseph sangat mahir mengemudikan motor, tapi kalau mobil ia tidak berani melajukannya dengan kecepatan tinggi. Selain mobil ibunya itu masih baru, ia juga jarang sekali memegang setir mobil.

"Sejak kapan kamu bisa mengemudi mobil, Jo? Bukankah mobil ibumu ini masih baru?" tanya Yuu sambil menyetel radio dan memilih-milih saluran musik.

"Sejak SMP kelas tiga. Dulu mendiang ayahku sering kali meluangkan waktu untuk mengajariku dasar-dasar menyetir mobil."

"SMP?!" seru Yuu terbengong. Joseph sama sekali belum pernah menceritakan hal ini sebelumnya. Sepertinya ada banyak hal-hal kecil yang belum ia ketahui tentang Joseph.

"Hm-hm." Joseph menggumam sambil mengangguk. Sedangkan Yuu hanya bisa membulatkan bibir.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di stasiun. Mereka langsung turun dari mobil. Joseph menggandeng tangan Yuu sambil menengok kanan kri mencari sosok Vincent. Yuu tersenyum malu-malu ketika Joseph memegang tangannya dengan begitu erat. Senang rasanya. Diam-diam ia jadi penasaran seperti apa sih laki-laki yang bernama Vincent itu.

"Joseph!!" mendadak seseorang laki-laki datang dari arah kanan Joseph dan langsung menghambur memeluknya, membuat genggaman tangan Joseph terlepas.

"Kau lama sekali! Hampir saja tubuhku berkerubut penuh lumut karena terlalu lama menunggu kedatanganmu! Kau semakin tampan dan maskulin! Tidak salah aku sudah menyukaimu sejak dulu!" omel laki-laki itu yang membuat Yuu mengernyit seketika. Apa maksudnya? Laki-laki ini menyukai Joseph? Namun Joseph segera melepas dekapan tangan laki-laki itu.

"Hentikan, Vincent! Aku datang kesini karena disuruh ibu!"

'Oh, jadi ini yang namanya Vincent,' batin Yuu. Laki-laki itu berambut pendek dan berwarna pirang, dengan postur tubuh yang lebih tinggi daripada Yuu tapi lebih pendek ketimbang Joseph. Memiliki mata sedikit lebar dan bulu mata lentik, laki-laki itu terlihat sangat manis. Mungkin hanya dari wajahnya saja. Yuu belum tahu sifat aslinya. Apalagi ia selalu menyunggingkan senyum  saat bertatapan dengan Joseph. Tapi dari gerakan tubuhnya yang lincah dan sedikit melambai, sudah tergambar secara gamblang bahwa anak ini memang seorang gay.

Vincent hanya meringis sambil melepas pelukannya. Sesaat dada Yuu terasa lega. Tapi mengingat kalau si Vincent akan tinggal di rumah Joseph, ia yakin ini adalah bencana besar. Apalagi Vincent terlihat memilki karakter seorang penindas, berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Yuu yang lebih memiliki karakter yang lebih ke arah defensive.

Beberapa saat kemudian Vincent melirik ke belakang punggung Joseph, tepat kea rah Yuu. “Ini siapa?”

Sontak, Yuu mengerjapkan mata beberapa kali seolah baru melamun. Joseph langsung mengambil alih. “Perkenalkan, ini Yuu. Dia.... dia kekasihku.”

Yuu dan Vincent terbelalak bersamaan sambil memandang Joseph. Terlebih lagi Vincent yang tampak begitu syok ketika mendengarnya.

Apa Joseph sudah gila mengumbar-umbar hubungan seperti ini?

“Kenapa kau melototiku seperti itu, sayang? Apakah aku tidak boleh membanggakan kekasihku sendiri?” tanya Joseph pada Yuu sambil membingkai wajah Yuu dengan kedua tangan dan menciumnya secepat kilat.

Astaga! Apakah ia lupa kalau ini tempat umum?! Banyak sekali orang-orang yang melintas, dan beberapa dari mereka pasti sempat melihat ciuman Joseph barusan.

Tatapan heran sekaligus menghina dari Vincent langsung disadari oleh Yuu. Sedangkan yang ditatap hanya bisa menggigit bibir sambil melemparkan pandangan ke arah lain.

Oh iya, dia kan belum bersalaman dengan Vincent. Yuu mengulurkan tangan sambil tersenyum. “Hai, namaku Yuu Hirokatsu. Panggil saja, Yuu.”

“Vincent.” Kata laki-laki menyebalkan itu sambil menyambut tangan Yuu tanpa memandangnya sama sekali. Huh! Dasar sombong! Ingin sekali Yuu menendang Vincent kembali ke kampung halamannya dan menguncinya di dalam kandang sapi.

“Baiklah, sekarang kita langsung pulang saja, yuk!” ajak Joseph dengan wajah ceria sambil menggenggam tangan Yuu. Yuu pun membalas senyum kekasihnya itu. Dan malahan, Yuu melepas pegangan tangan Joseph dan melingkarkan kedua lengannya di pinggang Joseph sambil menyandarkan kepalanya di pundak Joseph dari samping.

Vincent memutar bola matanya sambil memasang tampang memuakkan.

Ha! Yuu menang telak. Lucu sekali rasanya melihat ada orang lain yang cemburu pada hubungannya dengan Joseph.

Mendadak seorang laki-laki bertubuh tinggi berjaket kulit warna hitam, memakai topi dan kaca hitam melintas di depan Yuu dan menyenggol bahu kiri Yuu dengan lumayan keras hingga anak itu terjengkang dan mundur beberapa langkah.

“Hei! Hati-hati kalau jalan! Tidak punya mata, ya?!” protes Joseph sambil menunjuk-nunjuk laki-laki itu. Tapi dia malah terus berjalan menjauh tanpa menengok ke belakang sedikitpun seolah tidak terjadi apa-apa.

Vincent tertawa singkat, sangat singkat seperti suara batuk, tapi lebih terdengar seperti melecehkan. Yuu menyadari kalau Vincent menertawainya.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Joseph sambil memegang kedua bahu Yuu dan memeriksa tubuh Yuu dari atas sampai bawah. Yuu sampai tertawa geli merasakan gerayangan tangan Joseph yang menggelitik.

“Hahahaha! Sudah, Jo! Aku tidak apa-apa kok. Jangan terlalu cemas. Aku tidak akan mati hanya karena tersenggol.” Ucap Yuu sambil menggerakkan alisnya. Joseph balas tersenyum lalu merangkulnya sejenak.

Vincent mendehem keras dengan sengaja untuk menghentikan celotehan Yuu dan Joseph. “Aku mau ke toilet sebentar. Kalian bisa tunggu aku di parkiran.” Ucapnya sambil menyelonong pergi.

Sedangkan Yuu hanya bisa merasa puas dengan sikap Vincent yang tampak badmood. Akhirnya ia dan Joseph mengikuti apa kata Vincent. Mereka berdua berjalan menuju parkiran mobil.

“Aku minta maaf jika tadi berbuat lancang dengan menciummu di depan umum. Maafkan aku,” kata Joseph dengan nada bersalah setibanya di parkiran. Yuu sudah bisa menebak kalau kata-kata itu pasti akan meluncur dari bibir Joseph.

“Tidak masalah. Aku mengerti kalau kau tidak ingin si centil Vincent itu mengganggumu lagi kan?”

Joseph menggenggam sebelah tangan Yuu dengan erat. “Tidak hanya itu. Aku takut sifatnya yang agresif padaku akan membuatmu lebih cemburu lagi. Jadi sekalian saja aku blak-blakan di depan anak itu supaya dia tahu bahwa sekarang aku sudah menjadi milikmu, dan kau menjadi milikku. Kita berdua saling memiliki.”

Wajah Yuu langsung tersipu malu mendengarnya. Tapi ia masih memikirkan satu hal. Kalau Vincent tinggal di rumah Joseph, itu artinya Vincent punya kesempatan yang sangat besar uantuk mencuri waktu berdua-duaan dengan Joseph.

“Aku mencintaimu, Jo,” ucap Yuu dengan tulus, berharap Joseph akan selalu setia pada dirinya yang sebatang kara itu.

Joseph tersenyum. “Aku sangat suka sekali ketika kau mengatakannya, seperti sebuah nyanyian di telingaku, Yuu. Aku juga mencintaimu.”

Joseph menarik tubuh Yuu dan mencium bibirnya dengan lembut, tanpa menyadari bahwa Vincent sedang berdiri di dekat mereka dengan tatapan berkilat-kilat penuh amarah.

(Bersambung…)

Romantic Troublemaker (boyxboy)Where stories live. Discover now