24. BINVS : KELICIKAN WIRA

2.2K 315 223
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA YA!

VOTEEEEEEE 🛐🛐🛐

VOTEEEEEEE 🛐🛐🛐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

24. BINVS : KELICIKAN WIRA

Lebih baik bergerak maju dari pada harus terus bersembunyi di balik masalah yang seharusnya kita hadapi. Entah akan datang badai sebesar apa nantinya, bukankah jika ingin mencapai sebuah kesuksesan, kita harus siap berkorban? __BINVS!

   

"Siapa selain kita bersembilan?" tanya Alifah sangat penasaran.

“Anarkali,” ucap Wira.
   
“Dia udah mati.” Angkasa membantahnya. Ia sangat yakin kalau kakaknya sudah tiada. Namun, ia menolak jawaban kalau Anarkali bunuh diri. Angkasa lebih mempercayai kalau kakak perempuannya itu tewas dibunuh.
   
“Kenapa lo seyakin itu, Sa?” tanya Wira.
   
“Gue pernah terawang masa lalunya. Pelakunya orang MHS,” tukas Angkasa.
   
“Lo yakin bisa terawang masa lalu dengan jelas? Penglihatan lo, nggak salah?” tanya Alip merasa tak percaya kalau di dunia ini ada yang bisa melihat masa lalu orang.
   
Angkasa memikirkannya sejenak, “Potensi gue memang nggak sesempurna punya kalian. Tapi, coba lo cek file kedua. Sesuai yang pernah Bang Dwipa—Ketua Basis sebelum Wira, pernah bilang waktu itu, kalau Anarkali sebenarnya menggantikan posisi Amanda buat ikut Olimpiade Biologi. Katanya stres karena waktu itu dia jadi nggak bisa ikut event menulis di hari yang sama. Terus bunuh diri, sedangkan yang gue lihat—” Angkasa menggantungkan kalimatnya sejenak.
   
“Apa yang lo lihat?” tanya Wira.
   
“Ada yang nggak terima karena kepintaran Anarkali yang jadi peserta olimpiade. Padahal, dia dari kelas Stupid, sedangkan yang ikut olimpiade seharusnya dari kelas Prestasi,” lanjut Angkasa.
   
“Siapa yang nggak terima?” tanya Wira lagi.
   
“Hamdan.”
   
“Masuk akal. Kalau gue jadi Senior Hamdan juga bakal nggak terima ada anak kelas Stupid tiba-tiba masuk jajaran peserta olimpiade. Nggak pantas,” celetuk Alifah yang langsung mendapat lirikan dari ketiga cowok di hadapannya itu. Mereka merasa direndahkan.

“Gue ngomong jujur, karena dari dulu kelas ini memang problematik, bahkan sampai sekarang pun masih problematik, dan gue malah jadi bagian dari murid-murid ini,” lanjut Alifah dengan nada penyesalan.
   
“Lo ingat, kita pernah diskusi soal teka-teki silang di ruang seni. Kode Anarkali enam, jawaban nomor delapan adalah OSIS, sedangkan ketua OSIS saat itu adalah Hamdan,” kata Angkasa.

(Biar nggak bingung, silakan cek soal² TTS di part² sebelumnya. INI PENTING!)

“Ouh, jadi karena alasan ini lo putusin Putik? Karena Hamdan musuhan sama Anarkali?” tebak Alifah meliarkan matanya mengamati Angkasa dari atas sampai bawah. “Tapi, lo sama sekali nggak kasihan lihat Putik diperlakukan senonoh sama Hamdan? Atau lo udah jijik sama Putik?” lanjutnya memancing emosi Angkasa.
   
Sst, ini baru sebagian yang lo lihat secara pribadi. Kita belum punya bukti secara fisik selain ngikutin petunjuk dari buku Teka-teki Silang itu.” Wira tampak berpikir mengenai rencana selanjutnya. Timbul berbagai macam pertanyaan yang belum jelas jawabannya.

BUT I'M NOT VERY SMART! || [Lengkap]Where stories live. Discover now