Extra Part 3: It's Not Really Really Over

39.5K 1.3K 35
                                    

(NOVELLA POV)

Ponsel Jorgha bergetar, ia lalu mengangkatnya dengan wajah tegang, penuh waspada. Aku pun tidak kalah takut dan jantungku hampir saja mau copot. Itu rasanya sangat mengerikan. Tak pernah aku sangka wanita itu begitu frustasi ingin memiliki Jorgha. Ya Tuhan, kenapa aku bisa masuk kedalam dunianya. Aku sungguh tidak tau sampai kapan aku dapat bertahan. Dan wanita-wanita itu, seolah-olah mereka tidak rela jika Jorgha bersama wanita sepertiku. Ini sangat menyebalkan!

"All right, thank you so much, Mr. Warren, I will send my lawyer to take care of it!!" ucap jorgha seraya menutup telfonnya. Ia lalu melihatku dari ujung matanya, sambil terus menjalankan mobilnya.

"Honey... kau tidak apa-apa?" Tanya Jorgha sambil menyentuh punggung tanganku lembut.

Aku menghela nafasku tanpa menatapnya, aku tidak tau apa yang harus kuucapkan padanya. Jorgha lalu menepikan mobilnya. Ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan bebas hambatan dikota London.

"Vella...tatap aku! perintahnya. Aku menurutinya sambil kutolehkan wajahku kearahnya. Ia menatapku dengan intense. Ia tahu aku tak bisa membohonginya. Ia pembaca yang baik. Ia bisa membaca pikiranku hanya dengan menatapku.

"Semua akan baik-baik saja Vella, tadi Mr. Warren polisi itu, mengatakan kalau Abigail sudah diamankan di kantor polisi... mereka akan melakukan penyelidikan secara mendalam. Dan aku pastikan kalau Abigail akan ditahan..." jelasnya mencoba untuk menenangkanku

"Bagaimana Ronald?"

"Ia baik-baik saja, kini sedang berada dikantor polisi untuk memberi keterangan, setelah itu ia bisa segera pulang. Aku akan menelpon pengacaraku untuk mengurus kasus ini..."

Aku menunduk dan terdiam... Jorgha meraih daguku dan mengangkatnya, ibu jarinya mengusap dagu ku lembut.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jorgha pelan, ia terlihat begitu khawatir

Aku menggeleng. Mengalihkan pandanganku kejalan...perasaanku tidak karuan, semua bercampur aduk, aku merasakan nyeri dimana-mana, diperut, dikepala, dan dihatiku...

"Aku sungguh takut, Jorgha...aku tidak tau apakah hubungan kita akan berjalan dengan baik..." ungkapku lirih penuh dengan ketakutan, tentu saja aku cemas, dan gelisah, karena aku.. mencintai seseorang yang berasal dari planet yang berbeda. Damn! Aku terlalu mencintainya.

Jorgha terhenyak mendengar pernyataanku, wajahnya berubah menjadi kaku dan tegang.

"Vella... kau ini bicara apa?" Jorgha mengerutkan alisnya, masih menatapku dalam-dalam

"Hanya saja...ini rasanya seperti mimpi Jorgha... dan aku takut ketika aku terbangun, aku berada ditempat yang berbeda dimana tidak ada kau disana...aku takut kebahagiaan ini hanya sebatas mimpi" Kataku dengan cepat dan putus asa

Jorgha memelukku, ia mencium pipiku, rambutku, dan kepalaku, sebelum kembali memelukku. Dia tahu sekali kalau saat ini aku sedang butuh pelukannya.

"Tidak akan ada yang berubah diantara kita, Vella... aku tidak pernah menginginkan lebih sampai aku melihatmu, setiap hari yang kupikirkan hanyalah bagaimana caranya agar aku dapat memilikimu, dan aku merasa sangat bahagia ketika kau menyambut cintaku. And it's real... kau adalah mimpiku yang menjadi nyata, Vella..." Jorgha mengatakannya tegas namun penuh dengan cinta. Matanya berbinar dan membuatku meleleh dalam tatapannya.

"Kau juga mimpiku yang menjadi nyata, Jorgha..."

Kami berciuman dengan lembut, dalam dan kuat, membuka bibir dan saling memberi akses untuk menikmati sebuah ungkapan cinta. Cinta yang nyata-nyata terjadi antara aku dan dia.

Love Me Like You DoNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ