Chapter 14 - Discovery

8.2K 370 4
                                    

Vote dan Coment yaa jangan lupaaaa

Edelmar POV

Aku dan Emoretta naik kereta selama satu jam, dan selebihnya kami naik kuda masing-masing. Amoretta menaiki Bliss, sedangkan aku menaiki kuda ku yang gagah ini. Sepanjang jalan aku terus melihat kudaku yang selalu melihat kearah Bliss.

"Hei, boy," kataku. "Kita sedang dalam tugas, ingat?" sebenarnya aku sama saja dengan kudaku. Aku selalu mencuri pandang melihat Amoretta yang sedang merapihkan rambutnya membentuk sebuah kepang. Tubuhnya terlihat melengkung ramping karena baju dan celana berkuda yang ia kenakan. Kakinya menempel kuat ke sisi Bliss dengan santai.

Dia berbalik melihatku dan tersenyum. "Ada apa kau menatapku?"

"Oh, tidak ada," aku langsung membuang muka sambil mengelus-ngelus punggung kudaku. Dia mengangkat alisnya. "Aku melihat wanita cantik. Maksudku, dia cantik. Aku hanya berharap semoga istriku tidak mencari tahu tentangnya." Duh, apasih yang aku katakan?

Dia tertawa. "Sudahlah, fokus pada jalanmu," katanya.

Aku menghela napas kesal. "Oke," aku cemberut. Dia tertawa lagi. Astaga, aku sangat suka saat dia tertawa.

Dia melangkahkan kudanya dan berhenti tepat disebelahku. Amoretta mencium bibirku dan tersenyum nakal. Saat aku balik menciumnya tidak ada balasan ciuman darinya, lalu aku membuka mata. Aku melihatnya tertawa karena berhasil mengerjaiku. Jail sekali istriku ini.

"Kau mengerjaiku ya! Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita balapan kuda saja, yang menang akan melakukan apapun pada yang kalah." Kataku semangat.

Tanpa aba-aba Amoretta langsung berlari meninggalkanku yang masih dibelakang. Oke, aku akan melawanmu istriku yang nakal. Aku langsung menyentakkan kain pengait kuda dan kudaku pun langsung berlari kencang. Amoretta menoleh kebelakang tertawa lalu menjulurkan lidahnya. Lihat istriku, aku pasti akan mengalahkanmu.

"Kau akan menyesal karena telah mengerjaiku!" Aku berteriak main-main.

"Tidak akan!" teriaknya.

Kami berlari dengan cepat melewati pohon-pohon hutan yang hijau. Burung dan tupai sesekali berlari keluar dari pohon-pohon, terkejut dengan kecepatan kami.

Amoretta mengambil arah yang salah dan berakhir pada dinding batu-batuan besar. Dia turun dari Bliss saat aku sampai ditempatnya. Aku melompat turun dari kudaku, menyeringai padanya. Kudaku pindah ke samping Bliss. Aku perlahan-lahan berjalan kearah Amoretta, menyudutkannya.

"Apa yang akan kau lakukan?" Dia berbisik saat aku mendekatinya.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Kau akan berbalik dan berjalan pergi ... kan?"

"Tidak, tidak akan. Aku akan bersenang-senang karena aku sudah memenangkan lombanya."

"Umm ... Edelmar. Sebenarnya kita belum menentukan siapa yang menang tahu. Kau kan juga ikut nyasar bersamaku." Kata Amoretta bergetar.

Aku mendorongnya kedinding batu dibelakang, memelintir rambutnya dengan jariku. "Begitu ya? Tidak tuh." Aku membungkuk lebih dekat kearahnya, menghirup aroma tubuhnya. Bahkan walaupun sudah berlari seperti itu dia masih wangi bunga melati. Dia melihatku bingung, wajahnya sangat lucu saat ini. Aku akan membalas kejailanmu istriku, hahhaha...

Aku menciumnya, aku kehilangan diriku di mata emasnya. Dia menarikku lebih dekat, bersandar di batu di belakangnya sementara aku berdiri di antara kedua kakinya. Dia mengerang karna pergerakan mulutku, membuatku semakin memperdalam ciuman.

Aku mendengar suara batuk. "Yang Mulia, kereta yang lain sudah tiba di tempat."

Aku berbalik untuk menghadapi Kodey. Sejak kapan sih dia ada disini. Amoretta tersipu dan menjauh dariku. Aku meraih pergelangan tangannya, menariknya lebih dekat.

Princess AmorettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang