White - 4

2.8K 281 17
                                    

"I sometimes have wondered where you've gone."

***

Aku berlari dengan nafas tersengkal-sengkal, darah segar terus mengalir dari pelipisku, tangan kiriku terluka seperti terbakar, tubuhku sudah tidak kuat lagi, aku sangat lelah dan kesakitan.

"Cepat lari! Gadis itu mengejar kita!" pekik kawanku yang berlari di depan.

Keadaan kawanku juga sama sepertiku bahkan lebih parah lagi, ia kehilangan tangan kanannya. Aku dan dua orang kawanku terus berlari sekuat tenaga.

"Haahh... haahhh... aku sudah tidak sanggup lagi. Kaki sudah tidak sanggup berlari lagi." ujarku.

Aku tersandung oleh batu dan akhirnya aku terjatuh dengan keras diatas tanah. Dua orang kawanku langsung berhenti berlari dan berbalik dengan cepat untuk menghampiriku.

"Bertahanlah! Kita harus segera pergi dari sini!" ujar salah satu kawanku dengan nada ketakutan. Toya.

Aku meliriknya tajam dan berdecih. "Kenapa kita harus lari! Kita lawan saja gadis itu!" ujarku kesal.

"Apa kau tidak lihat kita bertiga terluka parah seperti ini karena gadis sialan itu!!? Gadis itu terlalu kuat!" ujarnya lagi dengan nada ketakutan.

Dia benar, aku juga sudah kelelahan. Kakiku tidak sanggup lagi berlari.

Aku mendesah berat. Tadi kami bertiga memang melawannya dan kami berakhir seperti ini.

Gadis itu memang kuat. Gadis berseragam SMA dengan rambut panjang hitam, topeng hitam-putih dan sebuah tongkat besi.

Aku tidak tau tongkat apa itu, tapi ketika tongkat itu memanjang entah mengapa aku sangat terpukau. Tongkat yang cantik tapi juga mematikan.

Tongkat itu yang membuat tangan kiriku terluka seperti sekarang ini.

Cih, kenapa tanganku tidak pulih-pulih sedari tadi!? Seharusnya tanganku sudah sembuh seperti semula, tapi ini tidak. Apa tongkat itu beracun? Tongkat itu sangat berbahaya.

"Ayo kita pergi dari sini, sebelum gadis itu menemukan kita." Ujar salah satu kawanku. Taru. Aku mendesah berat.

"Aku lelah," jawabku. Salah satu dari Kawanku berdiri.

"Dasar lemah! Kalau begitu aku tinggal kau!" Ujar toya. Aku menatapnya tajam, dia ingin meninggalkanku? Dasar tidak setia kawan.

"Kau tidak boleh seperti itu! Bagaimana mungkin kau meninggalkannya!?" ujar taru, ia terlihat marah.

"Kau pikir aku perduli! Yang penting aku selamat!"

Toya langsung berlari meninggalkan kami berdua. Aku melirik Taru, dia menatap toya dengan tatapan tak percaya.

Tiba-tiba aku mencium bau sangat harum dan menggoda. Kami berdua terdiam kaku, bau harum ini adalah bau dari gadis yang kami lawan tadi dan bau harum yang tercium sekarang berasal dari depan kami.

Toya berlari kearah itu. Kami menatap toya yang terus berlari, tiba-tiba aku dan taru tercengang.

Kami melihat sebuah benda tajam menacap tembus sampai belakang toya. Darah mengalir membasahi kaos yang di pakai toya.

"TOYA!!!" pekik taru, kawan di sebelahku ini terlihat marah sekali.

Seorang gadis berdiri di depan toya, gadis itu yang mencapkan benda tajam itu.

His Eye - White "Tokyo Ghoul"Where stories live. Discover now