4. Catatan Terakhir Untuk Mas Iran [ Kumpulan Cerpen Santhy Agatha]

22.2K 880 53
                                    

Irwan memasukkan pakaian terahkirnya ke dalam tas, lalu menutup resleting tas itu sambil menarik napas panjang. Dia berdiri, membawa tas itu dan hendak melangkah pergi ketika langkahnya terhenti, tangannya terpaku berat di pegangan pintu.

Sekali lagi mendesah, Irwan memutar tubuhnya dan menatap ke sekeliling ruangan mungil berukuran tiga kali empat itu. Setiap detail ditatapnya dan disimpannya dalam-dalam ke dalam ingatannya.

Tidak akan pernah dia lupakan. Tidak akan pernah dia lupakan masa-masa dimana dia mendapatkan pelajaran baru, bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dengan sederhana, dalam ruangan mungil yang penuh berisi cinta..... dan juga perempuan yang dicintainya 

Amara, perempuan itu sekarang tidak ada di sini, tidak kuat menahankan perpisahan, katanya. Jadi pemilik hatinya itu memilih pergi menjauh, supaya yang terkenang di saat terahkirnya hanyalah momen mereka berpelukan bersama, bukan momen ketika irwan melangkah pergi dengan tas pakaian di tangannya, lalu menghilang di balik pintu.

Tiba-tiba mata irwan tertumbuk pada sebuah buku catatan di atas bantal. Dia tidak pernah melihat buku itu sebelumnya, dan itu menarik perhatiannya.Dengan hati-hati diletakkannya tas itu, lalu melangkah menuju tempat tidur, duduk di tepi ranjang dan meraih catatan itu.

Lembar pertama disingkapnya sedikit, ada tulisan Amara di situ, tulisannya yang khas dengan huruf-huruf rapi yang terjalin lurus. Sejenak Irwan merasa bersalah, seperti mengintip rahasia kekasih yang seharusnya tidak boleh dibaca, tetapi sebaris kata menarik perhatiannya. "Untuk Mas Irwan".

Dengan ragu dan gelisah Irwan membuka halaman pertama itu, demi menemukan tulisan panjang yang sepertinya khusus dibuat Amara untuk dibacanya, senyum Irwan tanpa sadar muncul di sudut bibirnya, Kekasihnya itu memang selalu lebih mudah mengungkapkan perasaannya dengan tulisan daripada dengan kata-kata. Segera Irwan terseret dalam nuansa halus jalinan kata yang disusun Amara.

============================================================ 

Bandung, 8 September 2011

Untuk Mas Irwan yang kusayangi,

Kalau mas sudah membaca ini, berarti kita sekarang sudah berada di tahap perpisahan yang selalu kita bicarakan itu ya. Tak apa- apa mas, jangan mencemaskan aku, aku sungguh baik-baik saja. Aku masih perempuan kuat yang kau cintai itu, yang terus berjalan menantang badai meski mas sudah nggak akan berada di sisiku lagi.

Aku menulis surat ini untuk mas Irwan semata-mata agar mas menyadari perasaanku, bahwa semua waktu demi waktu yang aku habiskan bersamamu, semua itu tidak pernah sia-sia. Setiap detik yang aku habiskan bersamamu itu semuanya penuh makna dan membahagiakan, sungguh anugerah Tuhan yang paling indah, yang pernah disisipkannya dalam hidupku yang singkat ini.

Kauingat ketika kita menyesap kopi pada pertemuan pertama kita? di sudut cafe remang-remang di tengah hari, saat aku memandang matamu dan menyadari ada jiwa yang indah di dalam sana. Atau mungkin di saat malam saat kita keluar berdua tanpa rencana? sebuah moment singkat penuh tawa yang menghangatkan hati.

Atau kesan mendalam yang kuresapi bersamamu, ketika kita duduk berdua beralaskan karpet kamarku, dengan secangkir kecil kopi di tangan masing-masing, ngobrol ngalor ngidul dengan semua tema beragam yang pernah ada, lalu tanpa sadar sudah menghabiskan waktu berjam-jam bersama hanya untuk berbicara. Aku tidak pernah merasa bosan bercakap-cakap denganmu, lama kemudian baru kusadari itu :)

Tapi yang paling aku ingat tentu saja saat dimana hatiku mulai bergetar ketika menatap matamu. Malam itu ketika mas Irwan dengan penuh perhatian datang sepulang kerjamu hanya demi menengokku, perempuan manja ini yang sedang sakit. Kehadiran mas Irwan terasa menentramkan jiwaku, dan usapan jemarimu yang lembut dikepalaku saat itu membuatku berpikir betapa beruntungnya perempuan yang boleh bersandar padamu.

Kumpulan Cerpen Santhy AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang