My Dearest

1K 105 7
                                    

"Skyru!?"

Apa Arifi sedang bermimpi? Ia mencubit pipinya, sakit. Ini bukan mimpi. Hologram pujaannya itu ada di depan matanya dengan jarak yang sangat pendek, tanpa fans ataupun lampu sorot. Seolah dia makhluk nyata yang khusus hanya menghampirinya.

"Aku datang menjawab request seseorang yang datang kepada Zet kalau kau ingin bertanya, Alfisan"katanya tanpa diminta.

"Zet... ada disini?" bola mata Arifi semakin membulat tak percaya dengan apa yang didengarnya. Skyru mengangguk.

"Ya. Tapi untuk saat ini dia tak bisa menemuimu"

"Kenapa?" tanya Arifi penasaran.

"Katanya belum waktunya" katanya mengangkat bahunya. "Sebelumnya ia harus menjawab request orang itu dulu"

"Siapa orangnya?" tanya Arifi semakin penasaran.

Apa mungkin Zora? Dimana cowok itu sekarang?

Hologram itu terdiam, sangat lama. Kemudian ia menatap lurus cewek itu. "Katanya seseorang yang bernama sama denganku." Kemudian ia merentangkan tangannya. "Saa... bagaimana kalau aku langsung saja memulai pertunjukannya. Selamat ulang tahun Arifi Sandra"

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Semoga hari-harimu selalu diberkahi

Semoga kamu bisa menemukan apa yang paling berharga bagimu di dunia ini

Selamat ulang tahun my dearest

Semoga kamu selalu bisa menjadi dirimu sendiri.

Arifi terhanyut mendengar lagu selamat ulang tahun itu. Ini indah sekali. Ia tak pernah mendengar lagu ini sebelumnya. Mungkinkah Zet menciptakan lagu ini khusus buatnya? Ah... tak mungkin, ia terlalu banyak mengkhayal.

Lagu ini benar-benar bagus. Gimana ya kalau Zora mendengar ini.

Eh? Zora? Lagi-lagi ia melupakannya. Dimana dia?

"Uhuk"

"Kau kenapa Sky?"

Eh? Skyru batuk? Memangnya mesin virtual bisa batuk juga. Arifi menatapnya dengan terheran-heran. Pasalnya ekspresi hologram di depannya terlihat... kesakitan?

Tapi mana mungkin ada hal yang seperti itu terjadi. Zet tak mungkin membuat kesalahan teknis dalam konser virsualnya.

"He? Nothing. AlfiSan baik sekali memperlakukanku sama seperti manusia biasa. Hehehe.... Padahal aku cuma makhluk 2D" katanya nyengir.

Tapi kenapa Arifi merasa aneh dengan kata-katanya. Terutama ketika melihat matanya. Dia memang makhluk 2D, tapi... entah kenapa Arifi seolah tersedot melihat matanya. Seolah matanya menyiratkan kalau ada nyawa di dalam dirinya. Seolah dia juga makhluk hidup. Bahkan gerakannya pun tak kaku seperti virtual biasa.

Sehebat itukah Zet menciptakan penyanyi virtual misteriusnya.

Arifi tiba-tiba dikagetkan dengan suara teriakan keras memenuhi aula. Bersamaan dengan hologram di depannya mendadak rusak tak berbentuk, kemudian dia hilang sama sekali. Apa yang terjadi?

Kemudian terdengar suara letupan kecil. Arifi mencari-cari sumber suara. Ia bisa mendengar sumbernya berasal dari ruang siaran di belakang aula. Ia segera berlari menuju tempat tersebut dan terkejut melihat apa yang terjadi di depannya.

Sesosok tubuh terbujur kaku dengan mulut memuntahkan darah. Sesuatu seperti helm terpasang di kepala yang terhubung dengan sebuah mesin yang hancur yang sepertinya menjadi penyebab ledakan kecil yang ia dengar. Helm tersebut menutupi matanya sehingga ia tak bisa melihat wajahnya. Terdengar desingan listrik korslet pelan. Dengan panik, Arifi segera menghampiri sosok tubuh itu.

Sky for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang