Egoist *20

54.3K 4.7K 40
                                    

REPOST SAMPAI CHAPTER 31! 

Update sehari sekali. 

Happy Reading!

The Sorcery: Little Magacal Piya

Di dalam kegelapan yang kulihat saat ini, suara-suara kepedihan terus terdengar, namaku terpanggil dengan begitu lantangnya, dan beberapa teriakan histeris yang terus saja terumpatkan. Aku seperti mendengar sebuah lagu dengan melodi yang menyayat hati bersamaan dengan suara-suara itu. Beberapa kali jeritan terdengar dengan begitu perihnya di pendengaranku, terus saja menyalahkan menyalahkanku.

Perang sudah dimulai dan mengapa aku tertidur?

Suara benturan benda-benda yang cukup keras, terus terdengar. Suara tetesan air terdengar begitu jernih di pendengaranku. Penciumanku menangkap aroma amis yang kuartikan sebagai aroma penderitaan. Rasa bersalah yang meracuniku, memenangkan rasa kantuk yang dibuat.

Perlahan, mataku terbuka. Beberapa kali aku membuka tutup mataku, mencoba membiasakan mataku yang tidak tahan dengan terangnya langit biru, tidak tahan dengan terangnya matahari.

Barulah aku sadar, aku tidak seharusnya disini. Aku tidak seharusnya begini.

"...Huh?"

Aku mengedarkan pandanganku ke tanganku, yang tidak terlihat sama sekali. Aku tidak melihat wujudku sendiri, lebih tepatnya.

Berbeda dengan keadaan sekitarku yang sudah hancur, tak terbentuk.

Suasananya kacau.

Ruang bawah tanah yang kami buat bersama hancur, benar-benar hancur. Rencana yang kami buat gagal. Bagian langit-langit yang seharusnya memiliki pintu masuk dengan akses yang kecil, melebar drastis. Maksudku, langit-langit besi itu menghilang. Atau parahnya...,

Dimana semuanya?! Dimana mereka? Mengapa hanya aku seorang saja yang disini?

Aku memandang ke tanah, yang sedang kududuki. Ada lingkaran aneh berwarna kuning yang melingkariku, langsung saja aku berdiri lemas sambil berusaha menjauhi benda itu.

Dan tubuhku jadi kembali dapat terlihat. Apa yang terjadi? apakah Invi yang membuat tubuhku menjadi transparant tadi?

"Uh," keluhku pada lengan dan kepalaku. Lenganku memiliki sayatan panjang yang bahkan aku tidak tahu darimana asalnya, sedangkan kepalaku terasa nyilu di satu titik. Saat kusentuh, nyilu itu menggila dan jari-jariku memamerkan cairan berwarna merah.

Darah?

Aku berbalik untuk melihat disekeliling lingkaran itu, dan terdapat banyak darah segar yang masih menggenang disana. Aku ngeri sendiri membayangkan bahwa itu adalah darahku, namun rasanya kepalaku tak berdarah sebanyak itu. Seragam putihku kini lebih pantas dikatakan sebagai seragam merah.

Apakah ini kekalahan kami?

Apa satu hari itu sudah berlalu?

Aku ingin mengeluarkan kekuatanku untuk membuktikannya. Tapi percuma, aku tidak akan bisa memastikannya. Aku ini Double Power.

Jeritan-jeritan dari kejauhan terus terdengar, membuat rasa bersalahku ditimpa oleh perasaan gelisah dan rasa bersalah. Aku segera berlari mencari sumber suara, tidak ada apapun yang kulihat selain pohon-pohon yang tumbang bersama akarnya, batu-batu yang terus bergetar hingga beberapa kerikil serasa meloncat-loncat di tanah.

Piya!

Tiba-tiba kepalaku sakit kembali. Ada suara yang terus menghantuiku, entah dari mana asalnya. Itu berulang-ulang hingga aku sulit memastikan, apakah itu kata kepalaku atau hanya sekedar khayalan belaka.

The Sorcery : Little Magacal Piya [Telah Diterbitkan]Where stories live. Discover now