Part 29

4K 203 6
                                    

Tania menutup novel yang sedang ia baca. Sudah berulang-ulang Ia membaca novel itu. Biasanya Ia tidak mempermasalah kan isi dari novel tersebut.

Tetapi kali ini rasanya Ia sudah muak dengan cerita yang bertema percintaan, mendengar nya saja sudah ingin marah-marah rasanya.

Ia beranjak dari ranjang nya, berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka, sudah seharian ini Ia bermalas-malas di kamar nya. Mama sudah berangkat kerja sedari tadi pagi. Tinggal lah ia sendiri di rumah.

Ingin kembali bersekolah, namun mama menolak, ia masih harus tetap beristirahat di rumah. Apalagi di tambah semalam Tania kembali mengalami demam. Jadilah mama semakin khawatir dan menyuruh nya istirahat total.

"Ahhk" Tania meringis, menahan perih luka pada tangan nya yang terkena air.

Tangan yang terkena pecahan kemarin belum Ia obati, Ia pikir hanya luka biasa. Namun ternyata luka itu malah membuat tangan nya memerah kebiruan, dan terasa perih jika tersentuh.

Namun bukan nya segera Ia obati, Ia malah merasa bodoh amat, dan segera mengeringkan tangan nya dengan handuk kecil.

Setelah itu Tania berjalan ke luar kamar dan turun menuju ruang tengah.

Ia menyalakan Televisi, dan mencari acara TV yang menarik. Dan dapat lah film kartun anak-anak yang cukup menghibur.

Tak terasa sudah jam 2 siang, mengingat sedari tadi pagi Ia belum makan. Bagaimana tidak sembuh, kalau makan saja malas.

Akhir-akhir ini makan merupakan hal yang paling malas Tania lakukan, mengingat saat-saat awal ia sakit, apapun yang Ia makan pasti akan keluar lagi.

Jadilah kondisi nya akhir-akhir ini naik-turun.

Bukan nya lekas mengambil makan, Tania malah tetap melanjutkan menonton.

♥♥♥

Rey berjalan cepat keluar dari kelas lalu berjalan cepat menuju parkiran sekolah.

Carra yang sedang membereskan buku-buku nya berhenti, lalu menatap Dion, bertanya pada Dion, melalui tatapan nya, dan Dion yang mengerti maksud tatapan itu pun menjawab dengan menggelengkan kepala. Tanda Ia pun tak tahu.

Sedangkan Rey yang sudah tiba di parkiran, dengan segera mencari motor nya lalu menggendarai nya menuju arah yang berbeda dari rumah nya.

Ia berharap hari ini lebih baik dari kemarin.

Tak butuh waktu lama, Ia sekarang sudah berhenti di depan sebuah rumah. Ia turun dari motor nya, lalu berjalan mendekat menuju pagar rumah tersebut.

Tak di kunci.

Ia pun membuka nya dan masuk, lalu mencari bel rumah tersebut dan memencet nya.

"teettt" Bunyi bel rumah berbunyi. Namun tak ada jawaban dari dalam. Ia pun kembali memencet beberapa kali.

"teett"

"Tan, gue tahu lo ada di dalam, please bukain, gue cuman sebentar kok" Jelas Rey, Ya Ia sempat melihat bayangan Tania yang mengintip dari dalam.

Tak ada jawaban, Rey tetap menunggu, Ia tahu Tania pasti masih tidak mau bertemu dengan dirinya.

Tak lama, Pintu terbuka.

Love Is Not A ToyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang