Chapter 4 (Choise and Decision)

11K 566 26
                                    

The 'it' of Previous Chapter!

Juno akui Alex memang tampan, tapi setelah melihat penampilan simple but interesting-nya Alex pagi ini, mungkin kata tampan pun tak cukup.

Ia marah dan tidak mengerti mengapa Juno ada disana. Di luar dugaan, hubungan Alex dan Juno sudah semakin dekat. Ramon tak mau kecolongan, kehilangan Alex. Namun, di sisi lain pemikirannya berusaha untuk tidak terlalu posesif dengan Alex. Mungkin apa yang Alex bicarakan di mobil minggu lalu benar, mereka hanya sebatas peneliti dan objek peneliti. Yah, ia berusaha meyakini itu.

Memang ada sesuatu yang berbeda di hatinya. Juno akui itu. Tapi, Juno tak mau berspekulasi terlalu jauh. Ia masih mempercayai, bahwa ia hanya sebatas merasa nyaman dengan sahabat sepupunya ini.

"Gue belum pernah ngerasain ini sebelumnya, Lex." Tangan Juno bertumpu pada pinggiran kapal.

"Kayaknya gue..." Kalimatnya menggantung ragu.

"Jangan dilanjutin. Elo masih ragu. Yakinin diri lo bener-bener." Alex menarik nafasnya dalam.

Ramon tertawa pelan dari ujung telepon.

"Sorry. Aku cuma mau bilang, aku udah dikereta ke Semarang. Mungkin aku sore sampai di Karimun Jawa. Ya udah kamu mandi sana. Bye." Jelas Ramon.

"Okey. Hati-hati sayang. Bye." Alex menutup teleponnya.

Ia bergeming sejenak. Lalu meletakkan ponselnya di meja, kemudian beranjak menuju kamar mandi. Sesaat setelah Alex menutup pintu kamar mandi. Sebuah tangan kokoh, meraih ponsel Alex. Memeriksa panggilan terakhir yang menelepon tadi. Ramon.

"Sayang? Ramon?" Desis Juno terperanjat.

——————————————

Sabrina menghampiri Juno yang tengah asyik menjulurkan tangannya ke laut. Percikan-percikan air tercipta akibat hal itu. Ia kemudian duduk disamping Juno. Berkali-kali terdengar gerutuan dari Sabrina. Ia sedang kesal karena ponselnya tidak mendapatkan sinyal di tengah laut. Saat ini mereka sedang berada di kapal yang akan membawa mereka ke lokasi diving. Juno menengok ke arah Sabrina.

"Udah minum obat anti mabuknya?"

Sabrina memandang Juno, lalu mengangguk. Ia memasukkan ponselnya ke dalam tas Chanel-nya. Tampaknya ia sudah putus asa dengan ponsel tanpa sinyal itu. Kemudian ia memandang Alex yang berada tak jauh darinya dan Juno.

"Kak Alex" panggil Sabrina. "Kak Alex ikut diving juga kan?"

"Enggak ah. Gak bisa diving." Alex mengibaskan tangannya, berusaha meyakinkan.

"Gue snorkeling aja deh." Alex tersenyum kecut.

Dia yang paling tua disini. Malah dia yang gak bisa diving.

"Ayolah kak. Sayang udah jauh-jauh kesini, gak diving. Kayaknya dibawah bakalan indah loh." Mata Sabrina dibuat berbinar-binar.

Alex tertawa melihat tingkah Sabrina. Cewek itu cantik, tapi agak sedikit kekanak-kanakan.

"Kakak ntar barengan aja sama Juno diving-nya. Dia jago loh" lanjut Sabrina menepuk-nepuk bahu Juno, membanggakan.

"Iya, gue tahu" jawab Alex singkat.

"Tahu darimana lo?" Juno bersuara, tapi masih sibuk dengan buih-buih putih dibawah kapal.

"Dari Andien."

Yang dipanggil langsung tersenyum. Mereka terdiam. 

Tiba-tiba Sabrina bertanya-entah kepada siapa-, "Underwater camera gue mana ya?"

AFFAIRWhere stories live. Discover now