Chapter 4 Perasaan

23 3 0
                                    

  Ayumi POV...
  
    Aku berjalan melewati koridor sekolah yang sepi. Banyak murid yang sudah meninggalkan sekolah untuk kembali ke rumah masing-masing. Sampai aku melihat seorang lumut di hadapanku.

     "Apa yang kau lakukan disini, Hirasawa-san" tanya lumut itu dengan wajah tanpa ekspresinya.

      "Patroli. Mana nee-san?"

      "Yuzura sudah pulang dari tadi"

      "Oh."

1 detik...

2 detik...

3 detik...

5 detik...

   'Canggungnya' pikirku. Mataku tertuju kepada sang lumut-yang-disebut-ketua di depanku.

    "Neh Hirasawa-san, bisakah aku bertanya sesuatu" katanya sambil melangkah mendekatiku.

    "H-hah? A-apa?" tanyaku. Mukaku mulai memerah saat dia sudah berdiri didepanku. Matanya yang indah menatapku dari balik kacamata hitam yang di pakainya.

     "Apa kau menyukai seseorang?" katanya dengan suara yang kecil tapi itu tetap dapat ku dengar.

    "A-apa maksudmu?" okeh sekarang mukaku sudah seperti kepiting rebus dikasih sambal tomat. Hatiku berdegup tanpa henti saat dia mendekatkan kepalanya kearahku. Tapi sebelum mencapai 5 cm dia tiba-tiba berhenti.

    "Lupakan apa yang kukatakan tadi. Sampai jumpa" dia pun melangkahkan kakinya menjauhiku. Meninggalkanku yang masih membatu di tengah koridor.

    'Apa yang tadi terjadi, jangan bilang dia tadi mau mencium- oh tidak mungkin. Ini pasti halusinasi. Yep pasti halusinasi.'

      Kulangkahkan kaki dengan cepat meninggalkan sekolah setelah mengambil tas di kelas. Kejadian tadi masih terbayang jelas di kepalaku. Oh shit.

End Ayumi POV...

      Tanpa disadari (saya pun tidak sadar) Ayumi telah sampai kerumahnya, Lebih tepatnya mansion dengan 3 lantai, halaman yang luas dan beberapa mobil mahal terparkir rapi didepannya.

      "Aku pulang" ujarnya seraya memasuki mansion itu. Membuat beberapa pelayan datang menghampirinya.

     "Selamat datang kembali Ayumi-sama" kata mereka secara bersamaan. Ayumi hanya mengangguk mengiyakan.

     "Dimana Nee-san, ibu dan ayah?"

      "Nona Yuzura sedang beristirahat di kamarnya sementara Nyonya dan Tuan sedang dalam perjalanan bisnis ke Eropa" jawab salah satu pelayan.

     'Mereka pergi lagi ya' pikir Ayumi sambil tersenyum sedih. Dia memang jarang melihat orang tuanya karena pekerjaan mereka di tambah dengan jabatannya sebagai ketua komite kedisiplinan membuatnya jaramg berada di rumah.

     Ayumi memasuki kamarnya dengan perlahan. Kamarnya yang bewarna royal blue dengan 1 kasur queen size dan beberapa rak buku di sisinya. Tidak lupa 2 meja belajar untuk buku dan komputer di satu sisi sementara 1 televisi dan 2 sofa di sisi lainnya. Memberi kesan modern bagi pemiliknya.

      Setelah mengganti bajunya dengan baju kaos yang senada dengan mata emeraldnya beserta short pants hitam, Ayumi pun pergi menuju kamar sang kakak.

Ayumi POV...
    
    Tok.. Tok...

   "Ya, masuk" suara lembut kakakku membuatku memasuki kamarnya yang terkesan feminim dengan warna pink di mana-mana. Dapat kulihat kakakku sedang membaca sebuah buku di tempat tidurnya. Baby pink dress tampak cocok ditubuhnya memberi kesam imut untuknya.

      "Nee-san apa kau sibuk? Ada yang ingin tanyakan?" kataku seraya duduk di salah satu sisi tempat tidurnya.

      "Kau datang di saat yang tepat Ayumi-chan. Aku juga ingin memberitahumu sesuatu" katanya seraya menutup buku miliknya.

      "Apa itu nee-san?"

      "Aku... Sedang menyukai seseorang?"

     "Nee-san jangan bilang kau menyukai Pangeran Emo itu?"

     "D-dari mana kau tau?" dapat kulihat pipi kakakku memerah saat kusebut namanya.

     "Ayumi-chan apa aku dapat menjadi pacarnya?" tanyanya.

    "Mm. Kalian pasangan yang serasi" kupaksakan senyum di wajahku saat menjawab pertanyaannya. Hatiku terasa sangat sakit karena itu.

     "Nee-san aku harus pergi sekarang. Daa" kataku seraya lari meninggalkan kamarnya. Air mata menetes di wajahku saat aku memasuki kamarku.

     "Ini sakit sekali... Seseorang tolong aku"

****
Cover : Hirasawa Yuzura
     

   

    

Can I Be With You?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz