▶ 6 ◀

20.8K 1.2K 46
                                    

Hara POV

Aku berjalan keluar dari kantor polisi ini dengan terburu-buru dan mengutak atik handphoneku dengan tergesa-gesa.

"Halo?" Seruku saat Kang Ujang sudah mengangkat sambungan telepon dariku.

"Kang Ujang, bisa jemput saya di Kantor Polisi Pusat sekarang?"

Setelah mendengar kepastian bahwa Kang Ujang akan menjemputku, aku pun mematikan sambungan teleponnya.

'Walmond' seketika nama itu terlintas di pikiranku, nama yang di sebut oleh Ayah. Pokoknya aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan Ayah dan perusahaan Walmond itu.

"Kang!" Panggilan seseorang membuat pikiranku buyar. Ku mencari sekeliling dan menemukan Kang Ujang tak jauh dari tempatku berdiri dengan menyodorkan helm satunya.

Aku berjalan mendatanginya dan langsung duduk di boncengan belakang. Kusodorkan alamat perusahaan Walmond yang tadi sudah diberitahu oleh Ayah.

"Kang, ke alamat ini cepat Kang" Kang Ujang langsung melajukan motornya.

Selama di perjalanan pikiran tentang perusahaan bernama Walmond itu membuatku memikirkan satu orang yang sama. Roland.

"Yang gedung besar ini ya, Kang Hara?" Panggilan dari Kang Ujang membuat perhatianku langsung tertuju pada gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di depan mataku. Di atas gedung itu tertulis Wald Corp (Singkatan dari Walmond Corporation) yang tercetak sangat besar dan kokoh.

Aku turun dari boncengan. Aku meminta pada Kang Ujang untuk menungguku yang langsung di iyakan oleh Kang Ujang.

Aku berjalan dengan gugup ke arah pintu otomatis. Setelah berhasil masuk, tujuanku langsung terarah pada meja loby, aku harus memintanya untuk pertemukan aku dengan bos besarnya.

"Permisi mbak" Wanita itu langsung menoleh padaku saat aku menyapanya.

"Iya, ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanyanya ramah. Aku menggigit bibir bawahku.

"Saya ingin bertemu dengan CEO perusahaan ini, bisa mbak?"

"Apa anda sudah membuat janji dengan Pak Walmond?" Tanyanya kembali ramah.

Aku menggelengkan kepala dengan gugup. Benar juga, aku belum membuat janji dengan yang punya perusahaan ini.

"Belum, mbak. Tapi ada sesuatu yang penting harus saya sampaikan pada bos anda. Aku mohon pertemukan saya dengannya"

Wanita itu mengelengkan kepalanya sambil masih memberikan senyum ramah. "Maaf tuan, tidak bisa."

Aku menghela napas kesal. "Aku hanya ingin bertemu dengannya sebentar. Ini tentang perusahaan Jaya yang kemarin tertuduh melakukan penipuan di perusahaan ini. Saya anak pemilik perusahaan Jaya."

Wanita itu seperti terkejut mendengarnya. Ia segera menelfon seseorang. "Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak"

Aku bisa mendengar nada kesal dari balik sambungan. Walau samar-samar, aku tau ia sangat tidak ingin di ganggu.

Wanita itu menutup sisi telepon dengan tangan kirinya lalu memandangku. "Maaf tuan, tapi Pak Walmond sedang tidak ingin di ganggu."

Aku memutar ide dan entah dari mana pikiran itu tiba-tiba muncul di kepalaku. "Hara. Bilang sama Pak Walmond yang ingin bertemu dengannya bernama Hara Wijaya"

Wanita itu mengangguk singkat lalu kembali fokus pada telefonnya. "Yang ingin bertemu dengan bapak bernama Hara Wijaya, pak"

Tidak ada suara dari balik telepon. Tak lama ada pria di balik telepon berkata sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengarnya kali ini. Wanita itu mengiyakan perintah dari bos besarnya lalu menutup telefon.

Please, Be My Lord [BOYXBOY]Where stories live. Discover now