Bagian 3

126K 7.8K 57
                                    

No edithappy reading

----------         

Karena dipaksa terus menerus oleh Azka, dan wajah penuh permohonan dari Ad akhirnya aku memutuskan untuk menginap dirumah mereka. Ad senang sekali, dan dia meminta ku untuk tidur dikamarnya. Seperti kamar kebanyakan gadis kecil, kamar Ad didominasi oleh warna biru muda dan merah muda dengan atap bergambar awan. Tempat tidurnya berukuran queen sehingga aku bisa tidur bareng ditempat tidurnya. Satu set sofa dan lemari buku pendek menempel di dinding dan dua pintu putih yang ternyata merupakan lemari pakaian Ad. Ada banyak sekali origami yang menjuntai dari atap kamar Ad yang untungnya tidak mengganggu dan malah terlihat keren. Ini benar-benar kamar impian seorang anak perempuan.

Seorang babysitter yang ku taksir berkepala empat menghampiri Ad dan mulai membantu gadis kecil ini untuk berganti pakaian. "biar saya aja" ucapku.

Syukurnya, babysitter itu mengerti bahasa indonesia. Dia tersenyum dan menganggukan kepalanya kemudian keluar dari kamar Ad. Untuk ukuran anak seusianya, Ad tipe anak perempuan yang cukup pendiam sehingga aku harus selalu membuka pembicaraan.

Aku mulai melepaskan tas punggung bergambar panda dan meletakannya di sofa dekar jendela. Baju tidur Ad sudah tersedia diatas kasur. "aku gak mau pakai baju itu" setelah sekian lama diam, akhirnya Ad berbicara.

"kamu mau pakai yang mana?" tanyaku sedikit canggung. Mengurus anak kecil secara langsung seperti ini tidak pernah aku lakukan sebelumnya.

"aku mau yang gambar micky mouse" Ad berjalan menuju pintu lemarinya dan menarik baju yang dia inginkan dari tumpukkan pakaiannya, membuat baju-baju yang berada diatas nya berantakan dan berjatuhan.

Ad memberikan baju terusan micky mouse setelah itu aku membantu memakaikannya. Setelah membereskan kembali baju-bajunya di lemari, aku merebahkan tubuhku disamping Ad yang sudah berada di atas tempat tidur dan terlihat mengantuk.

"apa itu calon?" tanya Ad tiba-tiba.

Aku yang sedang menatap langit-langit kamar Ad yang berhiaskan bintang menatap gadis kecil itu. "calon apa?"

"kenapa calon mama? Bedanya calon mama sama mama apa?" suara Ad penuh keingintahuan.

Hal yang paling sulit adalah memberikan pengertian kepada anak kecil tanpa perlu membuatnya berfikir keras. Dan aku kesulitan untuk menjawab pertanyaan Ad. "calon itu berarti akan. Aku akan jadi mamanya, Ad" jawabku sejujurnya.

"memang sebelumnya kamu bukan mama aku?"

Aku memiringkan tubuh untuk menatap Adriana secara lansung. Ad sangat cantik dengan rambut panjang hitam dan poni nya itu. tiba-tiba aku membayangkan seperti apa mamanya, dan kemana mamanya? Apa Azka dan mama nya Adriana berpisah? Atau wanita itu meninggal? Aku belum menanyai perihal ini pada Azka. Tapi jika dilihat dari pertanyaan Adriana, sepertia dia belum pernah bertemu dengan mamanya sama sekali.

"bukan. Tapi kalau Ad senang sama aku, aku bisa jadi mama Ad" akhirnya pertanyaan Ad kujawab dengan jujur, walaupun malah jadi aku terlihat seperti menginginkan menjadi ibu dari Adriana.

"kalau aku gak mau?"

"aku bisa jadi teman Ad" jawabku. "tidur, Ad. Ini sudah malam" tambahku saat melihat jam di pergelangan tangan sudah menunjukkan pukul 10.

Adriana menggeser tubuhnya mendekat kearahku, dan seperti sebuah keharusan, aku memeluknya dan ikut tertidur.

------------

PreweddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang