Chapter 3

3.6K 367 11
                                    

Sejak kejadian Nagisa yang menolong karma. Karma sudah tidak lagi mengganggu dan mengerjai Nagisa di sekolah. Ia selalu melirik Nagisa di setiap kesempatan saat pelajaran berlangsung.

Sampai saat pulang sekolah ia melihat siswa siswi yang berkerumunan mengelilingin sesuatu. Ia melihat siapa orang yang menjadi pusat perhatian disana. Ya dia adalah Nagisa. Karma melihat Nagisa yang berusaha berdiri dengan lutut dan sudut bibir yang berdarah sedang menghampiri sepedanya yang telah rusak.

Karma yang melihat itu langsung menghampiri Nagisa
"Minggir kalian, apa yang kalian lakukan, HAH!" ujarnya garang pada mereka yang mengerumuni Nagisa.

"Apa yang kaulakukan Karma? Kenapa sikapmu seolah-olah membelanya?" tanya Terasaka

"Kenapa jika aku membelanya! Brengsek!" ucap Karma, dengan menarik kerah baju Terasaka dan langsung memukul wajahnya, hingga terjatuh

"Apa yang terjadi? Kenapa sikapmu berubah,huh. Karma?" tanya Maehara

"Berisik! Bukan urusanmu" ujar Karma dingin. Lalu menghampiri Nagisa.

"Kau baik-baik saja?" Tanya karma pada Nagisa

Nagisa hanya diam, mendengar pertanyaan karma

"Ayo berdiri" ujar Karma memberikan tangan kanannya

Nagisa menepis tangan itu, dan bersusah payah berdiri lalu berjalan pincang melewati Karma, menuju sepedanya.

Karma yang kesal karena telah di abaikan. Memegang tangannya dan menarik Nagisa pergi dari kerumunan.
"Jika kalian menyakitinya, kalian berhadapan denganku!" ucap Karma lantang. Dan pergi memaksa Nagisa untuk ikut dengannya.

∆_¶

Karma terus menarik Nagisa. mengabaikan Nagisa yang berjalan pincang dan terus meronta agar tangannya di lepaskan. Hingga sampai di belakang sekolah.

"Lepaskan!" ucap Nagisa.

Karma menghempaskan punggung Nagisa ke tembok. "Kenapa kau lemah sekali? Kenapa tidak melawan? Huh!?" tanyanya marah

"Apa menurutmu aku bisa melawan huh!?" ucap Nagisa dengan mata berkaca menahan tangis yang siap jatuh kapan saja.

"Tidak! Aku tidak bisa, kau tau kenapa?.. Ya karena aku murid beasiswa dan aku lemah, apa kau puas !" lanjut Nagisa yang sudah meneteskan air mata

Karma yang melihat Nagisa menangis, hanya tertegun.

"Kau! Aku kan sudah membantumu" ucap Karma

"Aku tidak me-mintanya. Sudahlah, jangan pedulikan aku. Bersikaplah seperti biasa yang kaulakukan" ucap Nagisa berlalu pergi

Karma hanya bisa melihat punggung Nagisa yang semakin menjauh.
'Sebenarnya aku merasa, aku peduli padanya' ucap Karma dalam hati

Sejak saat itu

Tidak ada yang berani mengerjai dan mengganggu Nagisa. Tapi, Karma selalu berusaha mendekati Nagisa. Seperti saat ini. Karma melihat Nagisa dan Kayano sedang asyik membicarakan sesuatu sambil makan siang bersama di belakang sekolah.

Karma yang melihat itu menghampiri mereka.

"Apa aku boleh bergabung?" tanya Karma datar, pada mereka

"E-eh. tentu saja Akabane-san"
Jawab Kaede, terkejut

Nagisa hanya diam tidak ingin menanggapi

Lalu Karma sudah duduk di hadapan Nagisa. Iya merasa di abaikan kehadirannya oleh mereka, karena mereka hanya mengobrol berdua saja. Tapi ekor mata Karma terus memperhatikan Pria dengan helai biru laut itu.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" Ujar Karma, memotong pembicaraan mereka

"Tidak"  Nagisa dingin

Kaede yang menyadari situasinya menjadi dingin antara mereka, berinisiatif membiarkan mereka berdua berbicara. "a-aku harus kembali kekelas Nagisa, aku lupa membantu Kanzaki membawa tugas kelas kami, ke ruangan Karasuma-sensei" ucap Kaede

"Ah, baiklah Kaede"

"Yasudah aku permisi dulu Nagisa, Akabane-san" pamit Kaede

Sekarang mereka hanya berdua. Suasananya sangat hening. tanpa ada yang memulai obrolan, Nagisa fokus membaca buku di tangannya. Karma yang merasa di acuhkan, akhirnya buka suara.

"Maafkan aku Nagisa, atas apa yang sudah aku perbuat padamu dulu. aku, aku, merasa bersalah padamu" ujar Karma

Nagisa tetap fokus dengan bukunya

"Tapi, apakah kita bisa berte-" ucap Karma terpotong

"Tidak" potong Nagisa. Seakan tau apa yang ingin dikatakan karma.

"Tapi. kenapa? Aku hanya ingin berteman, apa tidak boleh?"

Nagisa bukan menjawab, malah berdiri dari tempat duduknya. Dan berlalu pergi.
.
.
Setiap hari, di sekolah Karma selalu mencoba mendekati nagisa. Tapi hasilnya ia selalu di abaikan, karena Nagisa selalu cuek dan acuh padanya. Jika Karma mendekat, Nagisa selalu pergi. Jika karma mengajaknya berbicara, Nagisa mengabaikannya. Bahkan Nagisa tidak pernah menatapnya.

Karma yang frustasi akan sikap Nagisa. entah kenapa ia berfikir bagaimana cara agar Nagisa berbicara padanya, melihatnya bahkan, ia ingin Nagisa memperhatikannya.

Jadi karma memutuskan melakukan hal seperti dulu. Agar dapat menguasai Nagisa. Setidaknya dengan melakukan itu ia dapat membuat nagisa melihatnya. Walaupun nanti Nagisa akan semakin membencinya.

END FLASHBACK

"Chi lagi rajin ngetik hehe. Chapter 3 publish. Mohon diliat dulu readers. Sankyuu"

A Tomorrow For MeWhere stories live. Discover now