26. New Life

55.7K 2.9K 48
                                    

"Akhh. Sakit, Yang." Wanita itu meringis menahan bagian intimnya yang dipaksa untuk dimasuki.

"Sabar yaa..akk." si Pria menahan ego nya mati-matian. Dia tak kuasa bersabar-sabar diri sedari tadi. "Ya tuhaaan sulit sekali." Pria itu menggeram hebat. Cengkram-cengkraman jemarinya yang kuat di seprai membuat dirinya benar-benar frustasi akan keadaan ini.

"Baru lima tahun saja rasanya sudah seperti memperawani anak gadis." gumam Pria itu pelan. Tapi suara gumamannya dapat didengar oleh wanitanya. Sang wanita memukul ringan dada Si Pria dengan mulut yang cemberut.

"Maaf say. Maaf." senyum miring Pria itu terlihat jelas dan membuat si Wanita tertawa.

"Dasar jelek." cibir si Wanita.

"Jelek-jelek juga kamu suka." lidahnya terjulur dan hal itu membuat si wanita gemas. Ia sudah kesakitan sedari tadi. Tapi Pria nya tak juga berniat mengakhirinya.

"Paksain Yang. Sakit banget." mohon si Wanita.

"I...iya." dengan sedikit memaksa, Si Pria memajukan tubuhnya agar penyatuan mereka dapat segera terjadi. Tak butuh waktu lama si Pria berhasil masuk dan membuat sang wanita menjerit.

"Akk... Ouhh... Engh.."

Sejenak si Pria berhenti bergerak. Ia ingin memastikan jika wanita nya baik-baik saja.

"You're ready?"

Si Wanita hanya mengangguk pasrah. Keduanya tersenyum. Mereka melempar senyuman dengan sangat indah.

***

Lingkaran lengan kirinya melingkar sempurna memeluk pinggang Viola. Pria yang baru saja bercinta dengannya terlihat terlelap. Tubuhnya yang tegap, gagah, dan kokoh tergeletak tak berdaya di atas ranjang. Viola terus melirik ke arah Prianya. Dia dengan jelas bisa melihat wajah Kekasih hatinya nampak sangat tampan bahkan lebih tampan setelah pertemuan terakhir mereka lima tahun yang lalu. Milan lebih dewasa dan terlihat seperti.....Hot Daddy.

"Yang." Viola memanggil Milan tapi Milan tak juga bangun. Ia menyandarkan tubuhnya di dinding tepat belakang ranjang. Memanggil Prianya itu dengan kata 'Yang' membuat lidahnya begitu kelu. Otaknya terus terbang dan berimajinasi kesana kemari. Bahkan sesekali kikihan tawanya terdengar karena ia menyadari jika memanggil seperti itu sama dengan mengingatkan kenangan mereka lima tahun yang lalu.

"Yang." kembali Viola memanggil Milan yang masih tertidur lelap meski hari sudah mulai pagi. Ia melirik jam dinding dan ternyata sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi waktu Manarola. Memang berjam-jam sudah mereka habiskan bersama meski hanya di atas ranjang dalam kamar ini. Bahkan tubuh serasa tak memiliki tulang sama sekali. Tapi hal ini tetap membuat Milan enggan menyudahi kebersamaannya dengan wanita yang sangat dicintainya.

"Emm." gumam Milan yang tak membuka matanya sama sekali.

"Mil, udah pagi."

"Jam berapa?" suara Milan serak khas orang yang masih bergulat di ranjangnya. Bukan malah merenggangkan pelukannya di pinggang Viola. Tapi ia makin mengeratkan pelukannya.

"Setengah 6 pagi."

"Emm, terus kenapa say ? Aku masih ngantuk." kepala Milan yang semula di bantal kali ini berpindah di paha Viola. Membuat Viola geli.

"Ya gak papa kalau kamu masih mau tidur. Tapi aku boleh keluar kan? Anak-anak kan mau sekolah?"

"Sudah ada Berta sama Mama. Mereka akan mengurus anak-anak."

Viola menghela napasnya berat. Ia tahu jika Milan masih ingin berlama-lama dengannya. Tapi ia tak bisa berbuat seperti apa yang Milan inginkan. Semalam ia berjanji akan memperbaiki semuanya. Salah satunya pasti menjadi Ibu yang baik untuk anak-anak. Mengurus anak-anak seperti mengurus segala kebutuhan mereka sebelum berangkat sekolah.

Je t'aime, Milan ( Complete )Where stories live. Discover now