Part 21

9.7K 458 7
                                    

Siang ini Gabriel berjanji pada Shilla akan menemani gadis itu mencari buku ke perpustakaan, namun hingga hampir malam hari mereka belum menemukan apa yang Shilla cari.

"Memang mau cari apa?" Tanya Gabriel menatap Shilla yang datang padanya dengan wajah cemberut dan kedua tangan terlipat

"Buku!"

"Aku tahu, tapi buku apa?" Gabriel menatap gadis itu geli, tentu saja ia mencari buku! Mana mungkin mereka datang ke perpustakaan ini untuk cari makanan?

Shilla menggaruk kepalanya dengan kasar dan mendesis, "Aku juga nggak tahu."

"Nggak tahu gimana?" Gabriel dibuat terkekeh melihat tingkah Shilla, ah gadis itu... ada saja kelakuannya.

"Pokoknya... buku! Sampulnya cokelat, terus tebalnya segini." Shilla memberikan sedikit gambaran dengan memberi jarak telunjuk dan ibu jarinya

Gabriel tentu saja hanya menggeleng tidak mengerti, buku berwarna cokelat dan setebal itu, tentu saja ada puluhan bahkan mungkin ratusan di perpustakaan seluas ini.

"Ah, aku capek." Keluh Shilla mendesah, menyandarkan tubuhnya pada Gabriel. Kepalanya penat, memikirkan tugas yang diberikan gurunya untuk liburan kali ini.

"Satu cangkir cokelat hangat dan panekuk madu?" Tanya Gabriel

Meskipun wajah Shilla tidak langsung menghadapnya, tapi Gabriel tahu ada seringaian lebar yang merekah di wajah itu. Kemudian kepala Shilla terasa mengangguk di bahunya, sejurus kemudian gadis itu melonjak tepat di hadapannya

"AYO!" Seru Shilla dengan kedua mata berbinar

Gabriel tertawa kali ini, melihat tingkah Shilla. Dirangkulnya bahu gadis itu dan membawa Shilla melewati rak buku di sana.

Tapi langkah mereka berhenti begitu berada tepat di depan pintu. Ada orang lain yang baru masuk dan mereka berpapasan.

"Hai, Cakka." Sapa Gabriel tersenyum, seperti biasa. Benar-benar tersenyum dan menyapa.

"Hai... kalian." Balas Cakka tersenyum tipis, seperti biasanya pula. Ia menatap keduanya bergantian kemudian melangkah melewati Gabriel dan Shilla.

Gabriel tidak benar-benar tahu bagaimana ekspresi wajah Shilla saat ini, tapi ia sadar betul bahu yang dirangkulnya itu menjadi kaku setelahnya.

Tidak perlu heran, Gabriel tahu masih ada perasaan yang tertinggal dari Shilla untuk pemuda yang berpapasan dengan mereka tadi. Tapi Gabriel berharap, perasaan itu cepat atau lambat akan beralih untuknya. Semoga.

+++

Kelainan katup jantung?

Penyakit macam apa itu? Rio tidak pernah berkecimpung dalam dunia kesehatan dan ia tidak mengerti jenis penyakit-penyakit seperti itu.

Tapi... kelainan tidak terdengar seperti sesuatu yang baik.

Botol obat itu ada dalam genggamannya, tulisan-tulisan yang tertera di sana sama sekali tidak ia mengerti.

"Apa sebelumnya kamu pernah lihat Ify seperti... sesak nafas atau semacam nyeri di bagian dada?"

"Aku nggak tahu."

"Apa dia sering pingsan?"

"Ya."

Ibu Rio terdiam mendengar jawaban Rio, sekali lagi ia mengamati tulisan di permukaan botol obat itu dan menggeleng pelan

"Obat apa itu?"

"Kalau memang ini obat milik Ify," Ibu Rio menyodorkan obat itu pada putranya, "Itu obat untuk penderita kelainan katup jantung."

SEASON TO REMEMBER (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang