Bab 20 - Cinta yang sesungguhnya...

105K 4.4K 98
                                    

Ketika kata ‘ syah ‘ berkumandang laras memberanikan diri untuk melirik sosok pria yang sudah syah menjadi suaminya. Yoda.... ia terlihat sangat tampan dengan beskep jawa berwarna putih, Selaras dengan kebaya yang laras kenakan. Rambutnya yang biasa terlihat rapih dan mempesona kini ditutupi oleh kopiah berwarna putih. Wajahnya terlihat bersih dan bersinar. Laras mengucapkan syukur kepada Allah karena telah mengirimkan seorang pria dengan kesempurnaan yang luar biasa untuknya.

Acara pun berlanjut, waktunya yoda menyelipkan cincin pernikahan dijari manis laras. Cincin tunangan laras sudah dipindahkan kejari manis kirinya dan kini jari manis kanan itu polos dan siap diisi oleh cincin pernikahan berwarna emas dengan berlian kecil yang sangat pas dijari laras, sederhana namun memukau. Laras menatap yoda yang kini tengah menggenggam jemarinya, mengangkat tangan yoda dan mencium punggung tangan pria tersebut dengan takzim.

Acara pemasangan cincin dan penandatanganan buku nikah berjalan dengan lancar. Kini tiba saatnya acara sungkeman , laras bersimpuh dan memeluk bapaknya dengan erat, menutup jarak yang selama ini laras buat karena kekerasan hati Bapak.

“ Maafin laras ya pak, laras sudah banyak membangkang pada Bapak, laras bukan anak yang baik, laras mohon maaf ya pak, terima kasih untuk semua yang Bapak telah berikan pada laras “, ucapnya pada pelukan Bapak, Bapak menepuk – nepuk punggung laras dengan lembut.

“ Iya sayang,,Bapak maafkan, Bapak juga minta maaf ya mbak karena sudah keras kepala dan egois”, sahut Bapak dengan lembut. Sikap tegasnya hilang hari ini, hari ini ia khusus membahagiakan anaknya juga berbahagia atas nama keluarganya.

Laras menyeka air matanya, mencium telapak tangan bapak lalu beralih pada ibu, ibu Nampak sudah tidak bisa menutupi rasa harunya, air mata bahagianya sudah deras mengalir sejak tadi. Laras memeluk ibu dengan erat seakan tak ingin dipisahkan.

“ Maafin laras ya bu, laras sayang banget sama ibu “, ucap laras dalam pelukan ibu, ia terus menangis terisak, ibu pun demikian, ia memeluk putri sulung yang paling ia sayangi erat – erat.

“ Ibu maafkan nak, bahagialah selalu dengan mas’mu, bahagiamu adalah bahagianya ibu dan Bapak”, ucap ibu ditengah – tengah tangisnya. Laras melepaskan pelukan ibunya, mencermati wajah ibu yang sudah tidak muda tapi masih tampak cantik dan ayu. Ia menghapus air mata ibu dengan lembut.

“ Terima kasih bu, ibu adalah ibu terbaik yang Allah kirimkan untuk laras, terima kasih “, ucap laras, bibirnya mengecup punggung tangan ibu dengan takzim.

Laras bangkit sambil menyeka air matanya, ia menoleh memandang yoda yang tengah gilirannya sungkem dengan Bapak dan Ibu. Laras tak bisa membayangkan jika ia berada disisi yoda, tanpa orang tua, tanpa saudara, hanya seorang paman dan sepupu jauh yang menemani disaat – saat bahagia seperti ini, rasanya pasti sedih bukan main. Air matanya kembali jatuh, laras bertekad pada dirinya sendiri bahwa ia akan membahagiakan yoda dengan seluruh jiwa raganya.

Setelah berganti pakaian mereka kembali harus menemui tamu yang sudah ramai mengisi ballroom tempat dilaksanakannya resepsi. keduanya duduk dipelaminan, tampak serasi dan memukau, laras dengan kebaya modern berwarna ungu tua berdampingan dengan yoda yang memakai setelan beskep jawa sewarna dengan laras.

Yoda menggenggam tangan laras dengan erat membuat laras mengalihkan pandangannya kearah yoda, mata mereka bertemu, senyum pun terukir dengan indah

“ Aku bahagia hari ini “, ucap yoda berbisik ditelinga laras, membuat laras menggeliat geli karena terpaan nafas yoda yang membangkitkan bulu2 ditengkuknya.

“ Aku juga mas “, sahutnya malu – malu. yoda merangkul pinggang laras mendekatkan jarak diantara mereka. Membuat laras terkejut dan malu karena sebagian tamu melirik kearah mereka.

The Real Love ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now