KESEMBILANBELAS

12K 402 0
                                    

Andin POV

"Ma, lagi ngapain" ucapku pada Mama yang kelihatannya lagi sibuk.

"Ini nih Mbak. Besokkan Mama mau pergi sama Papa ketempat nenek kamu. Jadi tadi Papa kamu telpon Mama buat packing-packing"

"Emang berapa hari sih Ma. Kok banyak banget yang dibawa"

"Ya memang banyak Mbak. Kan Mama Papa perginya seminggu disana"

"Terus yang masakin kita siapa? Dan jangan bilang kalo Bang Dhika ikut Ma?" tanyaku hati-hati. Bisa lengkap penderitaanku kalau Bang Dhika ikut juga.

"Enggak kok Mbak. Dan kalo masalah makan ya belajar dong Mbak. Masa umur udah 21 kok gak bisa masak" ucap Mama. Hhh selalu menyangkut dengan umur.

"Ishhh" Aku berjalan kearah kasur Mama dan menghempaskan tubuhku diatasnya.

Baru saja Aku ingin menutup mataku, sebelum mendengar suara Mama.

"Ciee yang seminggu lagi ultah ciee udah tuwir ciee" ejek Mama.

"Ciee yang lebih tua ciee" ucapku.

Tawa Mama berhenti dan sekarang Aku yang tertawa.
Aku bahagia mempunyai sosok Mama seperti ini. Mama adalah temanku. Mama adalah tempatku curhat. Mama adalah tempatku pulang. Mama adalah tempatku berkeluh kesah. Mama adalah segalanya bagiku.

"Kamu gak kuliah Mbak?" Mama mengalihkan cerita sepertinya. Haha kelemahan Mama kambuh, Mama paling sebal bila dibilang atau disindir sudah tua.

"Kuliah jam sembilan nanti Ma"

°°°°°°°°°°°°°°

Aku memarkirkan motor scoopyku. Setelah itu Aku berjalan menuju kelasku. Sepuluh menit lagi kelas akan dimulai. Dengan berlari Aku bisa menghemat waktu. Akupun berlari kecil untuk menghemat waktu. Sesampainya dikelas, Aku melongokkan kepalaku dan bernafas legah. Dosen belum masuk.
Aku sempat meliht Ririn, matanya sembab. Kenapa dia? Tapi dengan cepat Aku mengalihkan pandanganku karena dosen telah masuk dan kelaspun dimulai.

Tiga jam berlalu. Kelas telah usai beberapa menit yang lalu. Saat ini Aku lagi duduk dibangkuku bersama Naza. Tadi Naza sempat bertanya padaku apa yang terjadi, mengapa Ririn menangis dan kalian tak masuk kelas. Aku hanya mengangkat bahuku sebagai jawabanku.

"Eh Ta, hari ini kok Aku gak ada jumpa Nathan ya?" tanya Naza. Jangankan dia Aku juga gak tau.

"Gak tau Za, mungkin sibuk kali sama skripisinya"

"Ta, sebenarnya hubungan kalian itu apa sih?" Dan kenapa kamu harus tanya itu Alya Nazaa. Masalahnya Aku jugak tau jenis hubungan apa ini!!

"Gak tau Za, Aku juga bingung" jawabku.

"Kalo gitu kamu jangan terlalu deket dengan dia. Nanti kamu sakit hati lagi, dia udah punya pacar belum Ta? Dia gak pernah cerita apapun sama kamu?" tanya Naza. Iya selama beberapa bulan Aku dekat dengannya, dia tidak pernah bercerita apapun tentang dirinya.

"Tuh kan gak ada. Kalo Aku denger-denger sih dia masih sayang sama mantannya itu. Dan saran Aku kamu harus bisa jaga jarak deng-"

"Emangnya mobil apa jaga jarak? " Naza merengut melihatku karena kata-katanya kupotong. Dan ini orang kedua yang menyuruhku HARUS menjauh dari Nathan.

"Ya itu kan cuma saran Aku aja. Biar kalo ada apa-apa kamu gak terlalu sakit" ucap Naza lagi. Tapi apa Aku bisa? tanyaku dalam hati.

"Apa Aku bisa Za, kamu kan tau kalo Aku cinta sama Nathan"

"Harus. Harus bisa apapun yang terjadi" ucap Naza semangat.

°°°°°°°°°°°°°°°°

Part ini kembali pendek karna nulisnya lagi dijalan jadi dapat idenya jugak segitu. Ya apa boleh buatt lah..

Vote dan commenntnya jan lupa
Suwon :)


















































Al

PELAMPIASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang