"Tidur"

14 2 0
                                    

Seul Bi menggenggam erat ujung gat yang dipegangnya. Di hadapannya saat ini, Sang Ryung tertidur di belakang bangunan gwangchae1. Di samping kanannya berdiri pedang miliknya dan dan di samping kirinya berdiri pedang bambu.

Seul Bi penasaran kenapa bisa ada dua macam pedang di sisi Sang Ryung tapi tidak tega untuk membangunkannya.  Selain itu dua pendang di dua sisi Sang Ryung cukup membuatnya was-was

Seul Bi jongkok di depan Sang Ryung sambil memeluk gat milik Sang Ryung yang dipinjamnya saat badai salju kemarin. Udara di sekitar gwangchae sama dinginnya dengan halaman tengah.

'Apa tidak kedinginan tidur di sini ?' pikir Seul Bi.

'Apa kubangunkan saja ?' pikir Seul Bi tapi tatapannya was-was melihat dua buah pedang di kanan kiri Sang Ryung.

Seul Bi menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Sang Ryung" panggil Seul Bi

"Sang Ryung" panggil Seul Bi untuk kedua kalinya

Sang Ryung sama sekali tidak bangun. Kedua matanya terpejam, alisnya terangkat daripada biasanya. Sang Ryung yang biasanya akan lebih sering mengerutkan alis dan menatap apapun dengan tatapan sebal. Sang Ryung yang tertidur saat ini adalah cerminan sosok Sang Ryung yang polos. Tidurnya tanpa beban. Damai.

Seul Bi tersenyum. Setidaknya di saat tidur Sang Ryung benar-benar terlihat puas dan lega.

Diulurkan tangannya ke depan hendak menepuk pelan pundak Sang Ryung tapi matanya menangkap hal yang lain. Sebenarnya rambut pirang milik Sang Ryung itu sudah menarik perhatiannya sejak tadi. Bukannya jarang Seul Bi melihat rambut pirang Sang Ryung tapi akhir-akhir ini Sang Ryung lebih sering bersembunyi dan memakai gat.

Kalau dipikir-pikir lagi sejak kecil Sang Ryung juga suka bersembunyi, tapi tidak selihai dirinya saat ini. Sang Ryung yang dulu selalu bisa ditemukan dengan mudah oleh Hye Soon noonim. Sang Ryung yang sekarang sangat lihai bersembunyi, Hye Soon noonim tidak lagi sering mencari Sang Ryung kalau-kalau Sang Ryung menghilang.

"Nanti juga kembali kalau lapar" jawab Hye Soon noonim setengah bercanda saat banyak anak kecil yang merengek padanya, memintanya mencari Sang Ryung.

Ya, Sang Ryung yang sekarang sudah bukan anak kecil yang dulu. Entah bagaimana ceritanya, anak yang dulu paling suka kabur saat latihan seni pedang bisa menjadi orang yang paling ahli disini, bahkan menjadi pelatihnya.

Seul Bi jadi membayangkan wajah Sang Ryung dimasa itu. Masih berwajah lucu khas anak-anak usia 11 tahun dengan rambut pirang panjang yang diikat satu ke belakang. Mata birunya selalu menatap kesal setiap kali dirinya diikuti banyak anak kecil yang penasaran terhadapnya. Hanya Jeong Il yang paling dekat dengannya dan satu-satunya orang yang bisa mengobrol bebas tanpa takut tatapan tajam Sang Ryung.

Kali ini Seul Bi bisa menemukan tempat persembunyian Sang Ryung juga berkat bantuan Jeong Il yang membocorkannya pada Seul Bi.

"Hyung suka tidur dimana saja, pernah Hyung tertidur di sana dan baru bangun pagi harinya" cerita Jeong Il saat Seul Bi menanyakan keberadaan Sang Ryung tadi.

"Sang Ryung. Bangun. Nanti sakit" Seul Bi buka suara. Tetap saja Sang Ryung tidak bangun

"Sang Ryung"

Tetap tidak bangun. Seul Bi ingin menepuk pundak Sang Ryung tapi fokus matanya kembali teralih. Kali ini kepada gat yang ada dalam pelukannya. Ide iseng terlintas di kepalanya. Diangkatnya gat itu rata-rata bahu lalu dijejalkannya begitu saja di kepala Sang Ryung.

Sang Ryung langsung bangun dan mengangkat pedangnya dan melepasnya dari sarung pedang sekaligus. Seul Bi kaget bukan main dan terjatuh dengan pantat lebih dulu. Pedang perak itu terangkat tinggi dan memantulkan cahaya keperakan. Seul Bi terdiam. Seluruh badannya mendadak kaku, tidak bisa digerakkan. Meski demikian, tatapannya tidak lepas dari Sang Ryung yang kini menatapnya dengan alis berkerut. Seperti marah tapi tatapannya tidak begitu fokus. Sang Ryung terhuyung. Tampak bingung.

Nabi "Butterfly"Where stories live. Discover now