TIGA

2.6K 197 0
                                    

Bella langsung menglogoutkan akun Instagramnya setelah selesai membalas komentar-komentar yang gak jelas tadi. Bella menghela nafasnya. Mungkin dia capek.

"Eh Bell, balik yuk. Udah sore nih, takut nanti Bunda nyariin gue." Ucap (Namakamu) dengan tiba-tiba. Ya dia begitu khawatir jika nanti dia telat pulang, takutnya Bundanya itu mencarinya kemana-mana.

"Ya udah yuk. Gue juga takut di cariin sama orang tua gue."

Mereka berdua bangkit dari duduknya. Dan itu membuat Iqbaal dan Bastian mengernyitkan alisnya, kenapa mereka bangkit dari duduknya?

"Loh, kalian mau kemana?" Tanya Bastian sambil bangun dari duduknya.

"Emm, kita berdua mau pulang kak. Takutnya, nanti orang tua kita nyariin." Jawab Bella.

"Ko cepet banget sih pulangnya? Padahal kita baru aja duduk-duduk bareng." Iqbaal mulai angkat bicara setelah ia berdiam diri.

"Emm, Maaf ka. Kita berdua pingin pulang itu karena kita izinnya cuma sebentar untuk ke sini. Ya, jadi kita buru-buru deh pulangnya takut nanti orang tua kita nyariin." Jelas (Namakamu).

"Oh ya udah deh. Hati-hati ya di jalan." Ucap Iqbaal dengan nada lemas. Sebenarnya Iqbaal tak ingin kalau (Namakamu) pulang. Karena dirinya ingin berlama-lama dengan (Namakamu).

"Iya kak. Ya udah kita berdua pulang dulu ya, Assalamu'alaikum." Ucap (Namakamu) sambil menunjukkan senyumannya.

"Iya Wa'alaikumsalam." Jawab Iqbaal dan membalas senyuman (Namakamu) dengan senyuman tipis. Ada apa ini dengan Iqbaal?

Lalu (Namakamu) dan Bella pergi meninggalkan Iqbaal dan Bastian yang masih setia menatap kepergian mereka berdua. Iqbaal hanya bisa cemberut melihat (Namakamu) pergi. Bastian yang melihat raut wajah Iqbaal seperti itu hanya bisa terkekeh saja. Iqbaal mendengar kekehan Bastian langsung menengokkan wajahnya ke arah sahabatnya itu.

"Lo kenapa ngekek?"

Kekehan Bastian langsung mereda saat iqbaal menanyakan pertanyaan kepadanya, "Gak pa-pa, gue lucu aja ngeliat muka lo kaya gitu. Tau gak pas lo cemberut kaya gitu, muka lo tuh mirip kek pantat bayi onyet, lucu. Bhak." Bastian kemudian terkekeh lagi setelah mengucapkan ucapannya tadi.

Iqbaal mulai kesal dengan Bastian. Seenaknya saja dia mengatakan jika mukanya yang ganteng itu di bilang mirip dengan pantat bayi onyet. Apa dia gak tau kalau mukanya itu mirip seperti Justin Bieber, bukan mirip kayak pantat bayi onyet. Iqbaal menatap Bastian dengan penuh kekesalan.

"Bukannya dihibur tah apa, malah diomongin kaya gitu! Sahabat macam apa lo." Ucap Iqbaal kesal.

Bastian memberhentikan kekehannya kemudian menatap Iqbaal dengan polos seperti tidak memiliki salah apapun. "Emangnya lo kenapa sih? Ko cemberut gitu? Lo gak mau (Namakamu) pulang? Atau apa? Ya udah gue minta maaf deh kalo gitu." Bastian melemparkan beberapa pertanyaan kepada Iqbaal.

"Tau ah. Gue mau pulang." Iqbaal langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Bastian sendirian. Bastian hanya menatap Iqbaal dengan tatapan bingung. Ada apa dengannya? Pikirnya.

"Lo kenapa sih, baal? Ah lo mah gitu pundungan orangnya." Ucap Bastian sedikit berteriak. Lalu ia melangkahkan kakinya untuk mengejar Iqbaal yang sudah jauh.

----

"Assalamu'alaikum."

Iqbaal sudah sampai di rumahnya, kemudian dia melangkahkan kakinya untuk ke kamarnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat di hadapannya sudah berada pria paruh baya yang berdiri entah sejak kapan. Pria paruh baya itu adalah ayahnya, yaitu ayah Herry. Ayah Herry menatap anaknya dengan tatapan bertanya. Seolah dia menanyakan anaknya dari mana.

My Brother is My Boyfriend? [On-hold]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora