Chi's family

530 42 2
                                    

"Kau benar-benar monster" gerutu seorang lelaki bermata besar kepada suaminya yang sedang memeluknya. "Tidak bisakah kita gantian?"

Si suami menatap tajam istrinya, tapi si istri tentu tidak takut.

"Mau di atas tapi tenagamu tidak ada?"

"Apa? Kau mau mencobanya?"

Si istri langsung bergerak ke atas suaminya. Tapi si suami lebih cepat dan menindih si istri.

"Akhhh Chi Cheng, aku masih lelah!" pekik si istri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Gege, Mark menjatuhkan aquarium ular papa!"

"Apa? Itu kan gara-gara kau melempar bola ke arah sana!"

Seorang anak kecil yang terhitung tinggi di usia menatap kedua adiknya malas. Memang adiknya kembar -untung 2 kalau lebih rumah ini lebih rusuh- tapi mereka tidak mirip baik dalam segi fisik maupun sifat.

Adik yang tertua, Ssing, lebih periang sedangkan yang termuda, Mark, lebih kalem. Persamaan mereka hanyalah sama-sama evil yang takut pada mama dan papa, itupun karena mereka takut tidak diberi makanan.

Sebagai anak tertua, tentu August harus bisa mengendalikan kerusuhan adiknya, walau sebentar.

"Tenang, jangan main salah-salahan." August melirik ke kamar papa dan mama mereka. Aman. "Ssing, coba lihat di tempat biasa ada aquarium lain atau tidak. Mark, periksa ularnya siapa tahu luka." Sungguh, kalau keluarga ini adalah tentara August pasti komandannya.

Kedua adiknya langsung bergerak. August mengambil sapu dan pengki lalu menyapu pecahan aquarium pelan-pelan. Dia membuang di tong sampah depan, takut ketahuan papanya. Ssing panik mengelilingi tempat biasa papanya menaruh peralatan mengenai ular. Mark sendiri meneliti badan ular malang yang kehilangan rumahnya hati-hati. Karena hanya papa, mama dan kakak tertuanya saja yang tidak canggung menyentuh ular. Dia harap ular ini bukan xiao chu bao, kalau iya mereka akan dihukum lebih berat.

"Ge, gak ada aquarium! Gimana nih?" Ssing berlari menghampiri August yang lega karena berhasil membuang pecahan aquarium.

Oke, masalah yang dia takutkan terjadi.

"Kita ke tempat Mark dulu, mari berharap ularnya gak terluka."

Mereka baru di depan tangga saat Mark hampir jatuh berlari ke arah mereka.

"Ada apa? Dan jangan berlari, kau bisa jatuh"

"Ularnya marah? Gimana sih Mark!"

"Ssing diam ah! Gege, masa ada suara aneh dari kamar papa dan mama!"

August menyernyit. Mark kelihatan serius, pasti ini bukan kejahilannya. "Suaranya seperti apa?"

"Umm.. Mama teriak gitu"

Sepenuhnya sadar apa yang mungkin terjadi, August memilih tidak peduli.

"Itu nanti saja. Ularnya gak luka?"

"Eng.."

Tiba-tiba pintu kamar orang tua mereka terbuka. Gawat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chi cheng masih menatap tajam kedua anak kembarnya, Ssing dan Mark masih menunduk dari tadi. Wu Suo Wei sibuk memasak, sementara August memainkan ular malang tadi.

Suasana ruang makan keluarga ini tetap tegang walau Wu suo wei baru saja menaruh hasil masaknya yang lumayan. Tentu saja para pembuat onar bahkan tidak bersuara sedari tadi. August menaruh ular itu lalu duduk di sebelah kiri papanya.

"Jangan menutupi kesalahan mereka lagi, itu sudah pantas" Wu Suo Wei berkata sebijak mungkin, berharap setengah jiwa supaya tatapan pembunuh Chi cheng dihentikan dan mereka mulai makan. Dia lapar.

Chi cheng mengalihkan tatapannya ke arah makanan, dia mengangkat sendok dan menyendok nasi. Wu Suo Wei menghela nafas, akhirnya dia bisa makan. Suasana tetap tegang walau mereka sedang makan –dan walau Ssing dan Mark diperbolehkan makan-. Chi  Cheng berkali-kali melemparkan tatapan membunuhnya pada kedua anak kembarnya, tapi jika sang istri meliriknya tatapannya kembali biasa. August yang menyadarinya hanya memakan masakan mamanya -yang diklaimnya lebih baik dari Maiding, padahal sih lebih baik Maiding- dengan cuek. Yah, itu kan kesalahan kedua adiknya. Kalau adiknya dihukum itu bukan urusannya.

Dasar gak berperasaan.

"Hari ini, kita akan ke rumah Guo Chenggyu"

Satu kalimat dari Chi Cheng langsung membuat Wu Suo Wei menatap penuh harap, August menatap senang dan si kembar bersorak.

"Kalian berdua, lakukan sesuatu yang bisa membuatku tidak membuang kalian ke kebun binatang"

Ssing dan Mark mengeluh keras, papa mereka benar-benar mafia.


Is It Really Happy Family?Where stories live. Discover now