Seoul, November 2011
Gadis bersurai panjang kecoklatan itu meletakkan kepalanya malas pada meja kantin sekolah. Ia berkali-kali menghela napas, hingga sebuah bola basket mendarat pelan di kepalanya sontak membuatnya duduk tegak memicingkan matanya pada seorang lelaki yang tersenyum jahil memegang bola yang baru saja di gunakannya untuk memukul kepalanya.
"Menyebalkan!" gerutu gadis itu.
Lelaki itu memicingkan matanya, "Moodmu sedang tak baik, wae? Kau ada masalah?" tanya lelaki itu lembut mengambil tempat duduk tepat di hadapan gadis itu.
"Aku mendapat nilai 4 di ulangan Fisikaku. Agghhh! Aku benci Fisika. Besok aku harus mengikuti pelajaran malam tambahan!" gadis itu menekuk wajahnya cemberut.
Lelaki itu mengacak surai gadis itu, "Lee Halla, sudah ku bilang berapa kali. Kau harus bertanya sering-sering padaku, kau tahu aku pintar dalam berhitung."
Halla memberenggut kesal, "Ne Ne Ne! Tapi kau tahu sendiri, aku memang tak suka berhitung, Jeon Jungkook!" rajuknya, membuat Jungkook tertawa geli.
"Bagaimana bisa suka, kalau kau terus menghindarinya? Besok aku akan menemanimu sampai pelajaran tambahanmu selesai!" janji Jungkook.
Halla tersenyum kecil, "Kau janji kan oppa? Tapi omong-omong aku lapar."
Jungkook mendengus kesal, "Dasar gadis matre! kau selalu saja meminta dibelikan makanan,". Halla hanya tersenyum tanpa dosa membuat Jungkook menggeleng sambil tersenyum kecil.
__ Butterfly At The Last Gasp Chapter 10 "Flashback : Connected" __
Lelaki bermarga Jeon itu mengeratkan syal yang terlilit di leher gadis di hadapannya, "Cuaca semakin dingin, musim gugur akan berakhir sebentar lagi, kau bisa flu dengan jaket tipis ini. Bagaimana kalau kita beli jaket untukmu?" ujar Jungkook, namun Halla tiba-tiba saja menekuk wajahnya cemberut.
"Wae?" Jungkook mengerutkan keningnya bingung.
"Uang gajiku hampir habis, itu tak cukup untuk membeli jaket!" gumam Halla.
Jungkook menghela napas, "Sudah ku bilang, kau tak usah bekerja paruh waktu. Aku akan membiayaimu!" Jungkook berujar.
Halla menghela napas kasar, "Selalu saja seperti ini. Aku tahu kau anak orang kaya, tapi aku benci kau mengatakan hal itu berulang kali. Memang aku selalu memintamu untuk mentraktirku makan, tapi aku tak mau meminta lebih padamu. Sudah cukup aku menyusahkanmu dan Taehyung oppa!" Halla berucap dengan nada tak bersahabat.
Jungkook menggaruk tengkuknya merasa bersalah, "Aku salah bicara lagi," Halla beranjak pergi, dengan cepat Jungkook menahannya, "Sayang, kau marah? Mianhae, aku tak bermaksud menyinggungmu. Aku hanya khawatir padamu. Kau bekerja paruh waktu dan tinggal sendirian di apartemen itu, bagaimana bisa aku tak khawatir?" mohon Jungkook.
Halla lagi-lagi menghela napasnya tak menanggapi ucapan Jungkook.
"Halla-ah, jaebal! Jangan marah padaku, hmmm!" pinta Jungkook menggenggam jemari Halla.
"Sekali lagi kau mengucapkannya, aku tak akan memaafkanmu!" ancam Halla, Jungkook tersenyum senang lalu mengecup pipi Halla cepat membuat Halla terpekik kaget.
"Gomawo!"
Halla tersenyum malu menundukkan kepalanya, sedang Jungkook terkekeh pelan menatap gadis yang sangat ia cintai itu, hingga tanpa sadar seseorang memerhatikan mereka. Orang itu menyunggingkan senyum tipis memandang dua sosok yang saling berbagi kasih cukup jauh dari hadapannya.
.
.
.
"Oppa apa yang kau lihat?" gadis berkuncir itu menepuk pelan lelaki yang sudah menemaninya dua tahun terakhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly At The Last Gasp [JILID I] ✅
Fanfiction[COMPLETE - PRIVATE] Ini sebuah kesalahan hidup. Kupu-kupu yang tersesat dalam lingkaran setan, duri-duri yang menghimpit menghancurkan sayap lalu tinggal menunggu kematian. Cerita dimana kau tak mengetahui dimana musuh yang sebenarnya. Dramatis...