11 - END

2.7K 233 44
                                    

Ternyata, Kegelapan itu sudah menghitam bertahun-tahun lamanya

Higaki Aoi


Suara tembakan itu masih terus menerus ku dengar di telingaku. Membuat jantungku berdetak cepat karena merasa takut. Tapi dalam bayanganku aku tidak bisa melihat siapapun, hanya hitam .. gelap dan sunyi. Satu-satunya suara yang jelas ku dengar hanya suara tembakan. Sekali, dua kali, tiga kali dan ....

"RUI !!!!"

Aku terbangun dari tidurku. Aku melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa aku tidak di kamarku. Melihat begitu banyak peralatan rumah sakit, aku yakin aku berada di rumah sakit. Tapi mengapa ? Mengapa aku di sini ? Mengapa aku berada di rumah sakit ? Apa yang terjadi padaku ? Bukankah Rui membunuhku ?

Oh Tuhan tidak, Rui tidak membunuhku. Dia membunuh dirinya sendiri

Kepalaku terasa begitu sakit dan pusing ketika aku mengingat apa yang telah terjadi di sekolah. Mengingat jelas bahwa Rui telah membunuh semua orang di kelas. Mengingat bahwa janjinya padaku bahwa dia akan menyelamatkanku. Mengingat bahwa aku benar-benar menjadi satu yang tersisa dan hidup. Mengingat bahwa Rui telah menepati janji tersebut.

kenapa harus aku yang tersisa ? Kenapa tidak dia membunuhku saja ! Aku tidak akan bisa hidup tenang hanya dengan dia menyelamatkanku !

"AKU HARUS MATI JUGA !!!!" teriaku pada diriku sendiri. Aku mencoba bangun dan melepas selang infus di tanganku. Mengambil pisau buah yang tergeletak di meja dan melayangkannya pada diriku sendiri

Damn ! Aku harusnya sudah mati jika para perawat rumah sakit tidak menahanku dan mengambil pisau itu. Di tengah pemberontakanku dengan perawat, aku melihat seorang wanita tua berdiri di depan pintu. Perlahan-lahan dia melangkah masuk dan mendekatiku

"Jangan lakukan itu. Karena itu akan menjadi sia-sia. Rui menyelamatkanmu pasti ada alasan di balik semua itu" ucap wanita itu mengusap-usap rambutku

"Lepaskan dia. Biarkan aku bicara padanya" pinta wanita itu pada perawat yang masih menahanku. Perawat-perawat itu ragu awalnya, namun wanita itu meyakinkan bahwa aku akan baik-baik saja. Sekejap saja, para perawat melepaskanku dan meninggalkan kita berdua.

Wanita itu menyuruhku duduk di tempat tidur. Dia menemaniku. Dia mengatakan banyak hal yang tidak aku pahami. Tetapi aku tau ini semua tentang kejadian hari itu. Dia mengatakan bahwa di luar rumah sakit banyak wartawan yang menungguku, ingin meminta keterangan dariku. Juga polisi yang berjaga-jaga. Dia mengatakan bahwa aku sudah pingsan selama 2 hari. Dan dia menungguku.

"Boleh aku tau, kau siapa ?" Tanyaku bingung

"Aku adalah neneknya Rui" mendengar itu membuatku terkejut. Kenapa neneknya Rui ada di sini. Apa yang aku lakukan salah ?

"Kenapa ... nenek menemuiku ? Apa aku melakukan sebuah kesalahan ?" Tanyaku. Dia hanya tersenyum

"Tidak. Kau tidak salah"

"Lalu ...." aku hanya masih tidak mengerti

Kemudian Nenek Rui mengeluarkan sesuatu dari tas yang dibawanya. Lalu memberikannya padaku. Dengan hati-hati aku mengulurkan tanganku untuk menerimanya. Aku menatap apa yang dia berikan padaku. Ini sebuah surat.

"Apa ini ?"

"Sehari sebelum kejadian itu terjadi, Rui memintaku untuk menyimpan surat ini. Dia mengatakan bahwa akan ada sesuatu yang besar akan terjadi di sekolahnya. Dan dia juga mengatakan bahwa aku harus memberikan surat ini pada seseorang yang akan menjadi satu-satunya yang selamat" nenek menjelaskan

BLOODDonde viven las historias. Descúbrelo ahora